[NON BAKU]
Huang Renjun tidak pernah merasakan kehidupan berwarna selain hitam, putih, dan abu-abu. Sampai akhirnya Lee Jeno datang memporak-porandakan kehidupan tenang miliknya
Warning⚠️
BxB
Jangan salah lapak.
Walaupun udah selesai tapi tetep vote...
Malam harinya Renjun menyibukan dirinya dengan latihan tinju di belakang rumahnya. Ia tetap bertahan di tempat itu dengan keringat yang terus membasahi wajahnya dan tidak memperdulikan langit yang sudah mendung dan angin yang bertiup kencang pertanda hujan lebat akan segera mengguyur bumi.
Entah mengapa si mungil itu merasa kesal dan melampiaskannya dengan latihan tinju dengan menggebu-gebu.
"Ra.."
Kaget mendengar suara yang sangat ia hapal, Renjun memilih bertahan dan tetap memukul samsak tanpa menoleh sedikit pun ke sumber suara.
"Gue minta maaf buat kejadian tadi di sekolah. Gue gak ada maksud, Ra. Maafin gue."
Renjun memejamkan matanya sejenak. Sejak ia mendengar suara Jeno, fokusnya sudah hilang. Namun cowok itu tetap berusah cuek dan melanjutkan latihannya tanpa ingin membalas omongan si Lee.
Jeno yang melihat sikap tidak peduli Renjun memilih maju dan menangkap tangan Renjun yang hendak memukul samsak.
"Plis jangan kaya gini, Ra. Gue harus ngejelasin sesuatu."
Renjun terdiam. Ia memalingkan wajahnya dan bernapas dengan cepat karena ia sudah satu jam lebih latihan tanpa istirahat sedikit pun. Jeno kembali maju dan membuka sarung tinju yang menempel di tangan si mungil.
"Maaf kalo kehadiran gue ganggu lo. Gue juga udah ngira semuanya ini adalah lo. Tapi gue mohon, Ra. Perasaan gue muncul jauh sebelum ada kotak makan itu di meja gue."
Renjun menepis tangan Jeno dan berbalik agar berhadapan dengan cowok itu.
"Sekarang lo udah tau semuanya kan? Jadi lo gak usah deketin gue lagi karena gue gak suka sama lo!"
"Tapi kita masih bisa temenan kan, Ra?"
"Dari dulu gue juga gak mau temenan sama lo. Tapi lo sendiri yang sok care sama gue."
"Tapi gue emang care sama lo." balas Jeno cepat
Renjun tersenyum sinis, "Cukup tersanjung."
Jeno kembali maju dan menghapus jarak di antara mereka. Cowok berhidung mancung mengangkat tangannya dan mengusap keringan Renjun dengan tangannya sendiri.
"Sampe kapan pun, gue akan selalu care sama lo, Ra."
Renjun kembali menepis tangan Jeno bahkan ia mendorong tubuh tinggi itu dan segera pergi dari sana. Namun dengan sigap Jeno mengejarnya dan langsung membawa cowok mungil itu ke dalam pelukannya.
"Gue udah terlanjur sayang banget sama lo, Ra." bisiknya
Renjun diam. Entah mengapa cowok itu terdiam. Dan saat petir menyambar Jeno semakin mengeratkan pelukannya. Mereka berdiri di pinggir kolam renang dengan Jeno memeluknya erat namun tak sedikit pun Renjun membalas pelukan itu. Tangannya hanya diam kaku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.