Hari ini hari senin. Dan seperti biasa setiap hari senin SMA Wijaya melakukan rutinitas wajibnya yaitu ucapara bendera. Semua siswa berdiri di lapangan mengikuti upacara dengan hikmad dari awal sampai akhir.
Disaat semua temannya panas-panasan di lapangan, Renjun justru melarikan diri sejenak di belakang perpustakaan.
Merokok.
Yap. Tanpa pikir panjang cowok mungil itu kembali masuk ke dunianya. Kembali berkawan dengan rokok bahkan sesekali terlihat meminum beer yang sengaja ia sembunyikan di dalam lemarinya.
Mungkin menurutnya hanya rokoklah yang dapat menghilangkan penatnya. Entahlah namun cowok itu sangat menyukai aroma itu walaupun terkadang sering membuatnya merasakan sesak di dada.
Namun belum habis satu batang, seseorang menarik rokok yang sedang ia hisap membuat si mungil langsung berdiri dengan wajah yang sangat tidak bersahabat.
"Lo lagi lo lagi! Bisa gak sih lo gak ngeganggu kesenengan gue sebentar aja?!" Renjun berdiri dengan mata melotot menatap lawannya yang hanya berdiri santai dengan tatapan dingin.
"Rokok itu gak baik buat kesehatan. Lo tau kan ini bahaya buat paru-paru lo? Lo bisa mati kalo terus-terusan ngerokok."
"Kalaupun gue mati juga itu bukan urusan lo!" ujar Renjun membuat lawannya geram melihat kelakuan cowok mungil itu
"Jelaslah itu urusan gue karena gue peduli sama lo."
"Gue gak butuh peduli dari lo Lee Jeno!" Renjun mengangkat dagunya dan menatap Jeno dengan mata yang berapi-api pertanda jika cowok itu memang terganggu atas kehadiran si tampan Lee.
"Gue cuma minta lo berhenti ngerokok, Ra, itu gak baik. Lo bisa sakit kalo terus-terusan melarikan diri ke benda ini." nada bicara Jeno berubah halus, bahkan cowok itu hendak memegang bahu Renjun namun ia urungkan dengan memasukan kedua tangannya ke saku celana abu-abunya.
"Lo siapa berani ngatur-ngatur gue? Mending lo pergi deh gue udah muak sama lo." Renjun berkata tajam lalu memalingkan wajahnya ke sisi kanan.
Jeno terlihat menghela napas lalu cowok itu maju selangkah agar lebih dekat dengan Renjun namun cowok itu dengan cepat menepisnya.
"LEE JENO! HUANG RENJUN! IKUT SAYA KE RUANGAN!"
***
"Kalian ini, bukannya ikut ucapara ini malah bolos di belakang perpustakaan. Ngerokok lagi. Kamu kan pasti Renjun?" Bu Sunny menunjuk Renjun membuat cowok mungil itu memutar bola matanya malas.
"Bukan, Bu. Itu rokok saya. Tadi saya yang bawa rokok " Ucapan Jeno membuat Renjun menganga lalu menoleh
"JADI KAMU?!" suara melengking Bu Sunny membuat keduanya sedikit menjauhkan tubuhnya
"Iya Bu saya. Jadi kalau Ibu mau menghukum, ya hukum saya aja. Jangan Rajendra." Jeno menoleh ke samping membuat Renjun juga menoleh lalu menggeleng
"Tetap saja dia juga salah. Sudah bolos saat upacara." guru BK itu menatap Renjun dengan mata melotot membuat cowok mungil di depannya membalas dengan dingin.
"Lari keliling lapangan 10 kali untuk Jeno dan 5 kali untuk Renjun." ucap Bu Sunny final membuat Jeno mengangguk sedangkan Renjun langsung keluar tanpa memperdulikan teriakan Bu Sunny.
***
"Kalo lo mikir gue bakal ngucapin terima kasih karena lo udah nolongin gue berarti lo salah." ujar Renjun di sela larinya membuat cowok yang berlari di sampingnya menoleh
"Gue gak berharap itu." Jeno menjawab santai tanpa menoleh dan terus melanjutkan hukumannya.
Kini mereka berdua tengah berlari dilapangan basket karena hukuman yang di berikan oleh Bu Sunny. Tak sedikit siswa Wijaya yang menonton itu karena memang jam pelajaran belum di mulai. Bahkan yang berada di lantai atas pun ikut menyaksikan tak terkecuali Jaemin yang berdiri dengan mata yang tak lepas dari Jeno.
"Jen," Renjun berhenti berlari membuat Jeno ikut berhenti dan menoleh ke belakang
"Astaga, Ra." Cowok itu segera berlari lalu menghampiri Renjun dengan wajah yang sudah pucat pasi.
"Ra lo gak papa?" Jeno bertanya panik namun yang di tanyanya hanya diam sambil mengatur napasnya dan memegangi dadanya.
"Ra," Jeno semakin panik karena tidak mendapatkan respon apapun dari si mungil membuat cowok itu langsung mengangkat tubuhnya dan membawanya ke uks
Kejadian itu di saksikan oleh semua siswa Wijaya. Tak sedikit di antara mereka yang bersiul dan ada pula yang berbisik satu sama lain.
***
Kelas 12 C sangat heboh. Pasalnya setelah mengetahui penyebab Jeno dan Renjun di hukum semua siswanya langsung bergosip ria tak terkecuali Seungmin cs yang memang sangat terkenal musuh bebuyutan dengan Renjun.
"Gila gak sih siswa ngerokok di sekolah? Dia udah stress deh kayanya." Seungmin tertawa membuat teman-temannya ikut tertawa
"Heran ya itu anak masih ada aja di sekolah. Padahal kasusnya udah dimana-mana." Seungmin terlihat melirik meja Renjun yang kosong dengan tatapan sinis.
"Harusnya sih udah di D.O sejak lama." ujar Jihoon membuat yang lainnya mengangguk setuju.
"Berhenti ngomongin orang kalo hidup lo semua aja belum bener." ucapan santai Jeno membuat Seungmin menoleh ke belakang. Terlihat cowok itu sedang bermain ponsel walaupun keempat sobatnya sibuk bermain remi.
Setelah mengantarkan Renjun ke uks, cowok itu sempat menemaninya sebentar sebelum Lucas datang dan memeluk Renjun membuat cowok berhidung mancung itu mundur dan memilih kembali ke kelas.
"Belain terus aja yang salah. Udah jelas itu orang itu yang salah, lo sok sok an belain. Hukum emang udah kebalik ya." Seungmin berbicara dengan suara yang lumayan tinggi membuat teman-temannya memperhatikan cowok itu.
"Dan otak lo juga udah kebalik." ucapan Jeno membuat Seungmin membuka mulutnya lebar bahkan Hyunjin dan yang lainnya tertawa terbahak-bahak.
Sedangkan Jeno, cowok itu tetap fokus ke game di ponselnya tanpa memperdulikan ekspresi kaget Seungmin.
"Lo tuh kenapa belain dia terus sih? Dia tuh emang salah, Jen, bahkan hidup dia udah salah."
Omongan Seungmin kali ini membuat Jeno menghentikan aktivitas bermainnya bahkan cowok itu terlihat menutup aplikasi game dan beralih menatap Seungmin.
"Hidup seseorang itu bukan lo yang nentuin. Jadi lo jangan sembarang ngomong kalo hidup dia salah. Lo pikir aja deh sendiri, emang hidup lo udah bener?"
Usai mengucapkan itu, Jeno bangkit dari tempatnya dan berjalan santai ke luar meninggalkan kelas yang langsung hening.
***
Jangan lupa vote dan komen yorobun😍
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
Fiksi Penggemar[NON BAKU] Huang Renjun tidak pernah merasakan kehidupan berwarna selain hitam, putih, dan abu-abu. Sampai akhirnya Lee Jeno datang memporak-porandakan kehidupan tenang miliknya Warning⚠️ BxB Jangan salah lapak. Walaupun udah selesai tapi tetep vote...