Bagian 8. Cium?

3.8K 546 111
                                    

Kalo ada typo bilang aja ya🤗

***

Hari ini hari yang lumayan membahagiakan untuk kelas 12 C. Pasalnya Pak Baekhyun sang guru fisika yang terkenal dengan penggaris kayu dan aksi kejam memukul penggaris itu bagi siapapun siswa yang melanggar peraturannya mendadak tidak masuk karena kepentingan dinas di Bandung.

Kelas menjadi sangat ramai ketika mendengar bahwa guru killer itu tidak masuk untuk seminggu ke depan. Bak mendapatkan durian runtuh mereka sangat bergembira bahkan ada beberapa dari mereka yang naik ke atas meja.

"Guys guys dengerin dulu," Yangyang sang ketua kelas 12 C berteriak agar teman-temannya bisa diam dan mendengarkan sedikit lagi pengumunan yang harus ia sampaikan sebagai ketua kelas yang patuh pada amanat.

"Udah lah. Itu guru pan kagak masuk ye. Yaudah rejeki buat kita." ujar Guanlin

"Bukan gitu, Guan. Tapi disini Pak Baek ngasih tugas yang harus kita kerjain terus di kumpulin di meja dia sebelum bel istirahat." ucap Yangyang takut. Pasalnya dari tadi ia berdebat dengan Guanlin, salah satu pembuat onar di kelas yang terkenal musuh bebuyutan dengan Pak Baekhyun.

"Lah kan itu guru kagak masuk. Jadi dia kagak bakal tau kita ngerjain tugas apa kagak." ujar Hyunjin di pihak Guanlin.

"Betul." teriak teman sekelasnya yang lain.

"Tap—"

"Jadi lo tetep mau ngumpulin tugas hm?" Eric salah satu teman Guanlin bangkit dari posisi nyamannya dan maju ke depan manghampiri Yangyang yang sudah berdiri dengan kaki gemetar.

Sedangkan Jeno sedari tadi hanya duduk di atas meja melihat aksi sahabat-sahabatnya menolak untuk mengerjakan tugas.

Jeno bukan siswa alim, bukan. Ia sama seperti Guanlin dan yang lain. Namun ia masih bisa mematuhi peraturan sekolah. Dan mengerjakan tugas sebagai kejawibannya sebagai siswa yang baik.

"Jen,"

"Hah?" Cowok berhidung mancung itu mendongkak setelah mendengar terikan Guanlin di depan. Ia hanya menghela napas kasar lalu mengangkat bahu.

"Gue lagi males main. Kalian aja." ujar cowok itu lalu mengeluarkan ponsel dari celana abu-abunya dan mulai membuka aplikasi game.

Hyunjin maju ke depan menghampiri Guanlin dan Eric yang sudah mengunci Yangyang. Bisa kalian bayangkan wajah Yangyang sudah seperti apa di hampiri ketiga teman sekelasnya yang terkenal suka membully lawannya sampai kencing di celana.

Sedangkan Felix tetap di bangkunya yang tak jauh dari tempat duduk Jeno.

"Ka-kalian mau apa?" Tanya Yangyang dengan suara bergetar karena Hyunjin semakin menghapus jarak di antara mereka.

"Masih mau ngumpulin tugas hm?" tanya Hyunjin.

"Euh i--itu, Jin,"

"CUPU!"

Satu kata yang membuat gerakan tangan Hyunjin terhenti. Bahkan semua orang disana langsung menatap cowok yang mengucapkan kata itu secara bersamaan. Namun Renjun menanggapi tatapan itu dengan santai.

"Kalo kalian gak mau ngerjain tugas ya udah. Gak usah di kerjain. Ribet banget sih pake segala ngebully Yangyang." ujar Renjun dengan nada yang terdengar begitu santai. Tak ada rasa takut sedikit pun.

Hyunjin, Guanlin, dan Eric bahkan sedikit mundur sehingga Yangyang bisa bernapas dengan normal.

"Heh Huang! Lo gak usah ikut campur ya!" Seungmin yang sedari tadi diam ikut berdiri menatap ke arah Renjun.

"Orang mah kalo ngomong tuh ngaca ya. Lo di rumah gak punya kaca ya? Perlu gue beliin biar lo ngaca?" Renjun dengan tangan terlipat di dada menatap Seungmin namun tatapannya sangat santai tidak seperti Seungmin yang menatap Renjun dengan mata yang berapi-api

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang