Bagian 27. Khawatir

3.4K 456 59
                                    

Kalo ada yang typo bilang ya 🤗

***

"Jen, Jeno!"

Jeno yang sedang bermain game di ponselnya pun mendongkak setelah suara melengking bercampur terburu-buru memanggilnya dan terlihat Hyunjin berlari menghampirinya.

Sejak setengah jam yang lalu Hyunjin dan yang lainnya pergi ke kantin sedangkan Jeno memilih berdiam diri di kelas sambil bermain game, kebiasaannya.

"Kenapa sih?" cowok itu menatap Hyunjin yang terlihat mengatur napasnya. Pasalnya si pemuda Hwang itu berlari dari ruang guru di lantai satu sampai ke kelasnya di lantai tiga.

"Itu-itu," Hyunjin masih berbicara setengah-setengah antara dia cape atau masih tidak percaya atas apa yang lima menit lalu ia dengar pakai telinganya sendiri.

"Kenapa sih? Aneh banget lo." Jeno kembali membuka HP-nya dan melanjutkan permainan yang tadi sempat terhenti akibat panggilan sobatnya itu.

"Jen penting nih," Hyunjin merebut benda pipih berwarna hitam itu sehingga membuat si pemiliknya menatapnya horror.

"Hyunjin monyet balikin HP gue!" Jeno berdiri berusaha mengambil ponselnya namun cowok di depannya itu menyembunyikannya di belakang punggung.

"Hyunjin lo kenapa sih? Balikin nyet."

"Dengerin gue dulu."

"Ya udah apaan. Gak penting gue hajar ya lo." cowok dengan baju putih di keluarkan itu kembali duduk sedangkan Hyunjin masih mengatur napas dan menyimpan HP Jeno di atas meja.

"Renjun udah gak masuk seminggu kan?" cowok itu bertanya membuat Jeno mengalihkan pandangannya lalu mengambil ponselnya dan kembali membuka aplikasi game

"Jen,"

"Apa sih?"

"Lo marahan sama Renjun?" Hyunjin duduk di bangku depan Jeno. Sedangkan si tampan masih betah menatap layar ponselnya dari pada mendengarkan omongan Hyunjin tentang— ah Jeno sendiri enggan menyebut nama itu

"Jeno," Hyunjin kembali merebut HP itu

"Apa sih lo?! Balikin HP gue."

"Lo yang kenapa? Tumbenan banget sok gak peduli sama Renjun."

"Emang gue gak peduli." cowok itu memotong cepat membuat cowok di depannya terdiam untuk beberapa saat dengan mulut yang sedikit terbuka.

"Lebay lo. Sini HP gue." Jeno merebut HP-nya namun kali ini tidak ada penolakan dari si tampan.

"Jen," Hyunjin menatap Jeno yang kembali sibuk pada gamenya. "Gue tadi liat bokap nya Renjun keluar dari ruang kepala sekolah." Hyunjin berkata dengan tatapan serius. Namun sepertinya lawannya di depan sama sekali tidak tertarik dengan topik itu

"Jen mau tau kelanjutannya gak?" Hyunjin bertanya namun kali ini cowok tampan itu sambil memainkan pulpennya.

"Bukan urusan gue." Jeno yang masih sibuk dengan ponselnya sama sekali tak melirik Hyunjin yang sebenarnya sudah gatal atas sikap sok cuek sobatnya itu.

"Renjun gak akan ikut UAS." ucapan Hyunjin hanya mampu membuat Jeno meliriknya dua detik. Setelah itu ia kembali menatap layar di depannya

"Gak nanya kenapa, Jen?" lagi-lagi Hyunjin bertanya

"Udah gue bilang itu bukan urusan gue." Jeno menyahut dengan mata yang tak berpindah sama sekali dari layar ponselnya

"Katanya Renjun lagi ngejalani perawatan di Singapur. Seminggu ini dia gak masuk juga gara-gara dia di rawat di rumah sakit. Terus tiga hari yang lalu bokapnya mindahin dia ke Singapur." tutur Hyunjin membuat Jeno terdiam. Cowok itu bahkan terlihat meremas ponselnya.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang