Bagian 20. Insiden Kantin

3.1K 470 51
                                    

Byur

Seseorang menumpahkan air dari sebotol akua membuat semua orang di kantin menghentikan aktivitasnya dan beralih menatap meja pojok dengan dahi berkerut bahkan beberapa di antara mereka ada yang berbisik satu sama lain.

"Jungwoo apa-apaan sih kamu?" Lucas langsung berdiri mendekat sedangkan Renjun masih syok atas apa yang baru saja terjadi.

Cowok bernama Kim Jungwoo, seorang anggota klub vokal itu menatap Renjun dengan mata berapi-api lalu kembali menatap Lucas dengan dagu terangkat.

"Apa-apaan kamu bilang? Kamu gak sadar apa yang udah kamu lakuin ke aku?" Cowok itu berbicara dengan setengah berteriak sehingga membuat pengunjung kantin memperhatikan mereka bertiga.

"Gak gini caranya, Woo." Lucas ikut berteriak lalu cowok tinggi itu maju selangkah agar lebih dekat dengan Jungwoo.

"Terus aku harus gimana? Aku harus diem aja liat pacar aku berduaan sama cowok lain hah? Kamu punya otak gak Lucas?!" Kali ini Jungwoo berteriak. Pengunjung kantin semakin berbisik satu sama lain.

"Ikut aku," Lucas menarik tangan Jungwoo namun tak ada respon apapun dari si manis. Cowok itu malah menepis tangan Lucas dengan kasar.

"Pantes ya akhir-akhir ini kamu selalu menghindar. Kamu gak pernah mau setiap aku ajak jalan bahkan chat aku aja jarang kamu bales. Jadi ini alasan kamu?"

"Udah aku bilang aku sibuk, Jungwoo." Lucas menjawab dengan  nada lelah menghadapi kekasihnya yang memang sangat cemburuan itu.

"Sibuk selingkuh sama cowok murahan ini?"

"KIM JUNGWOO!"

"APA?!"

"Bener kan kamu selingkuh?" Cowok itu lagi-lagi berbicara dengan volume tinggi. Sedangkan Renjun yang melihat perdebatan di depannya itu memilih diam.

"Lo tuh murah banget sih jadi orang. Lo tau kan Lucas itu cowok gue? Tapi kenapa lo mau aja di ajak jalan sama dia? Ngomong jangan diem aja!" Jungwoo menguncangkan bahu Renjun membuat Lucas kembali mendekat lalu menarik tangan pacarnya.

"Cukup, Woo."

"Apa sih?! Kamu mau belain dia? Iya Luke?!"

"Kalo iya emang kenapa?!" cowok itu berteriak membuat Jungwoo terdiam lalu mendongkak. Ia menatap cowok tinggi di depannya itu dengan mata yang berkaca.

"Kita putus." Usai mengucapkan itu, cowok manis itu berlari meninggalkan kantin membuat seisi kantin menatapannya namun tak ada yang bersuara sedikit pun.

"Kejar, Cas." Renjun akhirnya bersuara membuat Lucas menoleh dan menghampirinya

"Lo gak pa-pa?" Lucas berjongkok lalu memegang tangan Renjun yang dingin. Baju, celana, dan rambutnya basah akibat guyuran air dari Jungwoo

"Lo kejar Jungwoo aja, Cas. Jelasin ke dia." Renjun berbicara pelan namun cowok itu tetap jongkok dan tak mendengarkan ucapan si mungil.

"Lo mau pulang atau ke uks? Gue anter ya?" Lagi-lagi Lucas justru mengkhawatirkan cowok di depannya itu ketimbang Jungwoo. Karena Lucas tau Jungwoo hanya merajuk dan besok juga cowok itu akan menghubunginya lagi meminta jemput.

"Ayo ke kelas."

Renjun maupun Lucas terdiam ketika Jeno menghampiri keduanya. Bahkan cowok berhidung mancung itu sudah memakaikan jaketnya di bahu Renjun membuat si mungil menoleh.

"Lo urusin cowok lo aja. Biar Rajendra gue yang ngurus." ucap Jeno dingin lalu menarik tangan Renjun membuat si mungil mau tak mau mengikutinya.

Lucas terdiam di tempat menatap punggung keduanya menjauh lalu menghilang di pintu keluar. Keadaan kantin sudah kembali normal namun tetap saja beberapa di antara mereka masih ada yang berbisik membuat Lucas mengepalkan tangannya lalu keluar dari sana.

***

"Mau ke uks, Ra?" Jeno berjongkok di depan Renjun. Keadaan kelas langsung hening ketika keduanya masuk bahkan Hyunjin dan yang lainnya langsung menghentikan bermain kartu dan berdiri tak jauh dari meja Renjun.

"Atau mau pulang? Gue anter ya?" lagi-lagi Jeno berbicara namun Renjun masih diam tak berniat membalas sedikit pun.

"Ra," Cowok itu kini memegang kedua tangan dingin Renjun membuat.

"Lo pergi aja." Renjun hendak melepaskan tangan Jeno namun cowok tampan itu menolaknya bahkan menggenggam lebih erat

"Baju lo basah banget. Muka lo juga pucet, pulang aja ya gue anter?"

"Jeno," Renjun melepaskan tangan cowok itu dan lagi-lagi usahanya gagal

"Ra, nanti lo sakit." ucapan lembut Jeno mampu membuat cowok mungil itu terdiam beberapa saat.

Tapi gue emang udah sakit, Jen. "Gue gak papa. Lo balik aja sama temen-temen lo."

"Lo lebih penting, Ra." lagi-lagi Jeno berbicara membuat Renjun terdiam lalu memalingkan wajahnya

"Gue anter ya?"

"Gue gak mau pulang." ujar Renjun akhirnya

"Ya udah ke uks,"

"Gak mau."

"Terus maunya apa?" ujar Jeno masih dengan nada yang sama, lembut.

"Ma—"

"Jeno di panggil Jaemin di depan." ujar Yeji membuat keduanya menoleh ke arah pintu dan terlihat Jaemin berdiri disana sambil memperhatikan sikap Jeno yang begitu manis kepada kakaknya.

"Na," cowok berhidung mancung itu berdiri namun masih diam di tempatnya sampai Jaemin pergi barulah Jeno terlihat berlari ke luar kelas.

"Jaemin," Jeno berhasil mencekal tangan mungil itu dan membuat si pemiliknya berhenti namun tidak menoleh

"Ada apa?" tanya Jeno lembut namun Jaemin masih betah diam dan memalingkan wajahnya

"Nana hei," Cowok itu memutar tubuh Jaemin agar berhadapn dengannya

"Aku minta maaf,"

"Minta maaf buat apa?" tanya pemuda Na itu cepat

"Kejadian di kantin?" Jaemin bertanya dengan mata yang tak lepas dari manik Jeno.

"Wajar, Jen,"

"Kamu cemburu?" tanya Jeno membuat Jaemin mendongkak

"Aku akan cemburu jika orang itu bukan Renjun. Bukan saudaraku."

Bohong.

Jelas Jaemin mengucapkan itu dengan bohong. Dari awal ia melihat Jeno memasangkan jaket ke tubuh Renjun, cowok itu sudah merasakan sesak di dadanya. Namun ia berusaha menahannya dan tetap tersenyum di hadapan kekasihnya itu.

Jeno tersenyum. Ingin sekali ia memeluk cowok di depannya ini. Namun ia masih tau batasan jika mereka masih berada di lingkungan sekolah jadi ia mengurungkan niatnya dengan mengganti mengusap pelan pipi Jaemin.

"Pulangnya aku jemput di kelas ya?" ucapan lembut Jeno membuat Jaemin tersenyum lalu mengangguk. Cowok itu ikut tersenyum lalu berbalik dan kembali ke kelas

















































-To be continued-

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang