Bagian 51. Antara Lelaki

2K 276 22
                                    

Jeno memarkirkan motornya di depan rumah mewah miliknya. Setelah membuka helmnya, si tampan Lee itu langsung turun dari motornya dan berjalan masuk ke dalam.

Namun tiba-tiba cowok berseram putih abu dengan di balut jaket denim itu berhenti ketika melihat mobil berwarna hitam terparkir di depan garasi. Jeno segera mempercepat langkahnya untuk masuk ke rumah.

"Eh Den Jeno sudah pulang?" Bi Ratna menyapa Jeno yang baru saja masuk. Wajah cowok itu ditekuk dan tak menampilkan senyum seperti biasa.

"Ada Mark, Bi?" Jeno bertanya membuat wanita berumur lima puluhan itu tersenyum lalu mengangguk.

"Iya Den. Tapi belum lama kok. Sekarang Den Mark ada di kamar Den Jeno."

Jeno mengangguk lalu langsung berjalan naik ke lantai dua. Jeno membuka pintu kamarnya dan menemukan Mark yang sedang asik bermain PS.

"Eh udah balik, Jen?" Mark bertanya dengan mata yang masih fokus ke layar di depan. Jeno menatap Mark lalu melempar bola basket yang ada di dekatnya membuat cowok berambut coklat menatapnya.

"Apa-apaan sih lo?" Mark menyimpan stik PS-nya dan beralih menatap Jeno yang masih berdiri di dekat pintu.

Jeno melepaskan tasnya dan membuka jaketnya lalu berjalan mendekat ke arah Mark.

"Lo yang apa-apaan?"

"Tunggu-tunggu," Mark berdiri dan mendekat. "Gue gak ngerti nih kenapa lo kaya marah banget sama gue."

"Lo kenapa gak bilang sih kalo lo itu punya cewek?" ujar Jeno membuat Mark kembali menatapnya. Dari mana Jeno bisa tau tentang Mina? Mungkin seperti itulah batin Mark berbicara.

"Lo harusnya bilang bang kalo lo udah punya cewek." ujar Jeno masih dengan nada yang sama.

"Lo tau dari mana, Jen?" tanya Mark akhirnya membuat Jeno berdecih.

"Kalo lo mau tau tadi cewek lo datang ke sekolah dan ketemu sama Jaemin. Dia nyuruh Jaemin buat jauhin lo. Sumpah itu tuh jijik banget tau gak, masih jaman ngancam-ngancam orang kayak gitu?" Jeno masih menatap Mark di depannya sedangkan Mark terdiam memikirkan omongan adiknya.

"Pengecut."

"Apa lo bilang?" Mark mendongkak dan menatap Jeno yang juga menatapnya.

"Pengecut." ujar Jeno mengulangi perkataannya.

"Atas dasar apa lo bilang gue pengecut?" Mark maju mendekat sedangkan Jeno tersenyum meremehkan.

"Brengsek."

"Lo bilang apa tadi?" Mark semakin mendekat ke arah Jeno.

"Lo itu pengecut dan brengsek." ujar Jeno tanpa takut. Padahal ia sedang berbicara dengan orang yang lebih tua darinya.

"Anak kecil gak usah sok tauan." ujar Mark.

"Anak kecil?" Jeno mengangkat sebelah alisnya. "Kalo gue anak kecil terus lo apa? Bocah?"

"Gue udah percayain lo ya buat jagain Jaemin. Tapi ternyata apa? Lo malah nyakitin dia. Punya otak gak lo, Bang?"

"Tunggu-tunggu," Mark menahan tubuh Jeno yang semakin mendekat. Wajah Jeno sudah memerah menahan emosi.

"Lo udah putus kan sama Jaemin? Terus kenapa lo kaya gini? Lo belum move on dari dia?" tanya Mark.

"Gue emang udah putus sama Jaemin. Tapi bukan berarti gue udah gak peduli sama dia. Sampai kapanpun gue bakal jagain dia, karena itu janji gue sama Tante Yuna." ujar Jeno masih menatap orang di depannya.

"Ngaca lo juga udah punya pacar." Mark tersenyum meremehkan.

"Gak usah urusin hidup gue Jen, lagian lo juga gak kenal sama cewek gue jadi gak usah ngomong macem-macem tentang dia." ujar Mark kali ini dengan nada serius. Cowok itu berjalan mundur untuk mengambil jaketnya.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang