•●•
Anna gadis bersurai coklat itu telah sampai di rumahnya bercat putih bermode clasic megah, ia membuka gerbang dan masuk kedalam, di garasi sudah terdapat 3 mobil mewah punya ayahnya dan kedua kakaknya.
dari pekarangan luar anna bahkan bisa melihat ayahnya yang sedang meminum kopi dan membaca koran di ruang tamu, anna melengkungkan bibirnya keatas.
"Sore yah Anna pulang!" Sapa Anna girang
ayahnya melirik sekilas, kemudian kembali menatap korannya "Hmmm.." jawab pria paruh bayah itu hanya bergumam.
Anna menggulung bibirnya, ia hendak melangkah masuk kedalam rumah namun teringat surat perijinan karantinannya dari sekolah, gadis itu tersenyum "Eemm yah Ayah ada waktu Anna mau ngomong sebentar boleh gak?"
ayahnya menutup koran kasar "Kamu tau ini waktu libur saya hah? gak liat saya lagi sibuk. Jangan ganggu saya sanah pergi! ganggu saja!" Bentak Ayahnya. Anna tersenyum masam menatap ayahnya dengan tatapan kecewa, ini bukan kali pertama dirinya di bentak seperti itu ini sudah seperti makanan sehari hari.
"Ayahh jadi gini Anna lagi ikut olimpiade fisika yahh.. terus dikasih surat ijin ini sama bu guru disuru tanda tangan orang tua katanya nanti Anna ngikut karantina olimpiade fisika ya selama 3 bulanan boleh gak yah" Tanya Anna pada ayahnya yang masih tetap fokus membaca.
anna sama sekali tidak beranjak, gadis itu termenung karena tidak ada jawaban seolah dia berbicara sendiri setelah cukup lama dia menunggu pria paruh bayah itu akhirnya mendongak mengangkat cangkir kopinya lalu meminumnya kemudian berucap
"ikut atu gak kamu saya gak peduli!"
Anna tertegun, gadis itu menarik nafasnya pelan kembali tersenyum "yaudah yah kalau gitu ayah langsung tanda tangan disini ya!" bujuk Anna sambil memberikan surat tersebut pada Ayahnya.
"untuk apa saya tanda tangan! memangnya apa untungnya buat saya sanahhh pergi" Bentak ayah Anna sambil melirik sinis surat ditangan anak kandungnya itu. Anna tercekat gadis itu pantang menyerah kembali mencari cela "Kan tadi kata ayah gak suka liat mukanya Anna kan kalo dirumah? yaudah jadi ayah tanda tangan gih lumayan Ayah gak bakal liat muka Anna selama 3 bulan!" Tawar Anna sambil menaik turunkan alisnya tersenyum pahit.
Ayahnya mendengus dengan kasar membanting korannya kemeja, kemudian merebut surat dan pena dari tangan Anna dengan kasar dan segera menandatanganinya.
ayah anna membuang surat dan pena Anna kelantai, "bersyukur saya tidak melihat kamu sama sekali dirumah 3 bulan kedepan! saya sudah muak sekali liat wajahmu! kembali kekamarmu jangan pernah keluar kalo tidak dipanggil!" usir ayah Anna dengan suara keras tak bisa dibantah.
Anna tampak mengangguk paham, setelah memungut suratnya dia bangkit berdiri "iya yahdah Anna pamit ke atas dulu yah..!" seru Anna berjalan menuju kedalam kamarnya yang berada di lantai dua kamar paling pojok dan tersembunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Black Rose [COMPLETED]
Teen Fiction(19/9/2017) DALAM TAHAP REVISI #2 Teenfication