•●•
Seperti perkataannya beberapa waktu yang lalu, setelah Pulang sekolah Tifanny langsung mengunjungi Borber Caffe tempat berkerjanya yang dulu sempat ia ambil cuti.Gadis dengan seragam putih abu abu dilapisi cardigan merah maron dan juga celemek khusus para pegawai caffe, mengerjakan seluruh perkerjaan dengan santai, tak ada sembrutan wajah lelah yang ditunjukan olehnya hanya senyuman manis yang terpampang dari tadi.
Tifanny mengepel lantai pantry, helaian demi helaian anak rambut Tifanny terlepas dari ikatan kucir kudanya.
Ia baru saja membersihkan meja, menyuci semua gelas kotor, membersihkan pantry dan yang terakhir dia mengepel.
Kak Tari sang Manager caffe yang muncul dari belakang, menyembulkan kepalanya sedikit dari balik jendela kaca besar.
"Tif?! Tifa!!, ada rachell, sama Anna didepan tuh!! Kamu istirahat aja tar biar kak Erna yang selesein!!" Ucap Tari sembari tersenyum hangat.
Tifanny menoleh kaget!, bukan kaget karena keberadaan kak Tari yang muncul tiba tiba melainkan keberadaan para Laknaturah ditempat kerjanya.
"Rachell sama Anna kesini?!" Ulang tifanny sedikit ragu, kak Tari mengangguk mengambil alih Tongkat kain pel dari tangannya
"Mereka udah nungguin kamu didepan!!"
Tifanny mengangguk,keluar dari dalam pantry dengan kerutan kerutan yang terlihat pada wajahnya.
Mereka berkumpul lengkap disini, minus Ara dan joshua sedangkan kedua sahabatnya datang bersama pasangannya masing masing! disitu juga ada lutfi menikmati Americano pesanannya, menopang dagu dan menampilkan cengirannya.
"Ngapain datang kesini ganggu gue aja!!" Dengus Tifanny panjang, mencopol ulang rambutnya mengambil tempat duduk tepat disamping lutfi.
"cuman main Tif!!" Timpal Rachell berdecak sinis.
"Suka suka eneng Nuri deh!!" Ketus Tifanny sengaja menyindir sahabatnya dengan panggilan burung Nuri yang dinamai pak man karena warna rambutnya.
Rachell menatap tajam sahabatnya, hendak menlayangkan satu pukulan namun diurungkannya lalu berakhir gadis berambut ombre purpel pink itu mendengus saat menatap keadaan sekitar yang ramai.
"Ara sama joshua gak kalian suruh ikut gabung?" Tanya Tifanny mengalihkan perhatian menatap vanno.
"Gak tahu tu anak gak jelas yang gue tahu dia lagi broken heart deh!, tapi dari tadi dalam kelas dia kek anak sinting main senyam senyum mulu" timpal vanno pada tifanny.
"Kalau ara sih tadi langsung ngilang keluar kelas pas bell bunyi! Gue telpon kagak diangkat" Ujar Anna menyelipkan helaian rambutnya kebelakang telinga,
Tifanny mengangguk samar.
"Gue udah nge-chat joshua buat datang!! Dia bilang sih udah sampai tapi gak tahu dimana" Ucap Ryan mendongak dari hpnya celingak celinguk melihat kesekeliling dalam caffe yang hampir dipenuhi oleh para anak remaja dan pemuda pemudi yang datang hanya sekedar nongkrong.
"Holla gaes!!" Sapaan seseorang mengalihkan tatapan Mereka kesamping meja.
Raut wajah Rachell langsung berkerut kebingungan tak mengerti saat melihat Ara dan Joshua datang bersama sama.
"Lo kok kalian bisa bareng??" Tanya Tifanny dengan mata yang memincing curiga.
Wajah Ara tenang tenang tentram sama seperti hari hari biasanya, Datar dan santai, gadis itu menyampirkan tasnya lalu duduk diikuti dengan joshua yang tersenyum lebar duduk berdekatan dengan Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Black Rose [COMPLETED]
Teen Fiction(19/9/2017) DALAM TAHAP REVISI #2 Teenfication