THE BLACK ROSE - 23

7.6K 351 2
                                    

•●•

Setelah perbincangan tadi,Ara memasuki kamarnya dan mengunci pintunya dari dalam tak berencana untuk keluar kamarnya.

"Yang kau lakukan tadi itu sangat kejam padanya!" Sinis Delon ayah Ara, pada istrinya Ika.

"Siapa aku?? Kejam pada putri bungsu mu itu?? Hahaha Astaga delon delon otak udang mu itu memang ya dari dulu!!  percuma saja kau lulusan Havard tetapi berbicara saja bisa selinglung dan sebodoh ini!! Bukannya kau juga bertindak kejam padanya?? Jangan salahkan aku saja salahkan dirimu juga!! Apa kau tak merenungi perkataan mu tadi tentang warisan itu?? Kita sama jadi jangan menyalahkan ku atas apa yang kuucapkan dihadapan gadis bodoh tadi karena apa yang kuucapkan juga sama seperti apa yang kau ucapkan!!" Pekik Ika istrinya terang terangan.

"Kau memukulnya!! Apa kau tidak Sadar Hah!! Bisa kah kau tidak memukulnya kau selalu saja memukulnya hingga wajahnya dan badannya berdarah?? Apakah kau tidak melihat itu?? Dia kesakitan !! Dimana jiwa keibuan mu HAH kau bahkan tak cocok disebut seorang ibu??" Teriak Delon marah.

"Aku memang melukai fisiknya tetapi kau melukai batin anak itu!! Jangan pernah salahkan aku jika psikologi anak bodoh itu terganggu salahkan dirimu yang selalu berkata kata tajam padanya!! Kau mengerti? Ahh bukannya kau juga mengingikan harta itu?? Kau juga mau kan jadi jangan sungkan gadis bodoh itu akan memberikan warisanya pada kita berdua jadi kita bisa membaginya sama rata!! Dan satu lagi kau juga tak cocok dipanggil sebagai seorang Ayah!" Ungkap Ibunya tanpa malu berjalan kembali ke sofa bersandar pada dada selingkuhannya dan mulai melakukan aksi bercumbunya.

Sementara Delon Ayah Ara memilih berjalan kearah dapur mengambil minuman keras yang tadi dibelinya dan meneguknya sampai habis lalu membanting gelasnya hingga pecah.

Di dalam kamar, Ara sedang duduk di balik pintu kamarnya dengan tatapan kosong dia mendengar semua pembicaraan Ayah dan ibunya dengan jelas. Ara gadis itu terkekeh garing air matanya meluncur begitu saja..

"Tuhan Berikan aku satu kesempatan untuk mendapatkan keluarga yang menyayangiku dan aku tidak akan pernah menyianyiakan kesempatan itu kumohon sekali saja aku juga ingin merasakan bagaimana aku disayang oleh kedua orang tua seperti mereka diluar sana!" Lirih Ara terisak kecil.

***

Tifanny gadis itu sekarang sedang duduk bersama dengan Anna di sebuah Cafe. Mereka terlalu sibuk dengan pikiran mereka masing masing hingga mereka berdua bahkan tak mengobrol, memandang satu sama lain pun tidak!. Entah apa yang sedang dipikirkan dua gadis itu sampai suasana cafe yang terlampau cukup ramai pun tak dihiraukan lagi oleh mereka berdua.

"Oyy..!!" Ini bukan suara Tifanny
"Wooii..!!" Ini juga bukan suara Anna
"Ahh elaahh WOII!!" Ini suara Vanno yang langsung berteriak diujung kalimatnya, hingga Tifa dan Anna terlonjak kaget akibat terlalu serius dengan pikiran mereka masing masing menatab tajam membunuh kearah Vano dan kedua sahabat dibelakangnya siapa lagi kalau bukan Lutfi dan joshua, kalo Ryan sedang mengantar Rachell pulang.

"Apa sih??" Tanya Anna sinis.
"Ahh elah gitu aja langsung gue disinisin!!" Cibir vanno kecil.
"Gue denger ya vann!!" Ujar Anna datar meminum Americano miliknya.

"Lo bertiga mau apa hah??" Tanya Tifa menatab tiga pria dihadapannya jengah.
"Kita mau gabung boleh soalnya tempatnya gak ada yang kosong !!" Jelas Lutfi, Tifanny hanya mendengus malas sambil menatab kesekeliling cafe.
"Yaudah lo semua boleh duduk tapi ingat jangan berisik ganggu aja dasar Anak Tuyul!" Omel Tifa memalingkan wajahnya ke arah luar. Dan Anna lebih memilih menutub matanya bersandar pada kaca jendela.

The Black Rose [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang