THE BLACK ROSE - 55

6.2K 331 9
                                    

•●•


Ara duduk termengu kaku didalam mobil yang hanya berisi keheningan, dia diam membisu menatap keluar jendela, gadis itu memang terlihat sedang sibuk memandangi keramaian luar tetapi dari pandangan mata gadis itu hanya berisi tatapan kosong.

"Mau sampai kapan kamu disitu hah!!? Cepat keluar, lakukan seperti yang kusuruh dan jangan membantah!!" Sentak Delon Ayahnya, ara menoleh menelan salivanya pelan.

Dengan gerakan lambat gadis berambut pirang itu keluar dari dalam mobil, sekuat tenaga Ara mengigit bibir bawahnya menahan Amarah, kekesalan, kesedihan yang datang secara bersamaan, dia tidak suka dipandang lemah oleh orang lain.

"Jadilah Anak yang manis kau mengerti!!" Perintah Delon lagi, gadis itu mengangguk terpaksa ingin rasanya Ara menangis saat ini juga dengan langkah kaku mengikuti arah  kaki ayahnya yang sudah terlebih dahulu masuk kedalam restorant Bintang Lima tempat pertemuan perjodohan biadap ini.

Sesampainya didalam, Ara hanya bisa mencengkram erat dress putih bermotif bunga yang dia kenakan  saat mereka sudah sampai dimeja yang ternyata sudah dipesan.

mungkin ini  merupakan akhir dari segalanya batin Ara.

beberapa orang dimeja sudah berdiri sembari tersenyum menyapa Ayahnya bersalaman sebagaimana seorang pebisnis ikut duduk tepat disamping kursi yang Ayahnya duduki,

"ingat kau harus banyak banyak tersenyum jangan membuat wajah menyeramkan seperti itu!!" Geram delon berucap pelan.

Dengan mata berkaca kaca, Ara berusaha mengulas senyuman menyakitkannya, menatap kedepan balik menyapa setiap orang yang ada pada meja tersebut sesuai dengan ucapan ayahnya dia harus bersikap 'Ramah'

"Apa ini anakmu Delon??" Suara Barithon itu menyita perhatiaan Ara untuk memandang kedepan.

"Tentu saja Harry!!" Delon Ayahnya tersenyum berwibawa mempromosikan Ara layaknya barang murahan, dalam hati Ara berdecih sinis.

"Dia memang sangat cantik dengan rambut pirangnya..!" Puji wanita Tua yang duduk berada disamping pria bernama Harry tersebut.

Ara menekuk wajahnya.

"Silahkan duduklah!!, Anak, cucu dan menantuku masih berada dalam perjalanan kemari mungkin sebentar lagi mereka akan- Ahhh itu mereka sudah sampai!!" Ujar Harry pria Tua yang mungkin diperkirakan Ara  berumur tujuh pulan tahun.

"Halo Tuan Pradipto!!, apa kabar" delon bangkit berdiri menyalami seseorang yang baru saja tiba.

"Tentu saja saya baik, apa lagi setelah ini!!" Kedua pria paruh bayah itu tertwa bersama sama layaknya sudah lama kenal.

Ara terdiam ditempatnya, dengan wajah menunduk jantungnya bergedup tak teratur, perasaanya makin gelisah.

"Halo Claraisa!!" Sapa suara barithon tersebut dengan lantang, Mau tak mau Ara harus mendongakan kepalanya.

Ara mencoba mengulas senyuman, namun tatapannya langsung berhenti tepat pada belakang pria paruh bayah tersebut. Senyuman ara luntur tergantikan dengan ekspresi yang tak dapat dimengertinya.

"Ara ayo sapa Tuan wijaya!, dia teman Ayah!, dan ini Joshua Calon Tunangan mu!"

Ara tertegun gadis itu tercekat hebat, kepalanya seketika dilanda pusing seperti tersiram Air es.

***

Tifanny, Anna dan juga Fanya lagi nongki nongki cantik ditaman belakang rumah ditemani empat toples cemilan yang hanya dikushuskan untuk Tifanny dan Fanya saja, cemilan ditoples itu tidak doperbolehkan disentuh sedikitpin oleh Anna.

The Black Rose [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang