THE BLACK ROSE - 46

5.9K 367 9
                                    

•●•


gadis dengan surai coklat panjang yang dikucir kuda, berjalan menyusuri perkomplekan rumah elit dengan langkah kaki yang lambat. Anna menaruh kedua tangannya dalam saku Hodie berwarnah merah maron punya ara yang tadi dia ambil tanpa sepengatuhuan dari si pemilik.

Dia yakin besok dia akan langsung kena, ceramah rohani dan juga dipatahkan pergelangan tangannya dari Ara, karena telah mencuri barangnya se enak bokong.  Membayangkan mulut Ara yang terus mengoceh tanpa henti padanya saja sudah bikin Anna muak terlebih dahulu,

Hari sudah semakin sore, bulan menguasai senja,Kegelapan mulai meluputi hari yang sudah mulai menggelap. Dia seharian berada di Rumah sakit untuk melakukan pengecekan kesehatan fungsional ginjal, tekanan darah agar selalu normal dan juga pemeriksaan psikologi dan melakukan test kesehatan sebelum operasi prosedur pendonoran ginjal terjamin dengan baik.

Anna tidak tahu kalau prosedurnya sangat begitu ketat untuk melakukan pendonoran ginjal pada kakaknya sendiri, untuk beberapa tahapan prosedur Anna sudah lolos,

tinggal besok adalah hari terakhir pengecekan kesehatan ginjalnya lagi, ini cukup melelahkan tetapi dia tetap berusaha!, tekadnya sudah bulat tidak bisa dirubah lagi, Anna tidak peduli dengan semua akibat resiko setelah habis operasi pendonoran yang tadi diberitahukan oleh sang dokter dengan terinci, dia hanya peduli akan kesehatan kakaknya dan perasaan keluarganya itu saja tidak ada yang lain inilah Anna gadis yang sangat keras kepala.

Besok dia tetap harus kembali kerumah sakit, untuk kembali melakukan pengecekan ginjal dan tekanan darahnya secara rutin, anna sudah menyiapkan mental dan fisiknya secara baik luar maupun dalam.

Untuk sesaat anna menarik nafasnya pelan, kakinya kembali melangkah tinggal satu block lagi sampai ke rumah Tifanny.

Selama perjalanan hanya di isi dengan semilir angin sore yang berhembus sedikit kencang, langit sudah mendung pertanda sedikit lagi mungkin akan turun hujan.

Anna mengedarkan pandangannya lurus kedepan, langkah kakinya langsung berhenti tiba tiba, didepan sana sudah berdiri Vanno menatap anna tanpa berkata apa apa cowok itu diam ditempat. sesaat berikutnya Anna baru ingat ternyata dia lupa untuk mengabarkan Vanno dimana letaknya tadi,

Gadis itu menggaruk tengkuknya salah tingkah, makin mendekat kearah vanno dengan dia sedikit berlari, rambut Anna yang terikat terhempas sesuai langkah kakinya yang berlari menuju sanga pacar.

ketika sudah sampai tepat dihadapan vanno cowok itu tak mengeluarkan reaksi apa apa selain diam menatap anna dengan tatapan yang sulit diartikan, Anna tersenyum lebar mengurangi rasa gugupnya.

"dari mana?" Akhirnya vanno yang berbicara terlebih dahulu. "Rahasia!" Anna tersenyum jahil menatap vanno yang terlihat diantara semakin kesal atau marah.

"Anna please lo bisa kan bikin gue gak cemas hah?!" Suara vanno terdengar menggerutu sambil menarik tangan gadisnya mendekat megandeng tangan Anna dengan lembut, mengusap kepala anna penuh rasa khawatir yang tadi sempat terbendung.

"Hehehehe maaf tong! Maaf" Anna hanya bisa memgeluarkan senyuman lebarnya. Anna akui memang salah, tapi jika saja keadaanya terbalik mungkin dia akan berbalik mengumpat vanno yang menjagainya 24 jam.

"Kenapa telpon gue gak diangkat?!, chat gue gak dibalas Anna!!, gue cariin lo muter sekolah 3 kali kayak mau balapan motor jipi tau gak" anna ingin menggerutu mendengar pernyataan vanno, tapi saat nada suara vanno melembut dia jadi tidak tega kalau kasarin

Kan gak lucu kalau pacaran baru 2 hari udah langsung dikasarin sama pacar baru jadian.

"Maaf Vanno sayang!!" Suara anna terdengar lembut senyuman geli bahkan tak hilang dari wajah cantiknya. Tadi Vanno diam dia masih marah, tapi saat anna memanggilnya sayang rasa marahnya langsung hilang seketika digantikan dengan perasaan hangat dari dalam hatinya.

The Black Rose [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang