•●•
Rachell dan Tifa sekarang sedang fokus mengerjakan Soal yang diberikan oleh bu betty pada Tim mereka. Soal ini terlihat begitu menyulitkan sampai membuat wajah Rachell berubah keruh, gadis itu tadi tidak terlalu memperhatikan penjelasan bu betty dan juga pak liam dipapan. Dia masih terlalu fokus sendiri dengan pikirannya dan akibatnya begini sudah.
Dia tidak tahu mengerjakan beberapa soal Test ini, Rachell terus saja bergerak gelisah bukannya apa soalnya bu betty sering membanggakan banggakan dirinya di depan umum dan juga disekolah karena nilai Test Rachell yang terlampau tinggi dan jika kali ini Nilai hasil Testnya menurun, bukannya itu akan jadi sangat mengecewakan?.
Rachell meringis dalam hati, dia juga menarik napas kasar dia harus berjuang!!,
Saat ingin bergeser duduknya,rachell dia tak semgaja menyenggol tanggan tifanny yang langsung meringis kesakitan reflek memenggangi pergelangan tangannya.
"Tangan lo kenapa? Sakit?" Tanya Rachell memecingkan matanya curiga. Tifanny dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Gak!" Ucapnya pendek. Rachell angguk angguk. Lutfi dan Ryan menatab kedua gadis itu secara bergantian.
Tapi lutfi terlihat sungguh sangat fokus dengan pergelangan tangan Tifa dia tahu pasti masih perih karena itu luka baru.
Rachell dengan sengaja menyenggol tangan Tifanny lagi gadis itu kembali meringis, rachell curiga, dengan susah paya tangan kiri Rachell yang tak terluka memeggang pergelangan tangan Tifanny.
Dan dugaannya benar, Tifanny menyembunyikan sesuatu darinya.
"Ini apa?" Tanya Rachell saat melihat kain kasa putih melekat pada pergelangan tangannya yang ditutupi jecket, gadis itu khawatir dia mengubah posisi duduknya.
"Gak apa apa chell udah diobatin kok!" Tifa tersenyum. "Jangan bilang kalau-" ucapan Rachell terpotong sebentar."kalau dia udah pulang?" Tanya Rachell terlihat sedikit panik,
Tifa menganggukan kepalanya masih tersenyum menenangkan. Kenapa disaat saat seperti ini gadis itu masih saja terlihat tenang sementara wanita gila itu sudah kembali lepas, Rachell terbelak. Matanya melotot,
"Gimana bisa?? Jangan pernah keluar Rumah sehabis pulang karantina, suru buat pak supir antar jemput, jangan keliaran malam-malam, lo gak boleh keluar Rumah apa pun itu alasannya, ahh kalo perlu gue bakal Telepon Nenek lo biar tambah bodygard nya-!!" Oceh Rachell menjadi panik sendiri.
Ryan dan lutfi langsung menatab bingung kedua gadis tersebut, terutama Lutfi seakan dia tahu arah pembicaraan Rachell dan Tifanny pasti itu menyangkut kejadian tadi malam. Dia hanya mengamati dalam diam.
"Rachell, kampret pelanin suara lo!!" Tegur Tifanny sambil melihat kearah sekitar, untung bu betty dan pak liam terlalu sibuk dengan perbincangannya sampai tak sadar kalau Rachell sedang mencak mencak tak jelas. "Ta-" ucapan rachell terpotong lagi.
"Iya gue tau bentar aja!! Kita kerja tugas ini dulu Baru lanjutin cerita gue kasih tahu gimana sampai kek gini!" Bujuk Tifanny akhirnya.
"Ahh.. gak ah lo ma biasa kibullin gue- gak percaya gue, cerita sekarang!"
"Rachell!" Suara Tifanny merendah, gadis itu melirik tajam kearah rachell.
"Bener lo cerita?"
"Iyah ahh lu mah ngebacot mulu anying!! Diam napa!!" Tifa jadi kesel sendiri. Gimana tidak rachell gadis itu terus saja nyerocos, sampai semua rumus yang sudah dihafal tifanny menjadi hilang, gadis itu jadi lupa akan rumus yang akan ditulisnya pada lembar jawaban test."Iyaahh..awas lo gak cerita Tif, gue cincang lo idup idup!" Rachell mendengus kesal, kembali mengerjakan soalnya dengan perasaan jengkel.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
The Black Rose [COMPLETED]
Fiksi Remaja(19/9/2017) DALAM TAHAP REVISI #2 Teenfication