THE BLACK ROSE - 50

6K 354 6
                                    

•●•


Anna tersenyum senang karena hari ini dia sudah diijinkan untuk bisa pulang, walau dia harus menunggu sekitar tiga hari lagi tapi tidak apa untuknya!.

Dengan pakian casual terusan sampai lutut dibalut dengan jacket boombernya anna keluar dari dalam ruangan inap yang sudah dia tinggali hampir sepekan itu.

Papo upik menggandeng tangan Anna diikuti beberapa pengawal preman lainnya seperti samsuri dan juga bagas yang berjalan dari belakangnya.

Anna sedikit kesusahan saat berjalan, tubuhnya seperti tidak ada tenaga sekarang dan perutnya masih nyeri.

"Mau saya ambilin kursi roda aja ya boss kasian sama Nona bossnya?" Tawar bagas melihat Anna yang sepertinya kesulitan berjalan. Papo upik berbalik mengangguk setuju, bagas langsung bergegas mengambil kursi roda.

"Aahh.. astaga papo lupa!!, suri kamu jagain anna sebentar saya mau ke ruangan dokter menanyakan resep obatnya dulu!" Pria paru bayah itu baru mengingatnya kalau tadi sang suster meminta untuk mengambil resep papo memukul dahinya langsung pergi begitu saja berjalan cepat kearah ruangan dokter.

"Nona boss!!, dari pada kita berdiri mending kita duduk aja kasian saya sama nona"

"Ho'oh capek juga gue sur cuman berdiri aja!"  ajakan samsuri diangguki cepat oleh Anna yang merasa kakinya seperti jeli. Samsuri membantu Anna berjalan lalu duduk pada kursi tunggu.

"Nona boss butuh sesuatu kagak?! Mau minum kek!, makan atau apa gitu biar suri beliin?" Tawar samsuri.

"Gak ada sur!" Samsuri mengangguk sambil mengeluarkan Hpnya lalu diutak atik.

"Siapa yang jagain pasar?" Tanya Anna bersandar pada tembok. "Yang jagain pasar mas puri sama bang ojak!" jawab Samsuri. "Yurannya masih jalan kan?"

"Yailah nona boss masih jalan!" Sahut samsuri lagi. Mata Anna menatap kesegalah Arah, anna menghembuskan nafas pelan pikirannya berkecamuk terus pasalnya dia sudah tidak mengabarkan keadaannya selama seminggu, pasti dia akan langsung kena cincang!, astaga apalagi vanno anna sudah merindukan Raja gosip berwajah tengil itu.

"Sursur!! Gue ke toilet dulu tungguin gue disini aja gue cepetan gak lama!!" ujar Anna bangkit berdiri.

"Saya antarin ya Nona boss?"

"Aahh elah sur, toiletnya disitu doang nohh.. nohh di tikungan tembok yan onoh gue kesana cepetan aja!" Anna berucap dengan jengah.

"Kalau ada apa apa langsung teriak aja tar saya langsung lari nyusulin ya nona boss!!"

"Okee cakep!, tungguin gue sur awas lo!!"

Anna berjalan dengan langkah kaki kecil, saat dia akan berbelok kakinya langsung berhenti melangkah didepannya Kakaknya Nathan sedang mendorong kursi roda Nana dengan infus tertancap pada tangannya.

Mereka sama sama berhenti memperhatikan satu sama lain, Nathan menatap intens adiknya, sementara Nana yang biasanya melemparkan tatapan tajamnya berubah sedikit redup menatap anna dengan pandangan yang sangat berbeda 180 derajat dri biasanya.

"Kak Nana udah disini hampir seminggu lebih kenapa lo baru datang?!" Suara tajam nathan terdengar. Anna terdiam mulutnya sangat kaku ingin sekali rasanya Anna menghentikan waktu berjalan lalu memeluk kakaknya yang ternyata sudah siuman, tapi dia tahu itu mustahil sekarang.

Nana mendongak menatap lurus manik mata Anna.

"Gue datang ngejengukin siapa-? Hahaha astaga Maksudnya??!" Anna sedikit tertawa mengejek mendengar pertanyaan Nathan.

"Lo udah berubah ya Naa.. jadi selama ini pikiran gue tentang lo sebagai adik gue itu salah dong!, dimana jiwa kekeluargaan lo, kakak lo barusan habis transplatasi ginjal dan lo sebagai salah satu keluarga gak ada!" Bentak Nathan keras. Anna kaget beringsut mundur deru nafasnya tenang, gadis itu tersenyum sinis.

The Black Rose [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang