•●•
Anna gadis itu terlihat meneggang, ada satu dan dua hal yang membuat wajah gadis itu datar tak bersuara, begitu pula dengan Vanno.
Kedua orang itu duduk tegak sambil menunduk merapalkan berbagai macam doa. Berbeda dengan Joshua dan juga Ara.
Ara gadis itu merasa akhir akhir ini joshua sering menatapnya secara terang terangan membuat gadis itu terkadang bergedik ngeri sendiri.
Dari ujung sana terlihat, bu zahra dan juga pak man datang sambil tersenyum Devil. Lebih tepatnya hanya pak man, sementara bu Zahra wanita itu tersenyum manis.
"Yaa!! Jadi bapak dan ibu umumkan nilai siapa di Test kali ini yang naik!!" Suara pak Man mengisi keheningannya ruangan belajar tersebut. Anna gadis itu terlihat menekuk wajahnya lagi, sementara vanno jangan ditanya pria menatab pak Man intens seperti tak ingin melewatkan kesempatan sedetik pun untuk mendengar tentang hasil nilai Test mereka.
"Anna 95, Tifanny 91, Vanno 92, joshua 91"
"WOOUUUU YESSS...!!" anna gadis itu berteriak gembira menerima lembaran nilainya dengan semangat. Senyuman manis bahkan tak luntur dari wajah cantiknya itu.
Vanno pria itu mendengus kesal, untuk kedua kalinya lagi dia kalah dengan nilai milik anna. Dia dan Anna sedang lakukan taruhan nilai siapa yang paling tinggi harus mengabulkan 3 permintaan yang menang.
Dan dia kalah... Astaga seharusnya dia tahu kalau Anna gadis itu selalu meminta segala sesuatu yang berbau aneh aneh. Ini sudah memasuki minggu keempat mereka dikarantina bersama, dan selama 4 minggu itu vanno hafal betul dengan sifat Anna.
Vanno menempelkan wajahnya pada meja dia tak bayangkan permintaan permintaan apa saja yang akan diminta oleh gadis cerewet dan sadis itu. Memikirkannya saja sudah pusing!.
"Vanno berarti lo kalah.. dan lo harus kabulin 3 permintaan gue!! Yuhuuu! Gak ada tapi tapian dan gak ada bantahan lo udah kelanjur janji sama gue dan gak boleh lo ingkari ngerti?" Pekik Anna gembira. Vanno melirik Anna sekilas dengan anggukan kepala malas. Namun tak di pedulikan oleh gadis yang berada di hadapannya ini.
Gadis itu terlihat terlalu senang karena kali ini Anna akan mengerjai pria dihadapannya ini.
"Iya Bawel amat lo Na!!" Dengus vanno terlihat kesal, sementara Anna terlihat tersenyum lebar semakin puas dengan nilainya. Ternyata perjuangannya untuk belajar tadi sampai larut malam berbuahkan hasil,
"Bodo Amat! Yang penting ingat 3 permintaan gue harus lo kabulin!!" Ujar Anna enteng menatap vanno yang sedang merebahkan kepalanya seters.
***
"Aman aja van.. muka lo kagak usah dibikin seters gitu, santai Bro... santai gue udah pikirin kok permintaan pertama! Gue gak minta yang macem macem.." Ucap Anna sambil menepuk punggung vanano turut prihatin.
"Permintaan pertama?" Tanya vanno ketika mereka berdua sudah berada di depan lapangan basket outdoor sekolah baru,
"ajarin gue main basket sampai bisa!". Ujar Anna setelah terdiam beberapa lama.
"Basket...? Lo becanda gue kirain lo bakal minta yang aneh aneh! Ok lo tunggu sini gue ambil bolanya dulu!" Seru Vanno terlihat semangat,berlari kearah tempat penyimpanan barang barang pratikum sekolah.
Anna gadis berdiri terpaku memandangi Ring Basket dengan semua pikiran yang terus berputar putar dikepalanya, sebenarnya dia tidak suka olahraga, sangat membenci apapun yang bersangkutan dengan olahraga,bahkan setiap kali pelajaran olahraga saja Anna lebih memilih untuk pergi ke Rooftop seorang diri dan tidur siang disana, sampai Absen pada jam pelajaran olah raga saja, nama Anna dari ujung sampai ujung alpa semua. Dan Dia tidak peduli akan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Black Rose [COMPLETED]
Teen Fiction(19/9/2017) DALAM TAHAP REVISI #2 Teenfication