•●•
Setibanya kemarin dari Bali, mungkin sekitar pukul empat sore mereka sampai Rachell tak mengucapkan apa apa lagi, dia bahkan tidak makan saat sudah sampai di rumah. Yang gadis itu lakukan langsung segera merebahkan tubuhnya pada kasur karena sudah kecapean.Rachell bahkan tertidur dalam jangka waktu yang cukup lama, sampai membuat Thio dan itho khawatir segera melaporkannya pada sang Ayah dan ibu kalau Rachell belum juga bangun dari tidurnya.
Dan rachell berakhir bangun dengan wajah sembabnya dia tertidur dari jam empat sore kemarin sampai jam empat sore besoknya, dia terbangun karena Ayahnya sampai memanggil dokter untuk mengecek keadaan rachell.
"Dia cuman kecapean!, kasi nona Rachell minum vitamin saya rasa dia terlalu kelelahan dengan kegiatannya selama seminggu nona bisa saja jatuh sakit kalau tidak kuat!" Seru sang dokter sambil tersenyum melihat rachell sudah menyandarkan kepalanya pada tempat tidur.
Dia menatap sekeliling dengan wajah bingung, rachell mengucak matanya yang terasa bengkak, badanya sudah terasa lebih segar sekarang.
"Dok kenapa gak sekalian infus aja adik saya biar langsung sembuh?" Tanya Itho langsung diangguki oleh Thio semangat sang dokter yang mendengar pertanyaan itu langsung terbahak geli.
"Siapa yang sakit yah?" Tanya rachell menoleh pada ayahnya. "Kamu gak sakit? Mau makan apa! Atau badan kamu masih capek?" Tanya Raka ayahnya berturut turut sambil megelus kepala rachell.
"Gak kenapa napa!" Sahut rachell masih berusaha mengumpulkan kesadarannya. "Rachell beneran gak sakit kan? Atau badan kamu masih cape biar bunda panggilin tukang urut kerumah?" Tanya ibu zahra lagi dengan raut khawatir.
"Gak kok bunda Rachell baik baik aja!" Sahut rachell sambil tersenyum. "Nona cuman kecapean!" Sahut sang dokter lagi lagi tersenyum, semua kembali menghembuskan nafasnya legah.
"Elahh eneng rachell teh emang kebo kalau tidur pas lagi kecapean!, dulu malah si eneng pernah tidur sampai dua hari kagak bangun bangun bikin bi ijah sama si jonno panik kek orang gila" sahut bi ijah menaruh teh hangat diatas nakas.
Mereka yang mendengar cerita bi ijah pun menatap rachell dengan tatapan tidak percaya, gadis ini memang jago tidur. "Tapi ingat nona rachell tidak baik kalau anda tidur dalam jangka waktu yang lama!, itu bisa membahayakan kesehatan anda"
Rachell mengangguk mengerti, setelah itu sang dokter keluar dari kamar diikuti oleh ayahnya dan juga bundanya bu zahra.
Rachell menapikan kakinya kelantai,baru saja berdiri dan berjalan beberapa langkah rachell sudah oleng hampir terjatuh untung dia langsung memeggang ujung meja sampai membuat bi ijah, Jonno, Itho dan Thio berteriak heboh bercampur histeris.
Rachell berbalik, cengiran lebar terpampang pada bibir gadis itu, matanya terlalu sembab untuk sekedar dibuka dia masuk kedalam kamar mandi kemudian keluar lagi, dan ternyata masih ada bi ijah, jonno, Itho dan thio yang masih berada didalam kamarnya.
"Rachell kamu makan ya? Abang suapin" tawar itho. Rachell menggeleng kepalanya yang masih terasa berat terlalu mengantuk, kembali ke tempat tidur hendak tidur lagi namun langsung ditahan oleh thio
"gak boleh tidur lagi kak!, gak baik buat kesehatan" tegurnya membuat rachell bersandar pada pundak Thio dengan matanya yang tertutup rapat.
"Heran adik gue kebo banget ya!" Gumam itho masih bisa didengar oleh rachell yang langsung mencibik bibirnya kesal.
Rachell mencoba membuka kelopak matanya yang masih terasa bengkak. "Laper gue!!" Dengus rachell mengambil teh yang tadi di bawa oleh bi ijah, meneguknya dalam sekali tegak.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Black Rose [COMPLETED]
Teen Fiction(19/9/2017) DALAM TAHAP REVISI #2 Teenfication