•●•
Tifanny yang sedang menguping dari balik pintu yang sengaja dia buka sedikit langsung mematung ditempatnya ketika mendengar kalimat terakhir Anna, pandangannya mengosong tiba tiba.
Tangannya yang memeggang gagang pintu kamar vanno bahkan terlepas sampai bergetar hebat, tanpa dia sadari air matanya sudah jatuh terlalu banyak. Tifanny menutup mulutnya menggeleng kepala tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar barusan berjalan beringsut mundur menjauhi pintu yang terbuka kecil.
Lutfi yang sedang duduk disofa menatap heran gelagat tifanny memilih bangkit dari duduknya dan mendekat.
"Kenapa Tif- lo kenapa nangis!?" Lutfi terpekik kaget saat membalikan tubuh kekasihnya itu, tifanny ingin berkata kata tapi seakan semuanya tersumbat pada tenggorokan.
Pikirannya sedikit porak poranda, hingga dia tidak tahu apa yang ingin dia bicarakan saat ini Tifanny mundur menggelengkan kepalanya kaku bergegas turun meninggalkan lutfi yang masih setia mengikutnya dari belakang
"Tifa lo kenapa sih hah?!!" Tanya lutfi mengikuti langkah kaki tifanny yang sudah berjalan keluar rumah terisak kecil, semua keluarga vanno sudah berkumpul di pekarangan belakang rumah melakukan pesta kecil untuk vanno disana, hingga tifanny bisa keluar dengan leluasa tampa ditanya apapun akibat kaget melihat dirinya menangis.
Tifanny terduduk diteras menutup kepalanya shyok.
"tif lo kenapa sih ?!" Tanya lutfi lagi tersirat nada khawatirnya disana, tifanny mengangkat tangannya berisyaratkan agar lutfi berhenti berbicara.
Gadis itu beralih mengambil telephone genggamnya pada saku celana jeans yang dia pakai sekarang memencet beberapa nomor dengan jari jari yang bergetar setelah itu dia langsung meletakannya pada telinga.
Tifanny bangkit berdiri sedikit menjauh dari lutfi.
"Gue butuh lo sekarang kesini chell!!" Lirih tifanny ketika panggilannya langsung diangkat oleh rachell.
"Lo kenapa?!"
"Please gak usah banyak tanya!!" Tifanny kembali menutup mulutnya agar suara bergetar tak terdengar sampai ketelinga sahabatnya, sementara Rachell diujung sana terdengar resah.
"Lo kenapa sih Tif jelasin-"
"Anna!!, Please ini tentang Anna gue heran kok dia bisa begok amat!!"
Suara getaran tifa semakin sedikit kuat terdengar, lutfi hanya mengacak rambutnya ikutan kebingungan.
"NGOMONG-!!"
"Gue gak habis pikir gimana bisa Dia donorin ginjalnya buat kak Nana!!"
Lirihnya kecil Pada akhir kalimat tifa, sementara diujung sana dia Rachell tidak berbicara.
"Tunggu gue disitu!!" Hanya kalimat itu yang terdengar setelah itu Rachell mematikan panggilannya.
Setelah panggilan mati Tifanny kembali menekan beberapa nomor. Dia tidak habis pikir dimana otak sahabatnya itu sampai saat ini.
"Apa sihh!! Ganggu aja?!" Suara disebrang terdengar sangat risih.
"A-raaa-aa!!" Tifanny berucap susah payah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Black Rose [COMPLETED]
Fiksi Remaja(19/9/2017) DALAM TAHAP REVISI #2 Teenfication