THE BLACK ROSE - 47

6.1K 366 26
                                    

•●•


Ara dan Rachell duduk saling berhadapan menatap bosan satu sama lain pada meja Resto sekolah dengan wajah asam bercampur beteks, dasar anggota geng laknat mereka tidak memberitahu kalau mereka akan ijin hari ini secara kompak. Tidak tahu ada urusan penting apa hingga mereka tak mengajak Ara dan juga Rachell biar sekalian gak masuk sekolahnya sama sama.

"Gak usah pasang muka sok malas gitu!!" Ara memutar bola matanya jengkel, menyeprut susu kotak yang tadi dibelinya. "Ya.. Raa gimana gue gak betek coba si tuyul dua mereka gak datang sekolah gak kasih tahu biar gue juga ikutan gak masuk!!"

"Diam lo! gue lebih kezel pluss sial dibanding lo Rachell!, jecket gue dimaling mendadak sama si Anna anjeng kemarin" dengus Ara, rachell terkekeh kecil.

"sini kuping lo gue bisikin sesuatu!!" Rachell menahan senyumannya sambil memajukan bibirnya mendekat kedepan kuping Ara yang sudah di jelujurkan.

Ara yang sudah kepo, ingin mendengar apa yang dikatakan Rachell pun hanya ikut saja.

"Mampuzss!!" Bisik rachell terkekeh kuat sambil memukul meja, wajah Ara sudah memerah bertambah kesal mengumpat Rachell keras lalu memukulnya dengan sendok makan.

"Laknat bangsat!" Umpat Ara sedikit berteriak berdecak kesal, karena rachell tak-kunjung berhenti dari tertawanya yang sumbang  walau tadi ara sudah memukul kepala gadis itu.

Ara menarik nafas berat, menopang kepalanya sambil berpikir cara apa yang bisa digunakan untuk menyumbat mulut gadis menyebalkan ini.

Matanya memutar kesegalah isi ruangan Resto para siswa siswi menikmati makanan mereka dengan sedikit tegang pasalnya ada black rose sekarang!,

Seolah mendapat ide, Ara tersenyum miring menatap sahabatnya yang masih terkekeh kecil, sebelum suara Ara terdengar membuat mulut rachell berhenti berkicau.

"Ryaann!!, sini nih bini lo kagak mau diam, mau dicium katanya" rachell terdiam menatap tajam pada Ara yang sudah bangkit berdiri, minum susu kotaknya dengan santai berlalu dari resto meninggalkan rachell yang membeku ditempatnya, padahal tidak ada ryan, Ara gadis itu dia hanya bergurau saja.

"Bosan kalau seharian gini aja!" Gumam Ara sambil menatap sekelilingnya, mata Ara berhenti pada satu titik dimana dalam kelas para siswa siswi berlarian berbondong bondong menonton sesuatu yang heboh dalam kelas.

Ara mengangkat alisnya, berjalan santai bersedakap tangannya pada dada, dia dibuat makin penasaran saat suara kericuhan siswa siswi makin terdengar.

Saat dia sudah sampai didepan kelas yang sudah terisi terlalu banyak siswa siswi dia menjelujurkan kepalanya dari balik pintu, semua terlalu fokus dengan kejadian didalam kelas sampai tidak ada yang sadar kalau si preman sekolah berdiri tepat pada belakang mereka.

ara berusaha masuk kedalam kerumunan siswa siswi ikutan bersikap tenang dan kalem saat dia sudah berada pada barisan paling terdepan, Ara sedikit meringis kasian menonton perkalahian antar siswi mungkin satu angkatan dengannya.

Siswi ini bahkan tidak tahu cara yang baik dan benar untuk berkelahi, yang mereka tahu hanya jambak jambakan, gak ada adu jotos gitu, ini kalau ara termasuk dalam perkelahian ini mungkin kakinya sudah melayang dan menendang secara brutal lawan tandingnya.

Ara menarik salah satu kursi, memangku kakinya diatas meja, ara masih meminum susu coklat, sambil bersedekap menonton pertunjukan membosankan didepan.

"Jambakan lo kurang enaq, putar lehernya patahin aja, nahh tangannya di pelintirin kebelakang biar patah, kakinya di tendang biar keseleo gak bisa bangun, masa gitu aja lo gak bisa, tonjok rahangnya bego?!" Komentar Ara sedijit berdecak malas, perkelahian otomatis langsung berhenti para penonton siswa siswi yang bersorak sorai menghentikan teriakanya menatap keasal suara lebih tepatnya menatap Ara, sebagian ada yang terlonjak kaget dan sebagian ada yang langsung berlarian keluar, takut Akan Ara sang preman.

The Black Rose [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang