•●•
Ryan masih berada di dalam ruang inap Rachell, yang ia lakukan dari 1jam yang lalu hanya duduk disamping brangkar mengelus tangan gadis itu dengan penuh kasih sayang, menggegam tangannya erat. bahkan tanpa disadari olehnya sendiri dia juga mengecup berulang ulang kali tangan gadis itu,memandang wajah Rachell dengan raut kekhwatiran.
dia terus merapalkan doa doanya agar gadis dihadapannya segera bangun.
sesekali ia meringis memukul mukul kepalanya sendiri dengan tangan mengingat kejadian bodoh yang dia lakukan tadi.
Walupun tadi dokter bilang kalau Rachell hanya mengalami cedera ringan. Tapi tetap saja hatinya masih gelisah sampai sekarang. Setelah sampai di RS. Ibu dan neneknya menceramahi Ryan hingga mulut kedua wanita Tua itu berbusa, mereka berdua memilih keluar untuk mencari makanan.
Ia sudah menyiapkan fisiknya secara matang jika sebentar sahabat sahabat Rachell akan datang dan menghajarnya habis habisan, dia Iklhas sangat iklhas jika sebentar dia babak belur asal rachell sembuh dan membuka matanya lagi.
Ia terus saja menggegam tangan rachell sampai suara ketukan pintu menyadarkannya.
"Permisi!!" Sapa suster sopan, sambil mendorong pintu kamar agar terbuka. Ryan mendongak dan menatab suster didepan yang sedang memenggang nanpan berisi obat obatan.
"Untuk pasien Nona Rachell jika sudah sadar tolong berikan vitamin, berikan ini sebelum makan, dan obat ini juga sesudah makan!" Ucap sang suster menjelaskan serta memberikan obat pada Ryan. dan dia hanya mengangguk anggukan kepala sebagai jawabannya.
"Ishhh.." ringis Rachell kecil membuat ryan dengan cepat cepat berbalik menatab rachell dan kembali duduk mengelus tangan rachell lembut.
"Huhh..!!" Kelu rachell kesakitan dan Ryan hanya menahan napasnya khawatir lagi dan lagi."Chell?? Chell..Dia sudah ya sadar sus??" Tanya Ryan langsung tanpa basa basi. Dan si suster hanya menganggukan kepalanya sambil membenarkan infus dan perban di kepala rachell.
"Rachell..??" Panggil Ryan lembut.
Perlahan lahan rachell mulai membuka matanya yang terasa sangat berat. Mulai mengerjapkan matanya berulang ulang dan sesekali meringis akibat sakit di kepalanya lalu dia menutub matanya kembali akibat sakitnya terlalu menusuk.
Rachell sudah sadar dia hanya memejamkan matanya sebentar mencoba mengumpulkan kembali nyawanya.Ryan yang melihat itu mulai panik seketika.
"Sus dia gak bakal amesia kan??". Langsung membuat si suster melotot kaget dan sedetik kemudian tersenyum geli."Dia hanya terbentur dan pingsan saya rasa pasien ini cukup kuat karena sebagian orang jika kepalanya terbentur aspal ataupun batu ia akan sadar setelah 2 atau 3 hari tapi nona. Rachell tidak dia hanya membutuhkan waktu 2 jam saja! " jelas sang suster tersenyum maklum mendapati tingkah laku ryan cepat panik.
Dan ryan kali ini menghembuskan napasnya lega ia pikir Rachell akan amesia atau semacamnya.
"Kalau begitu minumkan vitamin ini ya.. setelah itu baru di beri makan bubur jika sudah habis makan berikan obat yang ini.. biarkan pasien istirahat sebentar saya rasa dia butuh istirahat.!!" Pesan sang suster berlalu dari hadapan Ryan.
Klik.
Suara pintu tertutub,Ryan kembali mengfokuskan penglihatannya pada Rachell. Mentab lekat wajah pucat Rachell yang kepalanya terbalut perban putih, dan lagi dia kembali mengeggam tangan putih pucat rachell mengelusnya lagi."Matanya dikontrol mas!!" Desis Rachell kecil perlahan lahan membuka matanya dan menatab tajam kearah Ryan. Lalu dengan paksa menarik tangannya, Sementara Ryan terlonjak kaget menatab rachell dengan tatapan kaget dan gembiranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Black Rose [COMPLETED]
Fiksi Remaja(19/9/2017) DALAM TAHAP REVISI #2 Teenfication