•●•
Rachell duduk di balkon kamar bersama Ryan, berbeda dengan teman temannya yang memilih bersenang senang dengan bermain PS ataupun bergosip cantik di atas kasur empuk miliknya dengan pemimpin gosip adalah Vanno Raja dari bianng gosip HOT.
Gadis itu menatap kedepan, kedua kakinya ditaruh diatas kursi.
Ryan bangun dari duduknya, setelah selesai mengganti perban pada kaki gadis dihadapannya itu, ryan mengambil tempat duduk disamping Rachell.
Lama mereka berdua terdiam sampai suara Rachell terdengar.
"Lo liat kejadian kemarin ya?" Tanya rachell masih betah menatap kedepan. Ryan menoleh menatab mimik wajah gadis itu, Datar.
"ya gue lihat!!" Balas ryan kecil. "Menurut lo kalau lo jadi gue, apa yang bakal lo lakuin?" Tanya Rachell lagi. Ryan diam dia tak menjawab dia juga bingung, jika dia berada di posisi Rachell sekarang mungkin dia sudah mati atau mungkin melakukan hal yang lebih buruk melanggar jalur aman tentunya.....
"Yan.. menurut lo yang gue lakuin itu udah bener belum?" Tanya Rachell beralih menatap pria disampingnya. "Ikut kata hati lo...! Itu yang biasa Bunda gue bilang!!" Seru Ryan tersenyum lembut, tangannya terangkat menepuk pucuk kepala Rachell dengan gerakan lambat.
"Kata hati ya..?" Lirih Rachell kecil, memilin ujung bajunya,.. dengan perasaan campur aduk.
"Kalau menurut lo yang lo lakuin itu bener, ya berarti ikut aja lanjutin, tapi kalau menurut lo yang lo lakuin itu salah, berhenti. Ketika lo mampu memaafkan seseorang dan senyumin orang yang sakitin lo, saat itu juga lo bisa pastiin kalau diri lo sendiri lebih baik dan terpuji dari pada mereka..." ryan tersenyum tulus.. mengacak gemas rambut Rachell,
gadis itu terdiam seribu bahasa masih dengan mode menatap ryan lama menyerapi setiap kata demi kata yang terucap dari bibir pria itu,
tak lama kemudian sebuah senyuman paling manis yang pernah Ryan lihat terbit diwajah cantik itu, hatinya berdebar kencang sungguh senyuman Rachell sangatlah manis dan sangat menawan, Ryan berani bersumpah senyuma ini sangat menenangkan sungguh.
Dalam satu gerakan dengan cepat Rachell memeluk erat Ryan dari samping. Lelaki itu dibuat mematung,
Anna melirik Rachell dan Ryan sekilas, gadis itu tersenyum miring.
'Rachell mah kalo udah sayang susah buat lepasnya' batin Anna terkekeh.
***
Tifanny merenggut lagi, dia melirik kearah belakang dan benar saja para lelaki besar itu masih mengikutinya, neneknya ini sungguh over proktektif, bahkan sekarang beliau sudah mengirim beberapa pengawal berbadan kekar hanya untuk mengawal dirinya kesana kemari,
Tifanny menarik napas malas, dia kembali berjalan kearah mini market yang kebutulan dekat dengan komplek rumah Rachell,
Rachell sempat marah mencak mencak tak jelas melarang dia pergi kesana-sini sendirian, rachell khawatir takut hal hal buruk menimpa Tifanny lagi, rachell sampai menyuruh Lutfi agar, menemani dirinya. Namun langsung ditolak halus oleh Tifanny, berhubung lutfi sepertinya masih tak ingin berbicara dengannya lagi. Seharusnya Tifanny senang bukan??.... ya seharusnya dia senang karena Lutfi tak terlalu ikut campur dengan urusan pribadinya lagi.
Dia menarik napas kasar, sepertinya dia tidak senang. Alasan dia keluar dari ruangan Rachell adalah agar tak terlalu lama menatap lutfi, sepertinya dia salah berbicara dengan pria itu membuat Tifanny jadi merasa bersalah, Tifanny juga manusia, walaupun dia seorang preman dengan predikat Bad girl dia juga punya perasaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Black Rose [COMPLETED]
Teen Fiction(19/9/2017) DALAM TAHAP REVISI #2 Teenfication