•●•Hari sudah mulai gelap mereka semua masih berada pada ruang belajar. Pak Man dan Bu Bety sudah memperlihatkan kamar mereka masing masing satu kamar berisi dua orang jadi jika mereka sudah mengantuk mereka boleh pergi ke kamar mereka masing masing.
Di ruangan yang sama Rachell beberapa kali berdesis kesakitan dalam diam akibat bahunya yang terkilir. "Anjing! sakit benerrr " Maki Rachell meringis kesal sambil memijit pelan bahu kanannya.
"makanya jangan sok jadi jagoan" timpal Ryan yang tiba tiba duduk tepat disamping Rachell sembari membolak balik lembaran buku.
"Ennhhh aduhhh duhh duhh sakit gila gue pites pala lo juga bangsat aahh sanah lo jauh jauh!" makinya pada Ryan yang tak sengaja menyenggol bahunya.
"kebanyakan ngomong lo! udah obatin belum tu luka?" Tanya Ryan ikutan kesal.
"Udahh barusan gak usah sok perhatian deh lo sana!!" Bentak Rachell cepat saking dongkolnya..
"Gue..? Perhatian!! Mabok Air berapa liter lo??" tanya Ryan sinis. Sementara dia hanya tertawa sumbang mendengar penuturan Rachell.
Rachell yang mendengar Ryan hanya mencebik bibirnya kesal Tangan kirinya bergerak mengambil ponselnya yang berada pada saku celanya kemudian mengutak atik benda pesergi itu.
"Eehhh Tifa ini ada yang nelpon di hp lo cepetan angkat keburu mati..!" Teriak Ara membuat mereka semua yang ada didalam ruangan itu menatab tajam kearah Ara, Ara melempar bendah pesergi itu kemudian ditangkap dengan menggunakan sebelah tangan dari Tifa dengan sempurna.
"Halo!" Ucap Tifa mendahului
"Halo kak fanny!!!, fanya kangen kakakkk.. kakak gak kangen sama fanya.." itu suara dari sebrang telepon
"Ehhh buset sih bocil nelpon!!" pekik Tifa memberitahukan para sahabatnya membuat mereka semua langsung berlari memdekat kearah Tifa dan langsung dipandang dengan pandangan aneh oleh keempat lelaki yang ada diruangan itu.
"Fannyyaa ihh.. sumpahh kakak kangenn!! " Pekik Tifa kegirangan
"Haloo Anyaa.. bocil kamprett ehh kangen gue suerr"pekik Rachell merampas Hp dari Tifa.
"Ehh kak chelly jangan nyebut gue bocil kampret dong!!" Gerutu fanya dari sebrang telepon.
"Anyyaa..!! My beauty little princess i miss u so much.." teriak Anna menempelkan mulutnya pada hp Tifa
"Wakkkhh kak Anna sumpah kasngen anya sama kakakk ehh kak Ara mana??"
"Woii bocah kampret bocah ternyebelin terngeselin masih inget sama gue lo.. waakk lo tau gak betapa kangennya gue hah lo bikin gue hampir nangis sanking kangen elo" balas Ara sementara Fanya hanya terkekeh disebrang telepon.
" fanya gimana dibandung sama kakek baik baik aja kan??"
"Baik baik gimana disini Anya kemana aja diikutin mulu kesana kesini" Dengus Fanya. Saat oma Tifa telepon kemarin Tifanny langsung membicarakannya dengan kak Tara dan pak Ujang dan mereka sepakat agar Fanya dikirim ke bandung dengan kak Tara yang pergi menjaganya bersama sang kakek.Namanya Trifanya Angeliani Kusuma adik kandung dari Tifannyan Alexandra kusuma Ia sungguh senang karena kakaknya bersahabat dengan Rachell, Ara dan Anna karena ia seperti punya empat kakak perempuan.
Tak disangka disangka mereka terus saja bertelfon ria dengan suara yang di loudspeaker mereka bahkan tampak melupakan semua sakit ditubuh mereka hanya dengan mendengar suara Fanya.
"udahh dong nelponnya sana Tidur tar besok lo semua bangun telat gue laporin bu bety!" Sunggut Vanno
"Yee cerewet banget sih lohh yuk ke kamar aja!" Omel Anna pada vanno***
07.30 pagi
Pagi ini mereka semua sudah bersiap di meja belajar mereka dengan muka berseri seri karena hari ini mereka akan menemui mentor yang akan membimbing mereka selama karantina.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Black Rose [COMPLETED]
Fiksi Remaja(19/9/2017) DALAM TAHAP REVISI #2 Teenfication