•●•
Rachell berdecih kesal, ini anggota gengnya pada hilang kemana cobak! Laknat bener nyusahin fisik aja bangsat. Dia sudah berkeliling koridor dari loby lantai satu sampai empat tapi tidak melihat sebatang bulu mereka juga.
Dia sudah benar-benar berkeliling hanya untuk mencari 3 anak laknat itu, padahal rachell sudah menge-chat mereka tapi tak di balas, di read aja ngakk gak sakit fisik aja rachell batinnya pun ikutan sakit karena di cuekin.
"Lo liat Tifanny gak?!" Tanya Rachell dengan nada ngos ngosan pada salah seorang siswa yang lewat. "Tifanny!, ada diperpus lagi ngerjain hukuman tadi saya juga baru dari perpuss" jawab sang siswa bertubuh tinggi menatap takut takut kearah Rachell.
Rachell mengangguk malas, kalau di perpuss berarti dia ada dilantai empat dong!, bangsat berarti rachell harus naik tangga lagi, karena dia ada dilantai tiga sekarang.
"Thanks Bro!" Rachell menepuk pundak siswa tadi sambil tersenyum tipis berjalan kearah tangga naik kelantai empat.
Rachell berjalan malas, bukan malas tapi dia sudah kecapean, naik turun tangga terus, dia menoleh kelorong samping kelas X Bahasa, saat dia ingin melintas menuju perpus dari arah berlawan muncul Ryan dan juga lutfi yang sedang memikul gerdus berisi tumpukan buku.
Rachell yang panik pun langsung berlari menjauh, dia masih dalam keadaan terlalu malu, jika melihat wajah ryan. Samgat malu akibat kebodohan asal ceplas ceplosnya ryan jadi kepala besar.
"Duhh bangsat kok gue jadi Alay lebay kek anak puber gini ya Allah!!, baru sadar gue kok tingkah jijikin banget ya" monolog rachell pada dirinya sendiri
Ahhh parsetan, pasang muka sok masah bodo aja kali!!
Rachell keluar dari tempat persembuyiannya dibalik tembok, berusaha memasang wajah innoconet nya dia bersyukur karena Ryan dan lutfi sudah berbelok. Dia kembali berjalan kearah perpustakaan.
Rachell masuk kedalam, ruangan yang paling tak pernah terjamah oleh tangan siswa siswi, "akhirnya gue tahu tempat bagus buat ngadem yang baru ahayy!!" Rachell tersenyum lebar dia suka mencium bau dari kumpulan kertas kertas seperti ini.
Dia menjelajahi bilik bilik lemari buku yang sudah terjajar rapi, untung tidak ada petugas perpus didalam, kalo tidak bisa bisa dia dicibir oleh bu dayu sang penjaga perpus yang paling anti dengan namanya anak nakal terutama Rachell.
Bola matanya sudah menangkap Tifanny pada sudut ruangan mulut gadis itu sidah komat kamit tak jelas sambil merapikan tumpukan buku.
"Eehh woi Tifanny laknat!" Sentak Rachell mengagetlan Tifanny yang langsung menjatuhkan semua buku yang sudah disusunnya rapi pada dilemari, siswa siswi yang berada diperpus juga keget mereka ingin memerahi siapa yang sudah berteriak namun diurungkan niatnya saat yang berteriak adalah Rachell Black Rose preman sekolahan yang teriak, negur sama aja cari mati.
Tifanny mencakap pinggang menatap tajam rachell.
"Bangsat, Babi, oon, kode, monyet Bangke Mati sana lo anjing biadap emang lo onta kagak liat gue lagi susah nyimpan nih buku ye kerbau!!" Umpat Tifanny kasar, sambil memukul kepala rachell dengan salah satu buku cetak dengan emosi.
"Cuman gitu aja kaget!! Ckkkck iman lo lemah belum kuat buat pacaran!!" Cibir Rachell dramatis sambil menggelengkan kepalanya bermaksud mengejek.
Tifanny sudah mengambil buku cetak hendak memukul rachell namun terhenti tiba tiba, gadis itu terdiam dia malah tersenyum miring tak membalas ucapan mengejek dari Rachell.
"Napa lo senyam senyum jijik gue!!-"
Dan tiba tiba saja lutfi sudah muncul dari arah belakang berjalan dari samping Rachell. Gadis yang sudah berdecih kesal karena lutfi sudah datang membantu sang pacar kesayangan memungut semua buku yang terjatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Black Rose [COMPLETED]
Teen Fiction(19/9/2017) DALAM TAHAP REVISI #2 Teenfication