THE BLACK ROSE - 44

6.3K 410 25
                                    

TOLONG DONG JAWAB PERTANYAAN DIBAWAH YA!!
LALA BUTUH BANGET

Happy reading guys!!

•●•

Hari senin, hari yang 'mungkin' menjadi hari paling mengesalkan dan menjengkelkan bagi semua murid di Indonesia, Tifanny dan anna berjalan melenggang kankung santai tanpa dosa, padahal pintu pagar sudah tertutup upacara bendera sudah dimulai dari tiga puluh menit yang lalu.

Kumpulan Barisan anak anak terlamabat sudah menderet panjang membentuk dua barisan, tifanny dan Anna ikutan berbaris tanpa peduli dengan arahan petugas yang bertugas menghukum siswa siswi yang terlambat hari ini.

Tifanny malahan mengeluarkan HP miliknya dan bermain mobile legend dia juga menyumbat kedua telinga dengan earphone agar tidak terganggu kebisingan suara siswi cempreng, sedangkan di belakang tifanny terdapat anna lebih memilih berjongkok ria menghalau panas sinar matahari pagi yang menyengat seluruh wajahnya dengan kedua tangan.

"Tifaa!!, bangsat ambil buku lo dong panas nih bangke, angus muka gue lama lama" dengus Anna menyenggol tifanny tapi gadis itu sama sekali tidak terganggu lebih fokus dengan gamenya.

Anna menggerutu kesal, sungguh dia dapat bagian paling panas pada barisan paling belakang!!. Dia menarik nafas pasrah menarik tangannya yang sudah cape tapi tetap berjongkok dan menyembunyikan wajahnya diantara lekukan tangan. Lama kelamaan sinar matahari sudah tidak menyengat pada kulitnya lagi.

Gadis itu mendongak, saat menatap keatas dia sedikit terkejut karena vanno sudah berdiri disampingnya menghalau panas matahari dengan tubuh tegapnya. "Ngapain lo tong?" celetuk Anna sambil menyenggol betis Vanno, namun langsung dibalas dengan senyuman tengil miliknya.

Tiba tiba suara mic berbunyi, menyita semua perhatian murid murid yang berbaris termasuk Anna.

"vanno kamu ngapain berdiri disitu?? Hah!! Gak ada barisan!!, masuk kesalah satu barisan cepat" suara pak Man terdengar malas meladeni, cowok itu sudah menjadi pusat perhatian seluruh murid yang terlambat sekarang.

Vanno menggelengkan kepalanya tanda menolak dengan perintah pak man

"Pacar saya kepanasan pak!!, kalau saya pindah berarti dia juga harus pindah, dia gak boleh jauh jauh dari saya nanti takut dia kangen" suara vanno terdengar lantang menjawab pertanyaan pak man yang sudah mendengus kesal. Seluruh murid langsung heboh seketika mendengar penuturan sang kapten basket menatap dia dan anna secara bergantian, dengan tatapan tak percaya.

Mulut Anna terbuka lebar, rahangnya seakan terjatuh ketanah.

"Mau mati lo bangsat!!" Umpat anna tak habis pikir. Vanno menggeleng kepalanya tidak suka mendengar kata kotor. Beralih menarik tangan anna dengan lembut sampai membuat gadis itu terbangun dari duduknya.

"Gak baik ngatain pacar gitu!!, gue mau mastiin aja kalau cewek gue nyaman deket sama gue cuman itu gak lebih!" Vanno tersenyum lembut menyelipkan rambut yang menghalagi pemandangan indah, pada belakang telinga yang menghalangi wajah cantik kekasihnya.

Tubuh anna kaku sekaku kakunya, jantungnya berdetak hebat. Dia ingin mengumpat besar namun mulutnya  tidak bisa.

Vanno mengamit tangannya lembut berjalan ke barisan paling depan yang berada pada tempat yang dingin, menempatkan Anna paling depan membuat sebagian murid yang sudah didepan beringsut mundur membiarkan vanno 'adek dari ibu ketua komite' dan anna 'si preman sekolah'  berbaris diahadapan mereka.

Vanno menaruh tangannya pada kedua bahu anna yang berbaris dihadapannya.

Tanpa diketahui seseorang menepuk punggung vanno kecil cowok itu berbalik menatap kebelakang yang ternyata sudah berdiri Tifanny dengan senyuman mengejeknya. "Emang bangsat lo berdua!" Tifanny mengumpat besar, anna berbalik menatap heran tifanny

The Black Rose [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang