Algis melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, menuju suatu tempat untuk menjemput seseorang yang tadi meneleponnya. Algis hanya fokus pada jalanan yang lumayan padat, hal ini yang paling dia benci jika tinggal di Ibu Kota.
Dia sebenarnya tidak ingin meninggalkan kota kelahirannya di Bandung, namun karena Ibunya diharuskan mengurus pekerjaan Ayahnya yang ada di Jakarta hal itu membuat mereka harus pindah, begitupun dengan Algis yang mengharuskan dirinya untuk pindah sekolah.
Mobilnya berbelok masuk ke arah salah satu Rumah Sakit besar di Jakarta dan dia memarkirkan mobilnya di sana lalu merogoh ponselnya disaku celananya, kemudian mengetikan sebuah pesan untuk seseorang.
Algis Ganendra
Gue udah di parkiran lo ke sini aja, gue males ke dalem.
Cukup lama Algis menunggu balasan pesannya sampai ponselnya bergetar dan menampilkan nama seseorang.
Starlyn Adhara
Iya otw.
Sekitar 5 menit Algis menunggu di dalam mobil dia hanya memainkan game diponsel selagi menunggunya datang. Hingga pintu mobilnya penumpang di sampingnya terbuka menampilkan seseorang gadis cantik dengan pakaian jas berwarna putih di tubuhnya khas seorang dokter.
Dia Adhara, seorang dokter yang bekerja di rumah sakit ternama di Jakarta. Nama lengkapnya Starlyn Adhara Alvredo, dia merupakan kakak kandung dari Algis. Umur mereka hanya terpaut 5 tahun namun Adhara sudah bisa menyelesaikan gelar dokternya. Adhara memang tidak tinggal bersama Algis dan ibunya di Bandung, dia lebih memilih tinggal di Jakarta sendirian. Alasannya hanya satu karena dia ingin mandiri. Namun karena sekarang Algis dan ibunya sudah menetap di Jakarta akhirnya dia ikut tinggal bersama mereka.
"Lama banget sih lo Gis!" ocehnya saat dia sudah mendudukkan dirinya di kursi penumpang, Algis yang sudah mengira Adhara akan mengomel padanya hanya mendengus kasar.
"Kan udah gue bilang tadi ada urusan bentar." Algis membela diri lalu menghidupkan mesin mobilnya untuk melajukannya dan meninggalkan parkiran rumah sakit.
"Iya tapi la—" belum sempat Adhara menyelesaikan kalimatnya, Algis sudah memotongnya terlebih dahulu dan sebagai tanda menyuruh Adhara untuk berhenti berbicara.
"Mau pulang gak? Pakek seatbelt lo!" seru Algis yang sedang menahan tawa karena melihat ekspresi Adhara yang telihat sedang menahan emosi.
Setelah dari Algis meminta Adhara untuk menggunakan seatbelt tidak ada obrolan yang lagi diantara mereka. Hanya terdengar lantunan musik yang terdengar di sana untuk menghilangkan suasana sunyi.
Sedangkan Adhara sibuk memainkan ponselnya dan sesekali terdengar suara terkikik dari bibirnya yang membuat Algis menautkan alisnya bingung dan sempat berfikir apakah kakaknya itu sudah tidak waras hanya karena sebuah ponsel.
***
Di sisi lain Astrella dan Rescha tengah sibuk menonton dan bercerita. Inilah kesibukkan mereka saat berada di rumah karena saat ini mereka hanya tinggal berdua saja, orang tuanya sedang berada di Jerman untuk suatu urusan. Sudah 6 bulan sejak hal itu orang tuanya berada di Jerman meninggalkan Asrella dan Rescha di rumah.
"Bang, Arina kapan pulang sih? Gue kangen sama dia udah 6 bulan gak ketemu," tanya Asrella yang menoleh ke arah Rescha yang tengah sibuk memakan cemilan.
"Mama kemarin nelpon sih katanya mereka bakal pulang 2 minggu lagi," jawab Rescha cuek lalu menoleh sekilas pada adiknya yang bersandar dibahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sterne
Teen Fiction"Gue bakal lepasin lo, kalo itu emang yang terbaik." -Astrella. "Jangan gila! Lo udah terlanjur buat gue jatuh cinta, dan dengan gampangan lo nyuruh gue buat lepasin lo? Gue akan pernah mau!"- Algis Astrella menyukai Algis, tapi Algis tidak menyukai...