[31] Papa

7.1K 310 0
                                    

"Ma," panggil Astrella saat Mella sedang menyiapkan sarapan.

Mella menoleh. "Kenapa Ella?"

"Bang Rescha mana? Kok turun-turun." Tanya Astrella lalu menyuapkan nasi goreng buatan Mella ke dalam mulutnya.

"Abang kan udah berangkat."

Jawaban Mella sukses membuat Astrella melotot dan,

Uhuk. . Uhuk. . Uhuk..

Mella langsung menghampiri Astrella dengan panik dan menyodorkan segelas air putih.

"Astrella hati-hati kalo makan." Tegur Faisal saat baru tiba dimeja makan dan melihat Astrella yang terbatuk.

"Pelan-pelan sayang," ucap Mella yang mengusap punggung Astrella.

Setelah tenggorokannya merasa lebih baik, Astrella mendongak ke arah Mella.

"Ma, bang Rescha beneran udah berangkat?"

"Iya abang udah berangkat dari jam 6 soalnya dia bilang ada pentas gitu dan harus persiapan dari pagi." Jelas Mella berjalan ke arah suaminya lalu menyiapkan sarapan untuknya.

Astrella mrngurucutkan bibirnya sebal. "Terus Ella ke sekolah naik taksi sih Mah!" ucapnya sebal.

Sekarang rasanya ia sudah tidak napsu untuk sarapan. Ia malas jika harus naik taksi, karena pagi-pagi seperti ini taksi sangat susah untuk di temukan. Tidak mungkin dia harus telat, apalagi hari ini pelajaran pertamanya olahraga dan guru yang mengajar tidak mentolerir murid yang telat.

"Ella berangkat sama Papa." ucap Mella membuat Astrella yang awalnya menunduk jadi menatap Mella dan Faisal dengan mata yang berbinar.

"Serius Pa?" tanya Astrella berharap Faisal menjawab iya.

Faisal mengangguk lalu tersenyum menatap Astrella hangat. "Iya Rel, hari ini Papa yang nganter kamu."

"Yey!!" Astrella bersorak girang lalu menghampiri Faisal, mengecup pipi Faisal sekilas dan memeluknya dari belakang.

Karena jujur, sudah lama sekali Astrella tidak di antar oleh Faisal. Dan sudah lama juga mereka tidak mengobrol berdua, kesibukan Faisal membuatnya jarang ada waktu untuk keluarga. Seringkali Faisal juga harus menginap di kantor karena lembur mengurus perusahaannya. Terkadang juga Astrella ikut sedih melihat perjuangan Papanya membangun perusahaannya dari nol, untung saja ada Mella yang selalu menjadi penyemangat Faisal disaat ia sedang jatuh.

"Mulai deh kambuh manjanya." sindir Faisal mengusap lengan Astrella yang berada di lehernya.

"Biarin."

Mella hanya bisa menggelengkan kepalanya saat melihat sifat manja Astrella. "Yaudah Papa, Ella buruan makannya nanti kamu telat ke sekolah."

Mendengar itu Astrella lantas melepaskan pelukannya dan kembali duduk dikursinya melanjutkan makan yang sempat tertunda.

Setelah sekitar 10 menit Astrella selesai melahap sarapannya, ia mulai mengambil ranselnya yang sudah ia bawa dari kamarnya.

Astrella berjalan menghampiri Mella yang sudah siap dengan tas kantor Faisal di tangannya. Astrella mengecup pipi Mella sekilas dan menyalimi tangan wanita yang umurnya belum sampai kepala empat itu tapi masih terlihat sangat muda dan cantik.

"Mah, Astrella pamit ya." Ucap Astrella yang masih memegang tangan Mella lalu diayun-ayunkannya.
"Iya. Ella belajar yang rajin ya, jangan bandel, jangan nyusahin abang." Pesan Mella.

"Siap bos!" jawab Astrella semangat.

"Oh iya Mah, Arina mana?" tanya Astrella saat tidak menemukan Arina saat sarapan.

SterneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang