“Gimana cheers? Udah siap buat besok?” tanya Rescha yang membuat Astrella mengernyitkan dahinya bingung.
“Emang besok kenapa?” Astrella balik bertanya yang membuat Rescha menyentil dahi Astrella hingga gadis itu meringis kesakitan.
PLETAK!!
“Awww sakit bang!!” teriak Astrella memegang dahinya.
Mendengar teriakan dari Astrella membuat seisi kantin menatap kearahnya. Saat ini Astrella dan Rescha sedang berada dikantin, karena saat waktu istirahat tiba Rescha menjemput Astrella didalam kelasnya untuk mengajaknya kekantin bersama.
Karena sudah hampir 2 minggu setelah masuk kenaikan kelas mereka tidak pernah makan dikantin bersama. Mereka sama-sama menghabiskan waktu bersama teman-teman mereka, Rescha bersama teman-temannya sedangkan Astrella bersama Levana dan Ozora.
“Gak usah teriak-teriak bego semua orang liatin lo!” bisik Rescha penuh penekanan.
“Bodo amat gue gak perduli, jidat gue sakit ini gara-gara lo!!” Astrella tidak memperdulikan itu dia malah menatap tajam ke arah Rescha.
“Lo yang bego sih! udah tau besok itu pertandingan di SMA Pelita pakek pura-pura gak tau lagi lo.” Jelas Rescha yang membuat Astrella membulatkan matanya terkejut.
“Demi apa bang! Tandingnya besok?” suara Astrella meninggi saat mendengar perkataan Rescha.
“Iya besok. Kenapa emang?” tanya Rescha bingung dan mulai khawatir saat melihat ekspresi dari Astrella.
“Jangan bilang lo lupa?” lanjut Rescha yang mulai panik karena pertandingannya besok dan tidak mungkin cheers tidak menyemangati timnya yang akan bertanding besok.
Melihat Astrella yang hanya diam tambah membuat Rescha menjadi panik dan serba salah. Dia takut jika Astrella benar-benar lupa tentang besok.“Rel jawab kek diem aja, lo lupa??” tanya Rescha yang membuat Astrella menahan tawa karena ekspresi Rescha yang terlihat lucu.
“Gak.” Satu kata yang membuat Rescha menaikan sebelah alisnya.
“Gak apaan? Jangan ambigu Rel.” Rescha mulai terlihat kesal karena Astrella yang menggantung kalimatnya.
“Hm. Iya gue gak lupa kok.” Jawabnya santai yang membuat Rescha mengela napas lega. Jika Astrella benar-benar lupa dengan hal itu makan Rescha tidak tau harus berkata apa lagi.
“Lo kek eeq ya bercanda lo gak lucu, gue udah panik beneran Rel kirain lo lupa.”
“HAHAHAHA tapi sumpah ekpresi lo tadi lucu banget bang gue pen ngakak.” Tawa Astrella kencang memegangi perutnya dan lagi-lagi hal itu membuat seisi kantin menatap kearah mereka.
Mendengar itu Rescha hanya mencoba sabar menghadapi adiknya itu yang terkadang membuatnya naik darah karena emosi dan dia lebih memilih untuk melanjutkan makanannya daripada harus meladeni Astrella yang otaknya sudah sedikit bergeser.
***
"ASTRELLA!!" teriak seseorang dari kejauhan.
Astrella yang berniat berjalan menuju lapangan basket terpaksa menghentikan langkahnya karena mendengar seseorang memanggil namanya. Ia menoleh dan mendapati Levana, sahabatnya yang sedang berlari kecil mendekat ke arahnya.
Dengan sedikit mengatur napasnya yang kelelahan Levana memegang bahu Astrella sebagai tumpuannya untuk berdiri sehabis berlari dari jarak yang lumayan jauh.
"Lo kenapa lagi Lev, pakek lari-larian segala." tanya Astrella yang memandang bingung kelakuan sahabatnya itu.
"Hmmmm." Levana masih mencoba mengatur pergerakan napasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sterne
Teen Fiction"Gue bakal lepasin lo, kalo itu emang yang terbaik." -Astrella. "Jangan gila! Lo udah terlanjur buat gue jatuh cinta, dan dengan gampangan lo nyuruh gue buat lepasin lo? Gue akan pernah mau!"- Algis Astrella menyukai Algis, tapi Algis tidak menyukai...