[15] Curcol

8.4K 367 3
                                    

"Bang," gumam Astrella lirih memanggil Rescha.

Sudah hampir setengah jam Astrella pingsan dan Rescha masih Setia berada disisi brankar menunggu hingga sang adik sadar. Ia juga harus merelakan dirinya tidak mengikuti jam pelajaran pertama karena dia tidak ingin meninggalkan Astrella sendirian.

Sedangkan Algis? Rescha sudah menyuruhnya untuk kembali kekelas, Rescha tidak ingin merepotkan orang lain untuk urusan Astrella karena menurutnya selama ada dirinya Astrella akan baik-baik saja.

Mendengar namanya dipanggil dengan suara yang lemah, Rescha menegakkan kepalanya yang sempat awalnya ia sembunyikan disela-sela tangannya.

"Alhamdulillah kamu udah sadar? Bikin abang khawatir tau gak!" omel Rescha saat melihat Astrella sudah membuka matanya dengan wajah yang sangat terlihat pucat.

Akhirnya Rescha bernapas lega, dia sangat takut terjadi apa-apa pada adiknya itu.

"Yaudah minum dulu nih terus minum obatnya." Rescha menyodorkan segelas air minum dan membantu Astrella untuk meminumnya. Astrella hanya bisa menurut jika sudah melihat sikap Rescha yang seperti itu.

"Bang?" panggil Astrella lemah.

"Hm," Rescha menoleh menatap manik mata Astrella yang terlihat sendu.

"Astrella lama yang pingsannya?"

"Iya hampir setengah jam tau gak!"

"Maaf." ucap Astrella lirih seraya mengalihkan pandangannya dari Rescha.

"Abang kan udah bilang kalo kepala kamu udah pusing dan udah capek kasih tau abang atau gak langsung ke UKS, kalo kayak gini kamu bikin abang khawatir tau gak." dengan takut-takut Astrella memberanikan diri menatap Rescha yang memang benar-benar terlihat sangat khawatir.
"Astrella juga gak tau bang tiba-tiba langsung gelap gitu aja."

"Bohong pasti kamu ngerasain pusing tapi kamu abai-in." iya memang benar Astrella sempat merasakan pusing tapi dia mengabaikan hal itu karena sedang senang akan suka Algis padanya.

"Iya sih," ucapnya lemah. "Eh bang tapi yang bawa Astrella kesini siapa?"
Tanya Astrella penasaran karena tidak mungkin Rescha yang membawanya kesini sedangkan jarak barisan kelasnya dan Rescha sangat jauh.

"Algis." jawab Rescha santai sambil meraih obat yang diperlukan Astrella diatas nakas.

"Oh Algis." jawab Astrella santai.

Namun beberapa detik kemudian Astrella bangkit dari posisi berbaringnya menjadi duduk. "APA ALGIS!" teriak Astrella dengan mata yang membelalak lebar membuat Rescha yang sedang membuka obat Astrella langsung terhenti dan menatap adiknya heran. Untung saja UKS sedang sepi hanya ada satu anak PMR yang sedang berjaga diluar.

"Lo apa-apaan sih! Mau bikin gue jantungan!" erang Rescha sambil menoyor kepala Astrella.

"Awww sakit bang!" Astrella mengerucutkan bibirnya lalu mengelus kepalanya yang habis di toyor oleh Rescha.

"Lo tuh kenapa sih pakek acara teriak-teriak segala!" setelah mengatakan itu Rescha langsung memasukkan obat kedalam mulut Astrella lalu memberinya minum.

"Beneran Algis yang bawa gue kesini?" ulangnya, kali ini berharap Rescha menjawab iya dan dia tidak salah dengar.

"Iya Algis, kenapa sih?" tanya Rescha heran melihat perubahan sikap Astrella yang tiba-tiba langsung senyum-senyum sendiri.

Astrella menggeleng tapi senyumnya tidak juga pudar dari bibir mungilnya yang terlihat masih sangat pucat. "Jadi Algis juga dong yang gendong Astrella sampe UKS?"

SterneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang