"A—Algis?"
"A—Arina?" Ucap Astrella dan Algis bersamaan saat mereka berdua sudah berada di hadapan mereka.
Tentu saja hal itu membuat Algis maupun Arina menoleh. Mereka yang awalnya sedang bersenda gurau sontak membulatkan matanya saat melihat kedua orang itu di sana.
"K—ka—lian!" Ucap Arina gelagapan dan langsung berdiri ke dekat Astrella.
"Rel gue bisa jelasin." Bisik Arina ia tidak mau memancing emosi Astrella dan membuat keributan di sana.
"Jelasin apa Rin!" teriak Astrella menatap Arina tajam.
Ia sebenarnya tidak tau apa yang terjadi, tapi entah mengapa ia merasa sangat marah saat melihat Algis ternyata bersama Arina.
Algis langsung mengambil tindakan saat orang-orang di sana sudah menatap ke-empatnya heran, apalagi saat melihat Astrella berteriak. Algis langsung menarik Astrella keluar dari kedai itu, di ikuti oleh Arina dan Ardell di belakangnya.
"LEPASIN GIS!" Teriak Astrella karena Algis menariknya cukup keras.
"Sorry," Ucap Algis melepaskan cekalannya saat mereka sudah berada di luar kedai.
"Ini maksudnya apa?" tanya Ardell, ia berusaha untuk setenang mungkin menghadapi situasi ini. Ardell yakin mereka memiliki alasan untuk hal ini.
"Kenapa lo mesti bohong Gis?" tambah Astrella penuh amarah dari matanya. "Lo bilang ke gue mau nemenin nyokap lo, tapi alasan lo ke Ardell ada tanding sama temen lo dari Bandung. Yang mana yang bener!" Astrella juga mencoba untuk tetap mengontrol emosinya namun ia tidak bisa."Gue bisa jelasin Rel," Algis meraih bahu Astrella mencoba untuk menenangkan gadis itu, namun Astrella segera menepis tangan Algis.
Astrella berdecih. Kini dia beralih menatap Arina.
"Lo Kakak gue kan? Tapi kenapa lo bohongin gue?"
Arina bungkam saat melihat tatapan kemarahan Arina.
"JAWAB RIN!" teriak Arina membuat ketiganya tersentak, mereka tidak pernah melihat Astrella semarah itu.
"Maafin gue Rel." Hanya kata-kata itu yang keluar dari mulut Arina.
"Maaf? Saat ini gue gak butuh maaf lo Rin! Gue butuh penjelasan lo!" Ardell yang melihat emosi Astrella sudah tidak terkontrol merangkul gadis itu, mengusap bahunya agar tetap tenang.
Astrella menarik napas lalu menghembuskannya pelan."Mending lo berdua jelasin deh, jangan buat Astrella bingung dengan hal ini. Gue juga bingung, sebenernya kalian punya hubungan apa? Karena selama ini yang gue tau kalian gak pernah deket, hanya saling kenal." Ucap Ardell akhirnya.
Bagaimana bisa mereka berdua pergi jika yang Ardell dan Astrella tau mereka tidak pernah terlihat dekat sebelumnya, bahkan ngobrol pun tidak pernah. Hanya sekedar senyum jika kebetulan bertemu.
"Kenapa lo berdua diem! Apa jangan-jangan kalian emang punya hubungan!" tanya Astrella dengan pandangan yang sudah mulai mengabur. Ia yakin sebentar lagi air matanya akan turun.
"IYA!" Jawab Algis akhirnya.
Astrella, Ardell dan Arina sontak membulatkan mata mereka, tidak percaya dengan apa yang Algis katakan. Terlebih lagi Astrella, air matanya langsung menetes saat Algis mengucapkan kata itu.
"Jangan bercanda Gis!" bentak Ardel mendorong bahu Algis.
"Gue gak bercanda! Iya gue dan Alesha emang ada hubungan!"
"Alesha?" tanya Ardell bingung.
Astrella menutup mulutnya tidak percaya dengan apa yang ia dengar saat ini. Alesha? Arina?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sterne
Teen Fiction"Gue bakal lepasin lo, kalo itu emang yang terbaik." -Astrella. "Jangan gila! Lo udah terlanjur buat gue jatuh cinta, dan dengan gampangan lo nyuruh gue buat lepasin lo? Gue akan pernah mau!"- Algis Astrella menyukai Algis, tapi Algis tidak menyukai...