BRUK!!!
"Awwww!!" teriak Astrella kesakitan saat tubuhnya terhuyung ke belakang dan dahinya yang terasa sakit.
Ia mengusap dahinya sambil sesekali meringis seolah habis menarbrak tembok. Ia belum melihat siapa orang yang tabrak, mungkin nasibnya sama saja seperti Astrella yang kesakitan.
Ini salah Astrella, ia yang menabrak seseorang saat sedang berlarian. Berlari karena menghindar dari Algis sejak kejadian di rooftop tadi. Penyebabnya adalah Algis, semuanya karena Algis. Ia bosan selalu Algis yang berputar-putar di kepalanya.
"Duhh sorry ya gue gak sengaja, lo gak pa-pa kan?" tanya Astrella saat ia melihat jika orang yang tabrak adalah seorang laki-laki, bagaimana mungkin laki-laki itu hingga terduduk di lantai karena tabrakan Astrella.
Rasanya Astrella ingin tertawa geli melihat laki-laki lunglai seperti orang yang ada di hadapannya inu sedang terduduk sambil meringis memegangi siku tangannya.
Laki-laki itu mendongak. "Gue gak pa-pa kok," laki-laki itu masih bisa untuk menyunggingkan seulas senyum padahal Astrella tau jika siku dan bokongnya pasti sangat sakit.
Astrella mengulurkan tangannya untuk membantu agar laki-laki itu bisa berdiri. Awalnya laki-laki itu enggan, tapi setelah melihat raut wajah Astrella yang memintanya untuk meraih tangan Astrella.
Dengan ragu laki-laki menerima uluran tangan Astrella. "M-makasih Kak." Ucapnya setelah berdiri terlihat gugup.
"Lo gak pa-pa kan?" dengan cepat laki-laki itu mengangguk.
"Baguslah, sorry ya gue tadi gak liat kalo ada lo di depan."
"I-iya gak pa-pa kok Kak."
"Ohiya gue Astrella." Astrella mengulurkan tangannya kembali memperkenalkan dirinya.
Laki-laki tersenyum lalu menerima jabatan tangan Astrella. "Aku Gaga Kak." Astrella mengangguk.
"Kelas 10 yah?" tanya Astrella.
"I-iya Kak."
Astrella ber-oh ria setelah ia pamit untuk pergi, entah kemana. "Ga gue duluan ya, ada perlu. Betewe itu tadi sorry banget ya."
Setelah mendapat anggukan dari laki-laki bernama Gaga, Astrella berlalu meninggalkan Gaga di sana yang masih memperhatikan kepergian Asteella.
Astrella berjalan menyusuri koridor, entahlah ia bingung harus kemana hingga sampai ia mendengar seseorang meneriaki namanya.
"ASTRELLA!" gadis itu menoleh mendapati Levana yang melambaikan tangan ke arahnya.
Levana berlari menghampiri Astrella yang mungkin hanya berjarak 5 meter dari posisi Astrella berdiri.
"Gue kangennn!!" Astrella mengernyit bingung melihat tingkah Levana yang tiba-tiba, biasanya mereka tidak bertemu berhari-hari Levana bersikap biasa saja.
"Lo sakit Lev?"
Levana melepaskan pelukannya lalu menggeleng. Sedangkan Astrella memeriksa tubuh Levana apakah gadis itu benar-benar tidak sakit.
"Gak. Gue cuma seneng." Levana tersenyum girang. Senyuman yang jarang sekali Levana tunjukkan, kecuali dulu. Saat Levana mengatakan jika ia menyukai Rescha, Kakaknya.
Astrella mengernyit. "Seneng kenapa?"
"Lo tau Ardell?" Astrella mengangguk, jelas saja ia tau Ardell.
"Taulah yakali! Kemaren Ardel nembak gue!!" teriaknya senang.
Astrella melotot, bagaimana mungkin? Selama ini Astrella tidak pernah melihat mereka dekat, dan Ardell pernah mengatakan jika ia menyukai Arina pada Astrella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sterne
Teen Fiction"Gue bakal lepasin lo, kalo itu emang yang terbaik." -Astrella. "Jangan gila! Lo udah terlanjur buat gue jatuh cinta, dan dengan gampangan lo nyuruh gue buat lepasin lo? Gue akan pernah mau!"- Algis Astrella menyukai Algis, tapi Algis tidak menyukai...