[4] Feel

15.8K 617 27
                                    

Bel istirahat sudah berbunyi dari tadi, namun Astrella baru akan ke kantin saat ini, ia berjalan santai menyusuri koridor. Ia mengabaikan siulan ataupun goadaan dari pria yang melihatnya, bukan bersikap sombong. Tapi Astrella tidak suka melihat pria yang terlalu menjual sikap manisnya pada setiap wanita.

Memang pesona dari seorang Astrella tidak dapat dipungkiri lagi, banyak sekali pria yang ingin mendekatinya atau pun yang sudah menyatakan perasaan padanya.

Astrella berbeda dengan gadis lainnya yang jika didekati oleh pria akan memberi respon untuk menghargai perasaannya, Astrella sangat tidak suka dengan hal itu, jika dia tidak suka maka dia akan mengatakan tidak suka karena dia tidak ingin di cap sebagai 'pemberi harapan palsu' pada pria yang mencoba untuk dekat dengannya.

Bukan hanya satu atau dua pria yang sudah mencoba menyatakan perasaannya pada Astrella tapi sudah tak terhitung lagi, tapi jawaban Astrella selalu tidak. Dia selalu menolak setiap pria yang menyatakan perasaan dan memintanya untuk menjadi pacarnya. Bukan tidak mau, hanya saja Astrella sedang tidak ingin menjalin sebuah hubungan. Tidak ingin mengulang hal yang sama, yang akan membuatnya jatuh. Itulah sebabnya Astrella masih belum ingin mencoba membuka hatinya, entahlah dia hanya takut.

Astrella itu bintang, dia jauh dan sulit digapai. Namun sekarang ada seseorang yang bisa sedikit demi sedikit menggoyahkan hatinya yang selama ini dia tutup rapat. Entah itu perasaan apa, yang pasti apabila pria itu berada didekatnya jantungnya seakan berdetak lebih cepat dan Astrella yang biasanya selalu mengabaikan setiap pria yang mencoba mendekatinya tapi sekarang seakan Astrella lah yang mencoba untuk mendekatinya.

Perasaan yang muncul sejak pertama dia menatap mata itu. Mata yang pernah membuat Astrella jatuh sejatuh-jatuhnya lalu ditinggalkan saat dia benar-benar yakin bahwa Astrella dan dia akan bersama. Manik mata yang selalu mengingatkan Astrella pada seseorang yang membuatnya mengenal dunia percintaan dan merasakan sebuah kebahagian yang berbeda dari apa yang diberikan Rescha, Arina dan kedua orang tuanya.

Tidak ada yang tau begitupun Astrella itu hanya perasaan yang membuatnya kembali mengingat orang itu atau perasaan yang benar-benar nyata. Astrella tidak bisa mengklaim tentang itu yang dia tau sekarang bagaimana caranya membuat pria itu mencair dan melihatnya. Astrella tidak tau bagaimana caranya, namun dia yakin jika suatu saat es pun akan mencair, apalagi hati yang bisa dikendalikan dan Astrella meyakini bahwa Algis akan mencair karenanya.

Saat ini dia terus berjalan untuk menuju kantin karena kedua sahabatnya sudah menunggunya disana tapi sebelum kakinya melangkah memasuki kantin matanya menangkap sosok yang sedang duduk membelakanginya disebuah taman yang ada didekat kantin. Akhirnya Astrella mengurungkan niatnya untuk ke kantin dan melangkahkan kakinya menuju taman menemui orang itu.

Astrella berjalan dan terus berjalan hingga dia tepat berada dibelakang orang itu, sedetik kemudian dia duduk di samping orang itu yang belum menyadari bahwa ada Astrella di sampingnya.

"Lo suka gambar?" tanya Astrella tiba-tiba yang membuat orang itu menghentikan kegiatannya lalu menoleh kearah Astrella menatapnya tajam dan wajah dinginnya tanpa merubah ekspresi apapun.

"Gak," jawabnya singkat yang kemudian kembali melanjutkan kegiatannya yang tertunda karena Astrella mengagetkannya.

Astrella terlihat kesal dengan jawaban Algis padanya, tidak bisakah Algis bersikap manis sedikit saja padanya. Karena penasaran dengan apa yang digambar oleh Algis, Astrella memajukan kepalanya dan mendekat kearah Algis sontak saja hal itu membuat Algis tersentak dan menjauhkan tubuhnya dari Astrella.

"Dih pelit banget sih liat doang kok," cibir Astrella yang kembali pada tempatnya melihat Algis yang menjauhkan tubuhnya dari Astrella. Saat Astrella menjauh darinya, Algis pun kembali keposisinya semula.

SterneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang