"Hallo Rel, dimana?"
"Masih di kelas."
"Buruan woy! Gue udah di parkiran ini!" teriak orang di seberang sana membuat Astrella harus menjauhkan ponselnya dari telinganya.
"Iya sabar, bang! Otewe ini."
Tutt..
"Abang kurang aja asal matiin aja, dia yang nelpon dia yang matiin." Dengus Astrella kesal saat Rescha langsung mematikan sambungan teleponnya.
Astrella lalu berjalan dengan cepat keluar dari kelasnya untuk menghampiri Rescha yang sudah menunggunya di parkiran.
Setibanya di parkiran Rescha langsung menatap Astrella dengan tatapan kesalnya namun Astrella hanya berjalan santai menghampiri mobil Rescha, ia memasang wajah tanpa dosanya.
Yang membuat Rescha semakin kesal adalah Astrella yang meyengir setelah ia berada di hadapan Rescha.
"Gak usah sok imut!" hardik Rescha saat Astrella mulai bergelayut manja di lengannya.
"Dih kata Mama gak boleh marah-marah bang, nanti cepet tua." Astrella mengedipkan sebelah matanya ke arah Rescha.
Rescha melapskan tangan Astrella dari lengannya. "Bodo amat!"
Lalu ia berjalan memasuki mobilnya di ikuti oleh Astrella yang terkikik geli saat melihat ekspresi kesal Rescha padanya.
"Bang?" panggil Astrella saat dirinya dan Rescha sudah berada di perjalanan menuju ke rumahnya.
"Aapaan sih Rel!" jawab Rescha ketus.
Astrella mengernyit. "Nyantai aja kali bang! Lo PMS?"
"Yakali gue PMS!"
"Abisnya lo marah-marah gak jelas gitu."
Rescha menghela napas. "Gue cuma lagi gak mood aja."
"Gak mood kenapa?" tanya Astrella yang heran karena tidak biasanya Rescha seperti ini apalagi badmood bukan Rescha banget.
Rescha gelagapan, tidak mungkin ia akan cerita masalah Arnetta pada Astrella sedangkan ia saja menyembunyikan jika ia sedang dekat dengan Arnetta pada Astrella.
"Oh—anu gak kenapa-kenapa kok, gue lagi banyak pikiran aja."
"Banyak pikiran? Sejak kapan seorang Rescha punya pikiran?" jawab Astrella santai.
Berbeda dengan Rescha yang menatapnya dengan tatapan membunuhnya. Hingga—
PLETAK!
Rescha menjitak kepala Astrella.
"AWW! SAKIT BANG!" teriak Astrella mengaduh sambil mengusap kepalanya yang sakit karena jitakan Rescha.
"Sukurin. Makanya punya mulut di filter!" cibir Rescha.
"Nyebelin lo eeq kuda!"
Astrella terus saja mengumpat tapi Rescha masa bodoh, setidaknya dia sudah memberi Astrella sebuah jitakan hingga gadis itu berhenti berbicara.
Namun dugaan Rescha salah, bukan Astrella namanya jika tidak berhenti berbicara.
"Bang?" panggil Astrella lagi.
"Apalagi sih Rel!" jawab Rescha kesal sambil memutar bola mata malas.
"Selow aja kaleee!" Astrella mengerucutkan bibirnya. "Gue mau nanya?"
"Nanya apaan lagi?"
Astrella memutar tubuhnya kali ini agar mengahadap Rescha.
"Kenapa lo hide gue dari daftar orang yang liat snap lo?" tanya Astrella penuh selidik menatap Rescha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sterne
Teen Fiction"Gue bakal lepasin lo, kalo itu emang yang terbaik." -Astrella. "Jangan gila! Lo udah terlanjur buat gue jatuh cinta, dan dengan gampangan lo nyuruh gue buat lepasin lo? Gue akan pernah mau!"- Algis Astrella menyukai Algis, tapi Algis tidak menyukai...