Setelah Ardell mengantarkan mereka sampai dirumah dengan selamat, baik Astrella maupun Arina langsung masuk kedalam rumah dengan mengucapkan terima kasih terlebih dahulu pada Ardell.
Mereka juga sempat menawarkan Ardell untuk mampir ke rumahnya sebentar, tapi Ardell menolak dengan alasanya sudah malam.
"Rel lo marah?" tanya Arina karena saat ini mereka sudah berada di dalam kamar mereka.
Astrella menoleh sekilas pada Arina."Gak!"
"Gak. Tapi kok jawabanya gitu banget?" pertanyaan Arina membuat Astrella mendengus. Bagaimana bisa ia memilik saudara yang tidak sepeka itu.
Astrella tidak menjawab pertanyaan Arina, ia bangkit dari posisinya yang duduk di sisi ranjang. Ia berjalan menuju meja belajarnya lalu membuka benda berbentuk persegi itu.
Sebelumnya Astrella mengambil napas terlebih dahulu menjernihkan pikirannya, kemudian jari-jarinya dengan santai mengetikkan kata demi kata yang tersusun menjadi sebuah kalimat.
Tidak ada yang lebih baik saat tatapan matamu tertuju padaku.
Membuat diriku merasakan sebuah getaran aneh.
Kamu, iya kamu.
Pria yang kukagumi sejak kita pertama bertemu.
Pria yang berhasil menarik hatiku hanya dengan sorot mata indah yang kau miliki.
Ini hanya sekedar untaian kata tentang apa yang kurasakan.
Tentang bagaimana aku menyukaimu dan kamu terlihat biasa saja.
[Ast. Mirakht]
"Lo suka nulis?" tanya Arina tiba-tiba membuat Astrella tersentak.
Astrella hanya mengangguk.
"Tulisan ini, lo biarin dilaptop aja atau lo kirim ke forum menulis gitu?" tanya Arina terlihat penasaran.
"Gue masukin di blog gue."
"Lo punya blog?" lagi-lagi Astrella mengangguk.
Arina diam lalu matanya melihat kearah tulisan Astrella dan mulutnya terlihat sedang bergumam, mungkin membaca setiap kata yang Astrella tulis. Tida beberapa lama ia mengernyit.
"Ast. Mirakht? Astrella Mirabella Akhtara? Kenapa lo ambil kata depannya doang?"
"Gue gak mau orang-orang tau nama gue?" jawab Astrella santai.
"Kenapa?"
"Karena gue gak suka. Menurut gue menulis gak harus ngumbar nama." jelas Astrella dengan Argumennya sendiri.
"Tapi kan, dengan lo nyembunyiin identitas lo. Semua orang bisa aja ngakuin itu tulisa mereka?"
"Gue gak perduli sih, tujuan gue nulis disini cuma buat menuangkan apa yang ada di dalam pikiran gue." Kali ini Arina mengangguk paham.
"Eh eh gue mau liat tulisan lo yang lain dong?" Astrella menggeser laptopnya kearah Arina.
Lalu matanya mulai mencari tulisan-tulisan Astrella yang lain.
Bagaimana rasanya ditinggalkan?
Pastinya sakit.
Namun dari rasa ditinggalkan, aku paham satu hal.
Jangan pernah mengantunggkan sebuah harapan hanya pada satu orang.
Karena terkadang harapan tidak sesuai kenyataan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sterne
Teen Fiction"Gue bakal lepasin lo, kalo itu emang yang terbaik." -Astrella. "Jangan gila! Lo udah terlanjur buat gue jatuh cinta, dan dengan gampangan lo nyuruh gue buat lepasin lo? Gue akan pernah mau!"- Algis Astrella menyukai Algis, tapi Algis tidak menyukai...