"Kamu udah gak pa-pa kan?"
Gadis itu mengangguk lemah, terlihat sekali bibir pucat dan mata sayunya.
"Jangan terlalu dipikirin,"
Ia menggeleng kali ini, mana mungkin. Hanya karena sebuah kesalahpahaman, adiknya menjauh darinya.
"Gak bisa Gis! Astrella adik aku! Dan sekarang dia marah sama aku karena kebohongan yang aku buat," ucapnya lemah yang masih terbaring di atas ranjang rumah sakit. Infus yang masih melekat di pergelangan tangannya membuatnya sulit untuk bergerak.
"Iya aku ngerti Al, mau gimana lagi? Toh semuanya udah terjadi." Algis mencoba untuk menenangkan Arina yang terlalu menyalahkan semuanya atas kejadian ini.
"Seandainya aja aku gak maksa kamu, semuanya gak bakal kayak gini Gis." Matanya sudah memerah menahan tangis.
"Shttttt. Berhenti nyalahin diri kamu Al,"
"Tapi ini memang salah aku Gis!" bentak Arina, lalu mengalihkan wajahnya dari Algis.
Algis menjadi serba salah saat ini.
"Yaudahlah Al, semuanya udah terjadi juga."
Arina menoleh, menatap Algis tajam. Pandangan tidak suka lebih tepatnya, ia merasa seolah Algis tidak memikirkan perasaan kali ini. Padahal Algis tau betul bagaimana saat ini hubungannya dan Astrella.
"Kok kamu kayak gak peduli sama aku ya? Astrella itu adik aku Gis! Aku gak mau cuma karena cowok aku dan dia jadi berantem!" bentak Arina membuat Algis tersentak. Mengapa Arina menjadi emosional seperti ini?
"Kenapa pikiran kamu sedangkal itu Al? Aku peduli sama kamu, aku peduli sama Astrella. Aku malah gak mau liat kalian jadi kayak gini," jawab Algis, entah kenapa nada bicaranya seakan tidak suka. Sungguh ucapan Arina membuatnya seperti merasa tersudut. Bagaimana mungkin Algis tidak peduli pada Arina dan Astrella.
"Kamu peduli sama Astrella?"
Algis menghela napas berat, mengusap wajahnya frustasi.
Astaga! Ya Allah kuatkan hamba. Jadi serba salah gini, batin Algis kesal.
"Iya peduli karena dia adik kamu Al, aku gak mau kalian berantem cuma gara-gara aku," jawab Algis masih dengan nada lembutnya, walaupun ia tau jika Arina sudah menatapnya dengan tatapan kesal.
Arina seperti mencari kebohongan dalam mata Algis, namun pria itu segera memalingkan wajahnya.
"Kamu gak suka kan sama Astrella?" tanya Arina dengan nada menuduh membuat Algis menggeram kesal.
Astaga pertanyaan macam apa itu? Kesabaran Algis sepertinya sudah habis kali ini, Arina selalu memancingnya.
"Pikiran kamu sedangkal itu Al! Aku gak mungkin suka sama Astrella!"
Arina berdecih. "Gak ada yang gak mungkin Gis,"
"Tapi ini gak mungkin Al! Aku gak suka di tuduh kayak gini," marah Algis. Dia benar-benar sensitif jika membahasa mengenai perasaannya pada Astrella.
"Kenapa jadi marah? Padahal aku cuma nanya baik-baik lho Gis," ucap Arina, seperti benar-benar ingin menjebak Algis dengan pertanyaannya.
Algis menghela napas, mencoba menetralkan kembali emosinya. Sekarang Arina benar-benar membuatnya pusing.
"Kamu itu bukan nanya tapi nuduh!"
"Tapi kalo kamu beneran suka sama Astrella! Sampai kapan pun aku gak bakal relain kamu sama dia!" ancam Arina membuat Algis bingung, mengapa Arina berubah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sterne
Teen Fiction"Gue bakal lepasin lo, kalo itu emang yang terbaik." -Astrella. "Jangan gila! Lo udah terlanjur buat gue jatuh cinta, dan dengan gampangan lo nyuruh gue buat lepasin lo? Gue akan pernah mau!"- Algis Astrella menyukai Algis, tapi Algis tidak menyukai...