"Astagfirullah ya Allah!" teriak Mella terbelalak saat ia membuka pintu kamar Astrella.
"Ella kamu apain kamar kamu, sampe berantakan gini!" omel Mella melihat keadaan kamar Astrella yang sudah seperti kapal pecah, baju berserakan dimana-mana.
Mella melangkah masuk di ikuti oleh Arina di belakangnnya. Arina sebenarnya yang memberi tahu Mella tentang keadaan kamar mereka, Arina sudah menanyakan mengapa Astrella membongkar isi lemarinya tapi Astrella tidak menajawabnya. Astrella terlihat seperti frustasi sambil mengacak semua isi lemarinya.
"Astrella bingung Mah!" jawab Astrella yang terlihat frustasi.
"Bingung kenapa sih?" Mella dan Arina memunguti baju-baju yang berserakan di atas ranjang dan dilantai.
Astrella menoleh, menatap Mella dengan gusar. "Astrella gak tau mau pakek baju apa."
Mella mengernyit. "Emang Ella mau kemana?"
"Ke pesta ulang tahun temen Ella, Mah."
Mella dan Arina menggeleng melihat kelakuan Astrella. "Kenapa gak bilang dari tadi sih Rel, gue punya gaun untuk ke Pesta. Dan gue yakin bakal pas kalo di lo, gue belinya di Jerman waktu itu." Mendengar ucapan Arina membuat Astrella berbinar senang.
"Demi apa! Kenapa lo gak bilang sih Rin!" omel Astrella masih dengan wajah berbinarnya.
Arina menoyor kepala Astrella. "Lo gak nanya oon!"
Dan selanjutnya Astrella hanya menyengir dengan gaya sok imutnya. Mella yang melihat kelakuan kedua putrinya iti hanya menggelengkan kepala.
"Tuh Ella kalo ada apa-apa itu bilang, jangan lemari di berantakin kayak gini. Udah ah mama keluar dulu, Ohiya jangan lupa kamarnya di beresin!" nasihat Mella lalu berjalan keluar dari kamar kedua putrinya.
"Apa lo liat-liat!" ucap Arina saat melihat tatapan mencurigakan Astrella.
"Arina sayang Astrella gak?" tanyanya dengan memasang puppy eyes andalannya.
Sudah Arina bisa tebak, pasti ada maksud terselubung dari ucapan Astrella. "GAK!"
"Yah kok Arina gitu," Astrella mengerucutkan bibirnya.
"To the point aja sih Rel! Mau apa lo!" bentak Arina.
Astrella menyengir ke arah, menggaruk pangkal hidungnya yang tidak gatal. "Jadi kan gini, gue belum mandi nih, terus belum dandan juga. Acaranya jam 7 Rin dan sekarang udah jam setengah 6. Lo tau kan kalo cewek dandan itu la-"
"Langsung aja deh Rel! Jangan bertele-tele gitu!" potong Arina lalu memutar bola mata jengah.
"Arina mau kan bantuin Astrella rapihin lemarinya,"
"GAK!" teriak Arina menggelengkan kepalanya. "Enak aja! Lo yang berantakin lah gue bagian ngeberesin!"
"Yah Arina, nanti Astrella beliin es krim deh." Rayu Astrella tapi gadis di hadapannya itu tetap menggeleng cepat.
"Astrella beliin coklat sama es krim deh,"
"Berapa?" tanya Arina mulai tergiur dengan tawaran Astrella.
"5 coklat chunky bar, 3 cornetto dan 3 magnum." Ucap Astrella menyebutkan coklat dan es krim kesukaan Arina.
"Oke deal!" jawab Arina cepat menerima tawaran dari Astrella.
Astrella tersenyum kemenangan, dia tau betul kelemahan Arina. "Dasar matre!" sindir Astrella.
"Bodo amat! Pokoknya pulang dari pesta lo itu. Coklat dan es krim udah ada di gue." Ucap Arina girang. Bagaimana mungkin dia menolak tawaran Astrella yang sangat menggiurkan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sterne
Teen Fiction"Gue bakal lepasin lo, kalo itu emang yang terbaik." -Astrella. "Jangan gila! Lo udah terlanjur buat gue jatuh cinta, dan dengan gampangan lo nyuruh gue buat lepasin lo? Gue akan pernah mau!"- Algis Astrella menyukai Algis, tapi Algis tidak menyukai...