"Halo bang lo di mana?" tanya Astrella pada orang di seberang telepon.
"Gue masih di lapangan, lo di mana?" tanyanya balik dan membuat Astrella mengeram kesal.
"Udah di parkiran dari tadi, lo buruan ke sini deh gue mau pulang. Capek."
"Emang lo udah selesai latian?"
"Iya udah dari tadi Bang! Cuma nyari koreografi doang. Buruan deh lo ke sini, jangan banyak tanya deh!"
Kali ini Astrella benar-benar kesal mendengar pertanyaan Rescha yang menurutnya mengahabiskan waktu saja, dia sudah lelah menunggu di bawah teriknya matahari karena di parkiran sekolahnya tidak ada pohon rindang sebagai tempat berteduh.
"Rel kayaknya lo pulang duluan aja, soalnya gue masih lama. Sampe sore, kecuali lo mau nungguin gue," ucap Rescha yang sedikit takut-takut dari nada bicaranya karena menyuruh adiknya harus pulang sendirian.
"Gak gak gak! Gue gak mau nunggu lo sampe sore, seharusnya lo ngabarin gue kek dari tadi kalo sampe sore. Jadi gak buat gue nunggu lo lama-lama di sini kepanasan!" omel Astrella pada Rescha yang hanya diam tanpa membantah atau pun karena memang ini kesalahannya dan juga Rescha berpikir jika Astrella akan pulang sore karena harus latihan Cheers hari ini.
"Maaf kek, gue gak tau kalo lo gak latian cheers, soalnya gue pikir lo latian yang biasanya juga sampe sore jadi bisa bareng."
"Yaudah deh gak pa-pa, biar gue naik taksi online aja."
"Eh tapi lo hati-hati ya catet plat nomor taksinya terus kirim ke gue, gue takut terjadi apa-apa sama lo." Inilah kebiasaan Rescha dia bisa menjadi sangat protektif jika menyangkut kehidupan dan kesalamatan Astrella.
"Mulai deh lebay-nya, yaudah deh gue mau pulang bye."
"Eh bentar-bentar," mendengar itu Astrella mengurungkan untuk memutuskan sambungan teleponnya dan mendengar apa yang akan di katakan oleh kakaknya.
"Apaan lagi sih Res!!" bentak Astrella saat Rescha menahannya.
"Gue cuma mau bilang kalo udah nyampe rumah kabarin gue."
Mendengar hanya itu hal yang akan dikatakan Rescha dia berkeinginan untuk mencakar wajah Rescha jika nanti bertemu dengannya.
"Hm." Astrella hanya berdehem untuk menjawab ucapan Rescha dan tanpa aba-aba lagi dia memutuskan panggilannya dengan Rescha,kemudian dia membuka aplikasi taksi online yang ada diponselnya lalu memesannya.
Astrella memang mempunyai aplikasi untuk memesan taksi online karena memang terkadang dia tidak selalu bisa pulang bersama Rescha, setelah memesan taksi online dia memasukkan ponselnya kedalam tasnya lalu berjalan meninggalkan parkiran untuk menuju gerbang sekolah menunggu taksi online yang sudah dia pesan.
Saat Astrella sudah berada di kawasan depan gerbang sekolahnya dia memilih untuk duduk di dekat pos satpam kebetulan di sana memang disediakan bangku untuk siswa-siswi yang menunggu jemputan.
"Neng belum pulang?" Astrella menoleh dan mendapati Pak Noris menyapanya, salah satu satpam di SMA Bina Bangsa yang mengenal Astrella karena sering menegurnya.
"Eh pak Noris, iya belum pak lagi nunggu taksi," ucap Astrella ramah dan tersenyum.
"Naik taksi neng? Tumben biasanya bareng den Rescha."
Astrella menggeleng.
"Hari ini bang Rescha lagi latihan basket sampe sore jadi hari ini naik taksi dulu pulangnya," jawab Astrella yang hanya dijawab anggukan dan senyuman dari Pak Noris lalu dia berpamitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sterne
Teen Fiction"Gue bakal lepasin lo, kalo itu emang yang terbaik." -Astrella. "Jangan gila! Lo udah terlanjur buat gue jatuh cinta, dan dengan gampangan lo nyuruh gue buat lepasin lo? Gue akan pernah mau!"- Algis Astrella menyukai Algis, tapi Algis tidak menyukai...