01. KO di Tempat

12.2K 628 1
                                    


Suasana SMA 3 Global Jaya terasa kembali hidup. Hari itu adalah hari pertama masuk sekolah setelah libur panjang. Murid kelas satu kelihatan lega karena masa orientasi sudah berakhir. Masa dimana mereka harus rela dikerjain habis-habisan oleh kakak kelas mereka.

"Mel, anak kelas satu inceran elo lagi ke toilet tuh! Tadi gue papasan sama dia waktu gue keluar toilet juga." seru seorang cewek kelas tiga.

"Serius elo, cha!?" tanya Amelia nampak berbinar.

Amelia salah satu penghuni SMA 3 Global Jaya yang cukup berpengaruh. Cewek cantik ini adalah kapten cheerleader. Yap, gimana nggak beken? Ekskul cheerleader-nya SMA 3 Global Jaya langganan juara satu. So, suatu kebanggaan tersendiri bisa menyandang gelar sebagai seorang kapten tim juara. Sayangnya, ia juga super reseh dan terpuruk dalam princess syndrome. Sok berkuasa.

Amelia segera bangkit dari duduknya sambil memberi kode pada dua temannya yang lebih mirip disebut dayang-dayang.

"Kita samperin sekarang." Ajaknya.

Verinda baru saja keluar dari sebuah kamar kecil. Tak lama, ia segera membuka kran wastafel dan mencuci kedua tangannya. BRAAKK... Pintu masuk toilet dibuka lalu ditutup dengan keras diiringi munculnya Amelia dengan para dayang.

Amelia melipat kedua tangannya sambil memperhatikan anak kelas satu incarannya. Sementara Verinda tetap sibuk mencuci kedua tangannya lalu menutup kran tersebut. Ia mengibaskan kedua tangannya yang masih basah. Ia menyadari ada tiga orang kakak kelasnya yang sedang menatapnya namun ia memilih bersikap diam dan tenang.

"EH, MO KE MANA ELO?!" bentak Amelia sambil menarik tangan Verinda yang akan melangkah keluar.

Kedua teman Amelia saling berpandangan dan tersenyum sinis sambil berkacak pinggang bak model tak terekspos.

"Elo anak kelas satu, kan? ELO JANGAN BERLAGAK DEH!" bentak salah seorang teman Amelia sok berwibawa.

Verinda diam saja sambil menatap ketiga kakak kelasnya.

"ELO NANTANGIN KITA, YA?!" bentak Amelia yang tidak senang dengan tatapan Verinda yang terkesan pantang mundur.

"Nih anak kudu dikasih pelajaran, Mel! Dia nggak ngehargain kakak kelasnya!"

"Dari awal pas MOS kemaren juga, dia keliatan paling reseh!"

Verinda tertunduk sejenak sambil tersenyum sinis. Ia lalu menatap Amelia.

"Salah gue apa?" tanyanya dengan suara pelan namun tegas.

"NGGAK SOPAN BANGET SIH ELO?! BERANI BANGET PAKE KATA 'GUE' KE KAKAK KELAS?! GUE INI UDAH KELAS TIGA DAN ELO BARU KELAS SATU!! ELO EMANG BENER KUDU DIKASIH PELAJARAN!!" bentak Amelia sambil mendorong bahu Verinda.

Verinda mendengus kesal menahan amarah. Ia mulai kehilangan kesabarannya.

"Kenapa? Elo kesel? Elo marah kalo si Amel jorokin elo? Elo berani ama kita-kita, hah?! Udah Mel kerjain aja ini anak."

"Nggak berani, kan elo?! Makanya jangan sok! Kita nggak suka ngeliat ada anak baru yang tampangnya sok kayak elo! Udah Mel, kerjain aja lagi!"

Amelia dan kedua temannya tertawa puas. Amelia kembali mendorong Verinda.

"Jangan dorong gue." Kata Verinda tetap datar namun bernada perintah.

"KALO NGGAK KENAPA?!" bentaknya sambil terus mendorong-dorong Verinda hingga merapat ke dinding.

Verinda telah hilang kesabarannya. Ia balik membalas dan mendorong Amelia dengan kekuatan penuh. Amelia terdorong mundur hingga terjatuh menimpa kedua temannya.

"AUWW!! KURANG AJAR ELO!!" makinya.

Verinda menatap ketiga kakak kelasnya dengan tatapan dingin. Ia berusaha mengendalikan emosinya dengan membuang nafas melalui mulutnya.

"Jangan ganggu gue."
Bukannya berhenti mengganggu, Amelia justru merasa lebih tertantang untuk menaklukkan adik kelasnya yang bertampang jutek itu. Ia segera bangkit lalu mencengkeram krah baju Verinda.

"ELO BERANI DORONG GUE!! ELO NGGAK TAHU SIAPA GUE, HAH?!"

Verinda menatap Amelia sambil tersenyum menyungging.

"Emang siapa elo? Memori di otak gue terlalu berharga buat nginget orang nggak penting kayak elo."

Amelia tersentak mendengar jawaban adik kelasnya yang bertampang jutek dan dingin itu. Belum pernah ada yang berani melawannya. Ia merasa ini sebuah penghinaan besar yang mencoreng wibawanya.

"NYOKAP ELO NGGAK PERNAH NGAJARIN SOPAN SANTUN, YA?!"

Seulas senyum yang hanya mengembang satu centi dari bibir kanannya segera menghilang. Verinda mendorong Amelia agar cengkeraman tangan Amelia pada krah bajunya terlepas. Namun, Amelia malah makin mempererat daya cengkeramnya.

Dua cewek itu akhirnya terlibat aksi saling dorong selama beberapa saat dengan disaksikan dua teman Amelia yang mulai keder melihat kemarahan Verinda.

Pada akhirnya, BUUGGGH...!! Amelia dinyatakan K.O setelah sepuluh detik terkulai tak bergerak di lantai. Verinda telah meninju wajah mulus Amelia hingga ia pingsan!

Miss Troublemaker (nona si pembuat onar)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang