intermezzo (2)

7.2K 318 7
                                    

😁😁😁😁😁
Ini biar pada nggak tegang yah 😆
Please, jangan marah dulu sama author 🤣 ini perlu dibaca juga kok 😉 soalnya sapa tau bisa bermanfaat buat lebih dapet feel-nya di bab-bab masa depan 😍
oiya, mana nih komen and vote buat si miss troublemaker 😯😯😯 bantuin share ya gank biar makin banyak viewers 😘
____________________________________

Verinda duduk dengan membuang muka. Tangan kirinya menggenggam jari telunjuk kanannya yang masih cenat-cenut. Sesekali ia meniup jarinya untuk mengurangi rasa sakit.

"Nih," Edenin tersenyum lucu sambil menyodorkan ice cream cone di depan hidung Verinda.

Verinda masih melengos. Dendam kesumat karena tidak cuma jarinya tapi kakinya juga masih sakit.

"jangan manyun lagi dong, Ver. Kan gue udah minta maaf." Edenin setengah merajuk.

Edenin menghela nafas lalu menggigit ice cream cone miliknya. Kedua tangannya lalu menyobek kemasan ice cream cone yang dia belikan untuk adiknya.

"Nih, biar nggak bete terus."

Edenin kembali menyodorkan ice cream itu ke Verinda. Dengan sebal Verinda menyambar ice cream itu.

"Gitu dong!" Edenin tersenyum puas. "Lagian elo sih... kasar banget kalo ngomong! Kan gue jadi bete dengerin omelan elo yang ternyata lebih parah dari nenek." Protesnya.

Verinda menatap galak kakaknya. Ia menggebrak pelan meja persegi kecil yang ada di antara mereka.

"Heh, kalo elo nyetirnya bener, gue juga nggak bakal ngomelin lo! Bego!"

"Tau ah!" Giliran Edenin yang melengos kesal. "Elo tuh jadi cewek kok nggak ada perasaan-perasaannya sih kalo ngomong! BETE!!"

Verinda menutup mulutnya. Sedetik kemudian ia mulai mempertimbangkan kalau ia mungkin sudah kelewatan. Dilihatnya Edenin masih tetap membuang muka sambil memakan ice cream-nya dengan ekspresi kesal.

Verinda menghela nafas sambil menebarkan pandangannya ke sekitar. Saat itu dia dan kakaknya sedang duduk di depan sebuah mini market yang menyediakan beberapa tempat duduk untuk sekedar beristirahat.

Kekakuan suasana mulai menyergap mereka berdua. Tidak ada yang mau buka suara. Edenin terlanjur kesal sedang Verinda terlalu gengsi untuk memulai pembicaraan lagi.

"Halo?" Edenin akhirnya buka suara ketika ponselnya berbunyi. "Pak Manoj-ehm, maaf siapa ya?" Edenin terdengar ragu.

Verinda diam saja memperhatikan kakaknya. Selama beberapa menit Edenin terus berbicara melalui ponselnya. Dalam sekejap Edenin langsung berubah ceria.

"Elo tau nggak barusan dari siapa?" Katanya Edenin setelah menutup teleponnya.

"Nggak." Verinda menjawab dengan cuek dan terkesan tidak peduli.

Edenin langsung manyun. Iiiiihh... anak ini emang asli nyebelin banget!!! Edenin makin kesal karena Verinda bukannya peduli malah makin cuek.

____________________________________

Postscript: prepare your tissue and get ready for bab 37 🤧🤧🤧

Miss Troublemaker (nona si pembuat onar)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang