45. Tangisan Edenin

6.2K 449 11
                                    

Wow 😍😍😍 #85 amazing!!! Thanks yah semua 😘🤗 jangan bosen buat vote and share miss troublemaker 😆😀
Yukk baperin terus si Edenin miss objek penderita 😝😥🤧 banyakin tissue yah gank 😢😢😢
____________________________________

Esoknya Verinda datang ke sekolah dengan diantar Jeany. Namun pada beberapa hari berikutnya, perubahan drastis dari yang biasanya bus ke mobil sport mewah meski hanya satu kali tetap menjadi buah bibir di kalangan beberapa siswa. Khususnya bagi yang mengenal Verinda sebagai sosok low profile dalam urusan angkutan ke sekolah. Mereka juga sepintas lalu membicarakan hubungan Verinda dan Edenin yang awalnya mulai membaik tapi mendadak kembali dingin.

"Gimana, Nya'?" tanya Edenin ketika Raya duduk di hadapannya pada saat jam istirahat di kantin sekolah. "Dia ngapain?"

"Dia baek-baek aja, Chel. Tampangnya agak pucet sih... tapi tetep fine kok! Elo tenang aja." Nia buru-buru menambahkan ketika melihat Edenin mulai panik.

"Kenapa lo nggak tegokin sendiri aja sih? Heran gue sama elo berdua. Kakak adek kok aneh banget! Biasanya kan lo dulu suka ngeloyor sendiri nyariin tuh anak." Kata Raya yang tidak bisa memendam rasa penasarannya lebih lama lagi.

Nadia yang duduk di sampingnya langsung menyikut Raya dan menatap galak.

"Nggak apa-apa kok, Nad. Raya nggak salah kalo dia ngerasa heran sama sikap gue." Kata Edenin yang tahu reaksi spontan Nadia. Ia lalu menatap Raya. "Gue minta maaf banget sebelumnya ke kalian semua. Gue bukannya nggak ngehargain kalian, nggak percaya kalian-tapi," Edenin mendadak kehilangan suara karena perubahan emosinya. "yah, mungkin udah waktunya juga gue cerita,"

"Kalo lo belum siap cerita juga nggak kenapa kok, Chel. Maaf gue tadi,"

Edenin menggeleng sambil tersenyum. Matanya tampak berkaca-kaca. "Nggak apa-apa, Ya'. Gue nggak nyalahin elo. Sebenernya masalah dalam keluarga gue bukan cuman sekedar penyakitnya Verinda. Lebih dari itu," Edenin tidak mampu lagi menahan air matanya. "dan, gara-gara itu," suaranya makin lama makin bergetar. "Ver udah nggak tinggal di rumah lagi."

Nia langsung merangkul Edenin yang tertunduk. Raya dan Nadia saling berpandangan dalam diam dengan tangan yang masing-masing terulur ke Edenin.

"Ya udah. Kita nggak usah bahas ini lagi. Biar elo nggak sedih terus, Chel." Kata Nadia yang langsung disetujui dua teman lainnya.

Edenin kemudian mendongak sambil berusaha tersenyum pada sahabatnya.

"Thanks banget ya-ehm, gue duluan ya. Udah kenyang." Katanya lalu berdiri dan pergi tanpa menunggu persetujuan ketiga sahabatnya.

********************************

Verinda berjalan menuruni koridor di lantai tiga yang sepi pada saat jam istirahat. Ia lalu berhenti mendadak dan menoleh ke belakang. Ia diam mengamati. Tidak ada siapa pun. Berhari-hari sejak ia masuk sekolah lagi, ia merasa ada orang yang menguntitnya. Tak lama ia kembali berbalik menuju ke atap gedung sekolah. Tempat favoritnya di sekolah selain gedung olahraga.

Verinda membuka pintu atap gedung sekolah. Ia berjalan menuju tepi atap gedung sekolah yang menghadap ke belakang sekolah. Ia duduk dengan kaki melayang di tepi dinding. Ia mulai menyalakan iPod-nya dengan volume maksimal. Kenapa jadi gini, ya? Sekarang gue harus gimana? Ia menatap kosong hamparan gedung-gedung yang ada di belakang sekolahnya. Ia lalu memejamkan mata.

********************************

Edenin makin mempercepat langkahnya setiap kali berpapasan dengan orang yang dikenalnya. Ia berusaha tersenyum membalas sapaan teman-temannya. Nafasnya naik turun ketika melewati tangga besi melingkar dengan melangkah dua anak tangga sekaligus. Ia buru-buru membuka pintu atap gedung sekolah lalu menutupnya dengan punggungnya. Ia terdiam bersandar pada pintu dengan air mata yang mulai mengalir. Setiap perkataan terakhir dari Verinda mulai terlintas dibenaknya.

"Apa nggak pernah terlintas dalam otak lo, hah?! Kenapa nyokap lo selalu minta jauhin gue, hah?! Karena gue brengsek?! Karena gue nakal atau gue nggak tau aturan?! JAWAB! Apa gue kayak yang dia omongin?! JAWAB!!"

Nggak, Ver! Elo emang nggak seperti yang diomongin mama selama ini...

"KARENA GUE ANAK HARAM!! ... Lo yang adalah anak satu-satunya-yang diharapin... Gue?! ... Anak yang dia coba gugurin! ...."

"TAU APA LO SOAL NYOKAP LO?! LO NGGAK ADA DI POSISI GUE! LO NGGAK PERNAH MENDERITA. ELO NGGAK PERNAH DIHUKUM ATAS KESALAHAN BESAR SEKALIPUN! TAPI GUE, GUE SELALU SALAH!! GUE YANG SELALU DIHUKUM!! JADI ELO NGGAK BERHAK NILAI DIA KEJAM ATAU NGGAK KARENA LO NGGAK PERNAH NGERASAIN KEKEJAMAN DIA!! NGERTI?!"

Sekarang gue ngerti. Gue nggak akan nyalahin elo kalo elo benci banget ke gue...

"Satu hal yang gue minta. Mulai sekarang-jauhin gue."

Kenapa? Kenapa keluarga aku jadi kayak gini?! KENAPA?! Semua emang salah mama! Mama jahat! Nggak cuman ngekhianatin papa... tapi-mama juga udah bikin aku ngerasa bersalah sama Verinda! Semua jadi gini gara-gara mama!!

Edenin menjatuhkan dirinya ke lantai. Suara tangisannya pun pecah. Ia menangis sepuasnya menumpahkan segala perasaan sakitnya. Ver, walau pun elo bukan adik kandung gue-gue, gue nggak peduli. Elo nggak pantes dijahatin mama sampe kayak gini. Elo dan gue cuman korban. Gue tau sebenernya elo anak rapuh yang berlindung dari balik tampang dingin dan cuek lo. Gue tau elo nggak lebih kuat dari gue buat ngadepin ini semua. Edenin menutupi wajahnya yang merah sambil terus sesenggukan.

____________________________________
Bapernya dilanjut besok yah 😝😝😝 met istirahat gank 😉😉😉

Miss Troublemaker (nona si pembuat onar)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang