49. Nasihat Mbok Tun

6.8K 425 24
                                    

Met malming kelabu buat para jones 😟😢😧 yukk joinan baper sama si mbok Tun 🤧🤧🤧
___________________________________

Mbok Tun sibuk membuka do
mpetnya untuk membayar tukang ojek. Ia baru saja pulang dari belanja di pasar. Tanpa disadarinya ada seseorang yang tengah memperhatikan gerak-geriknya.

Sebuah mobil Mercedes hitam terparkir tidak jauh dari posisi mbok Tun berdiri. Verinda yang memang telah menanti kedatangan mbok Tun segera turun.

"Matur nuwun yo, mas" Kata mbok Tun lalu memasukkan uang kembalian ke dalam dompet. Ia tampak kerepotan karena harus memegangi kantong-kantong belanjaan yang cukup banyak.

"Perlu dibantuin, mbok." Kata Verinda sambil menghampiri.

Mbok Tun menatap Verinda tidak percaya. Kantong belanjaannya pun dibiarkan terjatuh. Verinda semakin mendekat dan tersenyum menatap tingkah pengasuhnya.

"Non Verinda!" teriaknya sambil berhambur memeluk Verinda.

Verinda tersenyum dipeluk pengasuhnya yang baik hati itu.

"Non, kenapa ndak pulang? Non Verinda kok ya tega pergi ndak pamit sama si mbok ini. Non katanya sakit keras? Ayo pulang, non. Orang di rumah pada kuatir terutama mamanya non." Senyum verinda langsung memudar. "Non, ayo masuk."

Verinda melepas rangkulan mbok Tun. Ia lalu menggeleng dan tersenyum getir.

"Mbok pasti udah tau semuanya, kan? Pasti tau kenapa aku jadi gini-aku, aku nggak akan pernah mau pulang lagi ke rumah ini."

"Non iki ngomong toh?! Udah di depan rumah kok ya ndak mau masuk! Kasian mama non. Si mbok ini kasian banget sama mamanya non,"

"Jadi mbok nggak kasian sama aku?" potong Verinda.

"Non, mbok ndak,"

"Mbok, tolong jangan paksa aku. Aku ke sini cuman mau nemuin mbok. Cuman mau ketemu sama mbok. Sekalian aku mau pamitan."

"Pamit?" kata mbok Tun lemas.

Verinda menarik nafas panjang sebelum akhirnya berbicara, "Cuman bentar kok, mbok. Aku mau ke luar negeri. Aku udah mutusin buat berobat."

"Syukur alhamdulillah kalo non akhirnya mau berobat juga. Mbok doakan semoga pengobatannya berhasil ya!" seru mbok Tun senang.

"Amin, mbok. Makasih ya." Jawabnya lalu tersenyum. Ia lalu menggiring mbok Tun untuk masuk ke dalam mobilnya. "Kita ngomong dalem mobil aja ya, mbok. Aku nggak mau ketemu sama orang itu." Katanya.

Mbok Tun hanya pasrah sambil mengelus dada dalam hati. Ya Allah sampai segitu bencinya non Ver sama nyonya. Sampai nyebut mama aja udah ndak mau. Yah, tapi aku yo ndak nyalahin non Verinda. Ini semua memang salah nyonya....

"Mbok, aku nitip taneman-tanemanku ya. Jangan lupa disiram," Kata Verinda kembali mengawali pembicaraan setelah menyuruh sopirnya turun dari mobil.

"Soal itu non ndak usah kuatir. Pokoknya mbok jamin begitu non mbalik ke rumah, taneman-tanemannya non keadaannya bakal tetep sama persis kayak pas non Ver tinggalin."

"Mbok, aku nggak bakalan balik lagi."

"M-maksud, non?"

"Aku nggak akan mau balik lagi ke rumah itu." Kata Verinda lalu menoleh ke arah rumah yang dulu pernah ditinggalinya. "Udah terlalu banyak kenangan yang pingin aku lupain-dan, kalo aku masih balik lagi ke sini... kenangan itu nggak bakal bisa aku lupain. Mungkin selamanya juga, aku nggak akan pernah bisa lupa."

Mbok Tun terpekur mendengar perkataan Verinda. Lama keduanya terdiam dengan pikirannya masing-masing. Verinda menghela nafas panjang lalu kembali menatap mbok Tun yang menatapnya dengan sedih.

Miss Troublemaker (nona si pembuat onar)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang