41. Konfrontasi (3)

5.8K 408 22
                                    

Perang, perang, perang!!! 😵 giliran Edenin confronted sama Verinda si miss troublemaker 😓😓😓
____________________________________

Edenin mempercepat langkahnya menuju kamar Verinda dirawat. Tangannya mengepal erat menahan luapan emosinya. Wajahnya memerah masam. Ia baru saja bertemu mamanya di depan cafetaria rumah sakit. Mama menangis sedih sambil menceritakan permintaan Verinda.

Ver, elo emang sakit tapi elo kelewatan!! Mama emang salah tapi dia nggak boleh diperlakukan kayak gini!! Bukan gini caranya ngelampiasin sakit hati elo! Ia sudah dekat dari kamar Verinda. Ia makin mempercepat langkahnya lalu dengan cepat ia membuka pintu kamar. Kedua mata Edenin membulat tidak percaya.

"Apa-apaan elo, Ver?" tanyanya shock.

Verinda tidak menoleh ke arah Edenin. Ia sibuk merapikan pakaiannya lalu memeriksa tangannya yang baru saja lepas dari jarum infus.

"Pulang." Katanya datar lalu menoleh ke arah Edenin.

"Elo nggak boleh kemana-mana! Elo masih harus istirahat!"

"Sejak kapan lo ngatur hidup gue?" tanya Verinda dingin.

"Gue," Edenin lalu terdiam dengan mulut terbuka namun tidak ada kata-kata yang keluar. Ia lalu teringat tujuan datang kemari. "Kenapa elo tega banget sama mama?"

"Tega?" Verinda tertawa hambar. "Salah kalo itu elo tujuin ke gue,"

"Nggak." potong Edenin. "Ver, mama emang salah-tapi, elo juga salah kalo elo bersikap kayak gini! Elo nggak boleh gitu sama mama! Mama,"

"Apa lo bakal ngelakuin itu kalo posisi elo kayak gue?" Verinda menatap tajam kakaknya. "Elo nggak ngalamin apa yang gue alamin. Elo nggak ngerasain apa yang gue rasain. Elo emang lebih tua dari gue, tapi pengalaman pahit elo nggak ada seujungnya dibanding gue. Jadi, jangan PERNAH SOK NASEHATIN GUE!"

"Tapi mama itu orang yang udah ngelahirin elo! Seenggaknya please elo hormatin,"

"GUE NGGAK MINTA DILAHIRIN!" teriak Verinda.

Edenin terdiam memandang adiknya tidak percaya. Keduanya saling pandang selama beberapa saat sampai akhirnya Verinda bergerak menuju pintu.

"Ver, please!!" cegah Edenin sambil menahan lengan Verinda. "Dengerin gue sebagai kakak elo!!"

Verinda menarik tangan Edenin lalu dengan cepat mendorongnya ke dinding. Tubuh Edenin berdebam tersudut di dinding. Ia berusaha mengelak namun kedua tangan Verinda telah menekan kuat bahunya.

Verinda tertunduk sejenak berusaha mengatur nafas dan emosinya. Perlahan ia mendongak menatap kakaknya yang masih shock. Ia mengalihkan pandangannya sejenak sambil tersenyum sinis. Oke. Ini saatnya semua terbongkar.... Ia kembali menatap lurus mata kakaknya.

"Gue. Bukan. Adik. Elo." Katanya perlahan dengan sangat jelas.
Edenin semakin shock mendengar perkataan Verinda yang bagai palu memukul telak kepalanya. Verinda tersenyum sinis menatap wajah Edenin.

Miss Troublemaker (nona si pembuat onar)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang