Yukk temenin Edenin nangis bombay, gank 🤧🤧🤧 si miss troublemaker lagi bikin keonaran 😱😱😱
____________________________________"Ver?! SADAR!!" Edenin gemetar panik. Ia berusaha menepuk pipi adiknya.
Raditya masih menatap dingin ke Verinda meski ia tidak dapat mengelak ada perasaan bersalah di hatinya. Ia masih tidak tergerak untuk menghampiri apalagi menolongnya. Beberapa pemain yang ada di sekitar Raditya berlarian mengerumuni Verinda dan Edenin. Itu akibatnya kalo elo bikin gue kesel!!
Verinda terbatuk-batuk dengan nafas naik turun. Samar-samar Verinda bisa melihat wajah kakaknya yang panik ketakutan. Verinda memalingkan mukanya bersembunyi di pangkuan Edenin. Verinda mati-matian menahan sesuatu yang memaksa keluar dari mulutnya. Tangan kanannya bergerak menutupi mulutnya yang sekali lagi ingin terbatuk.
"Ver, elo kenapa?!" Edenin makin luar biasa panik.
Verinda terbatuk keras seiring muncratan darah segar dari kerongkongannya. Ia mulai menyeringai kesakitan. Tidak ada lagi wajah Verinda yang pura-pura kuat. Hanya ada wajah pucat kesakitan menahan sakit.
"VER!!" tangis Edenin kian menjadi. Edenin mendekap erat kepala Verinda tanpa peduli cipratan darah yang mengotori baju dan roknya. "PANGGIL AMBULANS!!!" teriak Edenin histeris.
Raditya panik dan shock melihat Verinda yang untuk pertama kalinya terlihat tidak berdaya. Raditya segera berlari menerobos kerumunan dan mendorong siapa pun yang menghalangi jalannya untuk menghampiri Verinda dan Edenin.
"Biar gue bantu, Chel!"
Edenin sempat menahan tangan Raditya yang ingin menarik Verinda dari dekapannya. Edenin yakin kejadian tadi bukanlah ketidaksengajaan. Raditya hanya bisa menatap lurus Edenin yang terlihat marah. Verinda kembali terbatuk yang segera membuyarkan perang mata Edenin dan Raditya.
Raditya mencoba menggeser kepala Verinda yang sudah benar-benar lemas. Kali ini Edenin membiarkan Raditya menarik Verinda yang kembali memuntahkan darah. Baju Raditya pun sukses terkena cipratan darahnya. Tangan Raditya sedikit gemetar memegang wajah Verinda yang sudah belepotan darah. Verinda kini benar-benar kehilangan kesadarannya.
Seisi ruangannya yang sempat sunyi langsung kembali heboh. Kerumunan semakin padat mengelilingi mereka bertiga. Trio DC yang juga ada di dalam gedung langsung berusaha merangsek masuk ke dalam kerumunan.
Raditya segera mengangkat Verinda yang sudah terkulai tidak sadarkan diri.
"Cepet bawa ke UKS, Dit!!" usul Raya.
"Nggak," Edenin menggeleng cepat. "bawa ke rumah sakit sekarang!!" lanjutnya sambil menatap Raditya.
"Tapi, Chel. Dia,"
"NGGAK!!" teriak Edenin marah dan panik. Trio DC kaget melihat teriakan Edenin. "Verinda harus dibawa ke rumah sakit sekarang!!" suara makin bergetar. "CEPET PANGGIL AMBULANS!!!" air matanya semakin deras mengalir.
"Pake mobil gue aja! Ambulans kelamaan." putus Nadia buka suara.
"Oke. Kita ke rumah sakit sekarang." Raditya bergerak cepat menuju ke pelataran parkir diikuti banyak siswa yang masih penasaran. "Biar gue yang nyetir, Nad." Katanya lagi setelah meletakkan tubuh Verinda di kursi belakang bersama Edenin.
"Ini kuncinya." Nadia menyerahkan kunci mobilnya dengan cepat.
"Cepetan, Dit!" Kata Edenin yang saat itu memangku kepala adiknya.
"Gue sama anak-anak bakal ikutin lo pake mobilnya Nia, Chel." Kata Nadia lalu berlari ke mobil Nia yang juga sudah siap berangkat.
Raditya bergerak cepat menuju kursi kemudi. Mobil Nadia langsung menderu cepat menuju rumah sakit yang diminta Edenin. Sepanjang jalan Edenin tidak bisa berhenti menangis karena panik melihat wajah adiknya yang semakin pucat.
"Ver, please lo tahan ya...." Edenin terus mendekap adiknya.
Raditya mengemudikan mobil Nadia dengan mengerahkan semua kemampuannya menghindari keramaian jalan. Mobil mereka beberapa kali meliuk lincah mendahului kendaraan lain. Raditya tampak tenang meski sebenarnya ia juga tidak kalah panik. Berulang kali ia melirik ke kaca spion tengah. Rasa bersalah segera menggerogoti mentalnya. BEGO LO, DIT!! Kenapa gue masih nekat cari perkara sih?! Harusnya gue udah sadar dari tadi pagi anak ini emang udah keliatan sakit!! BEGO!!
Mobil itu akhirnya sampai di rumah sakit setelah menempuh 20 menit yang menegangkan. Raditya menghentikan mobilnya tepat di depan pintu UGD rumah sakit. Ia langsung melompat turun dan membuka pintu belakang. Dengan sigap ia mengeluarkan Verinda yang masih tidak sadarkan diri, disusul Edenin yang langsung berlari memanggil suster dan dokter jaga yang ada di UGD.
Tubuh Verinda diletakkan pada sebuah ranjang dorong dan segera didorong masuk ke ruang penanganan di mana Edenin dan Raditya tidak diijinkan masuk. Para suster bekerja cepat memberi pertolongan pertama dengan memasang infus dan oksigen untuk Verinda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Troublemaker (nona si pembuat onar)
Teen Fiction"Verinda itu anak badung. Pokoknya mama nggak mau kamu deket-deket dia, Chel." Doktrin itu udah terlanjur melekat di kepala Edenin, kakak Verinda. Mamanya aja udah tobat ngadepin perilaku anak bungsunya. Edenin yang manja dan anak mama, jelas aja la...