Author's note:
Hi, bantu author promo cerita ini dong 😍😍😍 biar cepet bs cepet 1k viewers 😁😁😁 jangan lupa komen sama vote yah, gank 😘😘😘
___________________________________Verinda duduk bersadar di dalam pendopo sambil melamun. Kejadian semalam masih teriang dalam benaknya. Ia sudah ingat sepenuhnya kejadian sebelum akhirnya ia tercebur dan nyaris tenggelam dalam kolam.
"Pagi, Ver." Sapa Edenin yang sudah berdiri di depannya.
Verinda hanya mengangguk kecil tanpa menoleh ke Edenin.
Edenin langsung cemberut. Ia lalu duduk di samping Verinda."Lagi ngapain lo?" tanyanya.
"Duduk."
Uuuurgh...!! Kumat lagi kan resehnya?! Edenin menarik nafas panjang.
"Ngelamun?" tanya Edenin.
"Mana temen lo?" tanya Verinda pada saat yang bersamaan.
Edenin terdiam sejenak. Ini adalah pertama kalinya Verinda menanyakan para sahabatnya.
"Udah pada pulang. Kenapa?"
"Thanks." Kata Verinda pelan tanpa menoleh.
Edenin semakin tidak percaya. Apa karena kecebur semalem otaknya jadi beres?
"Ntar gue sampein deh!" jawabnya sambil melipat kedua kaki di depan dada.
"Lo juga-deh." Kata Verinda terdengar ragu.
"Apa?"
Verinda berdehem sambil melirik Edenin sejenak lalu memalingkan muka.
"Kayak yang gue bilang tadi."
"Tadi yang mana maksud lo?" Edenin seolah mendapat angin untuk mempermainkan kelemahan adiknya.
"Pokoknya yang tadi!!"
"Iya, yang mana?"
"Nggak usah reseh deh!"
Edenin tertawa dengan tingkah adiknya.
"Dasar lo. Kayak elo yang nggak selalu reseh aja." Kata Edenin disela tawanya.
Verinda terdiam lalu menoleh ke kakaknya sambil berkata, "Thanks." Ia mengangguk menatap kakaknya yang langsung hilang tawanya. "Thanks." Katanya lagi lalu mengumbar seulas senyum tipis yang terlihat tulus.
Edenin menebar pandangannya sejenak lalu kembali menatap adiknya.
"Oke," jawabnya sambil ikut mengangguk. "Sebenernya," Edenin mendadak timbul niat jahilnya. "gimana rasanya?"
Verinda mengerutkan alisnya tidak mengerti.
"Semalem tadi," kata Edenin yang sengaja menggantungkan kalimatnya. "ciuman penyambung idup lo dari gue, gimana rasanya?" Edenin lalu tertawa.
Wajah Verinda langsung berubah masam.
"Nggak usah mulai deh!" bentak Verinda.
"Mulai apanya? Elo duluan kan yang pake acara kecebur segala." Tawa Edenin semakin keras hingga perutnya sakit.
Verinda mendengus kesal antara marah dan tengsin. Ia ingin membalas kakaknya dengan makian namun ia lalu membatalkan niatnya. Akhirnya, ia hanya bisa komat-kamit memaki tanpa suara.
Edenin mulai menguasai dirinya. Perlahan tawanya mulai berhenti. Ekspresi wajahnya lalu berubah serius menatap Verinda yang memalingkan mukanya.
"Ver," katanya sambil salah memegang salah satu tangan adiknya.
Verinda tidak mau menoleh karena yakin kakaknya akan semakin menertawakannya.
"Jangan kayak gitu lagi, ya." Kata Edenin serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Troublemaker (nona si pembuat onar)
Teen Fiction"Verinda itu anak badung. Pokoknya mama nggak mau kamu deket-deket dia, Chel." Doktrin itu udah terlanjur melekat di kepala Edenin, kakak Verinda. Mamanya aja udah tobat ngadepin perilaku anak bungsunya. Edenin yang manja dan anak mama, jelas aja la...