Author's note:
Please re-read bab 31 biar pada dapet feel-nya pas baca bab ini dan seterusnya ya, gank 😷😷😷 btw, jangan keburu mewek dulu gank 😝 because the worst is yet to come 🤧🤧🤧
Author signed out! 🖖
____________________________________Jeany menyodorkan secangkir teh hangat pada Verinda yang sedang duduk melamun di ruang tamu rumah papanya. Ia sempat melihat ke arah pandangan Verinda yang tertuju pada jasad papanya.
"Semaleman lo nggak tidur. Baiknya lo istirahat bentar... kamar lo udah disiapin." Kata Jeany sambil menyeruput tehnya.
Verinda menatap kosong ke cangkir tehnya.
"Jam berapa sekarang?" tanyanya sambil meminum sedikit tehnya.
"Jam," Jeany melirik arlojinya. "setengah lima." Lanjutnya sambil duduk di samping Verinda. "Kenapa?"
Verinda meletakkan cangkir tehnya sambil beranjak dari duduknya.
"Gue mau sekolah." Jawabnya sambil menebar pandangan.
"Maksud lo?!" Jeany buru-buru ikut berdiri. "Emangnya lo nggak ikut anterin bokap lo ke peristirahatan terakhir?"
Verinda membuang nafas pendek sambil tetap celingukan.
"Mana kamar mandi?"
"Apa?"
"Gue mau mandi." Katanya ketus sambil menoleh ke Jeany.
Jeany menarik nafas panjang sambil menggeleng. Makin yakin gue kalo dia anaknya Adham!! Sorot mata sama, gayanya juga sama-sama-sama belagu!
"Biar gue anterin." Katanya lalu berjalan mendahului Verinda.
"Nggak usah."
Jeany berjalan mondar-mandir di depan kamar mandi. Ia terlihat gelisah menanti Verinda keluar. Ia langsung berlari menghampiri begitu melihat Verinda keluar.
"Lo yakin masih mau sekolah, hah?!"
Verinda diam saja sambil sibuk mengibaskan lengan bajunya yang kusut.
"Bokap lo ini meninggal, Ver!! Kenapa lo kagak ijin aja sih?! Biar ntar gue yang urus semua deh! Lo konsen aja nyambut pelayat yang dateng." Cerocos Jeany yang sama sekali tidak digubris Verinda.
"Gue mau sekolah." Jawabnya singkat sambil menatap dingin ke Jeany. Ia lalu beranjak pergi keluar sambil menarik nafas dengan keras melalui hidungnya.
"Dasar keras kepala lo!!" maki Jeany kesal.
Verinda terus melangkah tanpa mempedulikan omelan Jeany.
"Habis dhuhur, Ver!" teriak Jeany lagi ketika Verinda sampai di ambang pintu. Verinda menghentikan langkahnya sejenak namun ia tidak menoleh ke belakang. "Kalo lo berubah pikiran. Bokap lo dimakamin abis dhuhur." Verinda lalu kembali melangkah pergi.
********************************
Edenin membuka pintu atap gedung sekolah ketika jam istirahat baru dimulai. Ia langsung menyapu pandangan ke sekeliling. Ia menarik nafas lega begitu melihat Verinda sedang duduk selonjor di salah satu sudut. Ia langsung berlari menghampiri. Verinda tidak menyadari kehadirannya.
Verinda duduk bersandar di dinding sambil meluruskan kedua kakinya. Penampilannya terlihat kucel karena seragamnya tidak diganti sejak kemarin. Sorot matanya terlihat kosong dengan kedua telinga dipasangi headset.
Edenin lalu duduk disampingnya.
"Ver," panggilnya pelan yang tidak mendapat respon dari adiknya. Ia membuang nafas pendek sambil menarik salah satu headset dari telinga adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Troublemaker (nona si pembuat onar)
Novela Juvenil"Verinda itu anak badung. Pokoknya mama nggak mau kamu deket-deket dia, Chel." Doktrin itu udah terlanjur melekat di kepala Edenin, kakak Verinda. Mamanya aja udah tobat ngadepin perilaku anak bungsunya. Edenin yang manja dan anak mama, jelas aja la...