07. Anak Baru Belagu

9.8K 536 7
                                    

"Cihuy, libur panjang!!" seru Nia sambil menggeliat malas.

Pagi itu, kuartet DC lagi jogging bersama di halaman belakang rumah Edenin. Suasana rumah Edenin nampak lengang karena papa dan mama pergi ke luar negeri dalam rangka perjalanan bisnis.

"Wah, rumah ini bener-bener milik lo sekarang!" kata Raya sambil berlari-lari kecil lalu melakukan stretching.

Edenin mengangguk sambil tersenyum senang.

"Seneng bener lo, Chel! Oya, adek lo yang spooky tuh ke mana? Kayaknya dari semalem gue dateng, tuh anak nggak keliatan." tanya Nadia.

"Ke Bogor. Tiap liburan sekolah dia pasti ke sana. Nengokin nenek gue."

Nadia manggut-manggut sambil mengikuti gerakan Edenin. Pantes dia seneng banget! Adiknya yang reseh kagak ada.

"Wah, dia cucu yang berbakti juga ya?" celetuk Nia.

"Elo kok nggak ke nenek lo juga?" tanya Raya heran.

"Males gue." Jawab Edenin cuek.
Nadia tertawa sambil menggeleng heran.

"Durhaka lo, Chel."

"Bukannya gitu, girls. Lo belum tau nenek gue kayak gimana sih! Nenek gue tuh jutek banget. Orang yang keras kepala, tegas, kaku, pokoknya otoriter gitu lah! Kalo almarhum kakek masih ada, gue pasti mau liburan ke Bogor. Soalnya tempatnya enak banget!"

"Emang almarhum kakek lo baek banget, ya?" tanya Nia.

Edenin menganguk sambil melipat satu kakinya ke depan dada.

"Gue kadang suka nggak abis pikir ama tuh anak. Kok dia bisa-bisanya betah kumpul bareng nenek. Padahal gue-duh, sehari aja udah pingin pulang ke rumah! Nggak tahan ama omelan nenek gue. Otoriter banget!"

"Wah, adek lo emang aneh bin ajaib banget! Mungkin karena adek lo ngerasa kalo dia mirip dan sejenis ama nenek lo kali!" komentar Nia asal.

"Eh, Chel-halaman belakang lo ini bagus juga! Baru ini bener-bener gue perhatiinnya. Taneman di sini juga bagus-bagus. Wah, home sweet home!" kata Nadia sambil memperhatikan sederet tanaman yang tertata rapi dan indah.

"Oh, itu kerjaan tukang kebun gue aja yang jago." Sahut Edenin sok tahu.

Di Rumah nenek di Bogor

"VER!!! CEPET!!" teriak nenek dengan suara lantang memanggil cucunya.

Verinda yang baru keluar dari kamar mandi segera memenuhi panggilan neneknya yang berada dalam kamar yang ditidurinya.

"Kenapa, nek?" tanya Verinda heran.

Wanita tua berwajah keras dengan rambut yang nyaris penuh uban mendengus sambil menunjuk ke arah tempat tidur yang berantakan.

"UDAH BERAPA KALI NENEK BILANG?!" bentak nenek sambil melotot kepada Verinda. "Kalo mau nginep di rumah nenek harus nurut sama aturan nenek!! Bangun harus jam empat pagi, begitu bangun harus langsung beresin tempat tidur trus sholat subuh!"

"Abis itu jalan pagi sampe jam enam, trus mandi, selesai mandi temenin nenek belanja trus masak. Selesai masak baru sarapan." Kata Verinda memotong pembicaraan nenek yan sudah hafal di luar kepala.

Nenek hanya mendengus mendengar perkataannya diserobot Verinda. Yah, setiap liburan Verinda selalu berkunjung ke rumah neneknya. Jadi, sudah sepantasnya ia hafal dengan segala aturan keras yang dibuat neneknya.

Verinda tersenyum tipis melihat tingkah neneknya yang galak.

"Maaf, nek. Aku lupa nggak beresin tempat tidur, tadi juga bangun kesiangan."

Miss Troublemaker (nona si pembuat onar)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang