"Met sore, tante Belinda!!" seru tiga teman Edenin nyaris serempak.
"Eh, ada Nadia, Raya, Nia. Sore juga!" sapa mama ramah. "Mau nginep disini, ya? Si Chelia ada di kamarnya tuh. Samperin aja langsung." Lanjutnya sambil mengumbar senyuman yang sangat ramah.
Iya neh, tante. Makasih ya udah boleh nginep lagi buat yang kesekian kalinya!" jawab Nia sambil terkekeh jelek.
"Oh, nggak apa-apa! Tante malah seneng banget ada temennya Chelia yang mau nginep. Soalnya dia suka kesepian."
"Makanya itu kita nginep, tan. Skalian mo pajamas party pas weekend gini. Kayak remajanya Amrik itu lho, tan! Kayak di TV." sahut Raya yang suka heboh sambil tertawa.
"Ih, tante orangnya welcome banget deh! Eh, tante-kita ke atas dulu ya? Ke kamarnya Chelia. Misi ya, tan!" kata Nadia mohon ijin.
"Oh, silahkan. Anggep rumah sendiri ya!"
Ketiga cewek itu adalah sahabat Edenin sejak kelas satu SMA. Mereka berempat adalah anggota cheerleader. Mereka berempat menamakan diri sebagai Da CheerZ alias kuartet DC yang tiap satu bulan sekali mengadakan pajamas party di salah satu rumah personel DC. Bulan ini giliran menginap di rumah Edenin.
Mereka segera menuju kamar Edenin. Mereka tidak perlu guide untuk menunjukan kamar Edenin. Mereka cukup sering menginap di rumah Edenin. Saat akan menaiki tangga mereka berpapasan dengan Verinda yang juga akan menuju kamarnya di lantai atas. Trio DC terpaku beberapa saat ketika Verinda memandang mereka dengan tidak ramah.
"D-duluan, deh!" kata Nia tergagap.
Verinda menatap ketiga teman kakaknya secara bergantian. Ia mendengus pelan lalu segera menaiki anak tangga dengan tenang dan anggun. Begitu Verinda menghilang dari pandangan, mereka baru bergerak sambil membuang nafas lega.
"Bikin kaget aja!" seru Raya tertahan.
Nadia nampak mengelus dada sementara Nia mengelus pipi kanannya. Nia teringat berita yang menghebohkan seantero sekolah di hari pertama masuk sekolah yang terjadi seminggu yang lalu. Berita itu masuk headline news koran mingguan sekolah yang terbit tiap sabtu. Di koran itu memuat foto Amelia saat pingsan dengan pipi kanan yang memar.
'Amelia Aryanthi di K.O Anak Kelas Satu', judul itu nampaknya amat menyedot perhatian semua elemen di sekolah. Koran sekolah yang biasanya jarang peminat mendadak laris manis. Koran itu jadi rebutan para siswa yang penasaran. Seharusnya, para anggota redaksi koran sekolah berterima kasih pada Verinda.
"Hi, girls!" sapa Edenin riang ketika melihat ketiga sahabatnya datang. "Lho, kalian pada kenapa sih?! Abis ngeliat setan? Tegang bener...."
"Setannya sih enggak, Chel! Tapi ehm... kayak titisannya gitu, deh!" sahut Raya sekenanya sambil menjatuhkan diri ke ranjang Edenin.
"Kita tadi papasan ama adek elo!! Gila, gue langsung inget kak Amel yang ditonjok!" kata Nia memperjelas sambil ikut nimbrung di ranjang Edenin.
Edenin membuang nafas panjang melalui mulut. Wajahnya yang ceria berubah muram mendengar nama adiknya disebut.
"Gila, ya? Gue mpe sekarang nggak nyangka kalo si Ver bisa ngelakuin itu!"
"Lu kan kakaknya, Chel?! Mestinya elo tau sifatnya dong!" sahut Nia. "Lagian kalo dipikir-pikir baru ini gue ngeliat jelas dari deket muka adek elo. Ternyata dari jauh atau deket, muka adek elo tetep dingin, jutek dan cuek banget!"
Edenin menggeleng cepat lalu memegangi kepalanya yang terasa berdenyut.
"Girls, udah berapa kali gue bilang, gue nggak akrab ama dia. Dari kecil nyokap gue udah bilang ribuan kali kalo Ver tuh badung banget. Gue harus jaga jarak karena nyokap takut gue bisa ketularan badungnya si Ver."
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Troublemaker (nona si pembuat onar)
Ficção Adolescente"Verinda itu anak badung. Pokoknya mama nggak mau kamu deket-deket dia, Chel." Doktrin itu udah terlanjur melekat di kepala Edenin, kakak Verinda. Mamanya aja udah tobat ngadepin perilaku anak bungsunya. Edenin yang manja dan anak mama, jelas aja la...