Short update 😛
____________________________________Rumah nenek di Bogor
Verinda duduk melamun di ruang tamu rumah nenek yang mungil tapi nyaman. Ia duduk berselonjor di sofa panjang sambil mendengarkan alunan musik dari iPod-nya. Beberapa kali nenek memanggil Verinda dari dapur. Begitu tidak ada tanggapan dari cucunya, nenek langsung datang menghampiri.
"Verinda!" panggil neneknya sambil berkacak pinggang.
Verinda diam tidak bergeming. Nenek langsung mendengus kesal sambil menarik headset yang menyumbat telinga cucunya itu.
"N-nenek?" Verinda langsung tersadar. "Nenek manggil aku?"
"Nenek beliin kamu alat ini dulu bukan buat bikin kamu jadi nggak dengerin orang manggil!" omel nenek sambil berkacak pinggang dengan galak.
"Maaf, nek." Kata Verinda dengan lemas.
"Turunin kaki kamu dari sofa! Kalo nanti ada tamu gimana?!" omel neneknya lagi lalu duduk di sofa di samping cucunya.
Verinda langsung menurunkan kakinya dan merubah posisi duduknya agar neneknya bisa duduk di sampingnya. Ia lalu mematikan iPod-nya.
"Maaf ya, nek."
Nenek Verinda terdiam sejenak menatap cucunya. Ia lalu menghela nafas sambil menyandarkan punggung tuanya ke sofa.
"Kamu kenapa? Kok tumben lemes banget. Nenek perhatiin dari sejak dateng nggak biasanya kamu," nenek tidak meneruskan kalimatnya karena ia melihat Verinda menoleh kepadanya sambil tersenyum. "Ada apa, Ver?"
Senyum yang berusaha ditunjukkan Verinda langsung memudar. Ia langsung menggeser pandangannya. Nenek memang selalu tahu bila ada hal yang ingin disembunyikan darinya. Verinda menarik nafas panjang.
"Nek, apa nenek itu... nenek aku?"
"Apa maksud kamu? Ya jelas nenek ini nenek kamu. Kenapa tau-tau nanya pertanyaan konyol gini kamu?" Nenek langsung mengerutkan alis.
Verinda meringis sejenak mendengar jawaban neneknya. Ia kembali menatap neneknya sejenak lalu kembali memalingkan wajah.
"Aku becanda kok, nek." Katanya kemudian sambil ikut menyadarkan punggungnya ke sofa.
"Jangan bikin nenek bingung. Kalau emang ada yang mau kamu tanyain ya tanya langsung! Nggak usah muter-muter. Nenek nggak suka!"
Verinda kembali terdiam sejenak. Ia berusaha menimang-nimang kalimat yang akan dikatakannya kepada nenek.
"Aku serius, nek. Apa bener nenek itu beneran nenek aku?"
Nenek langsung menoleh ke Verinda. Ia ingin mengomel lagi namun ketika melihat Verinda yang duduk kaku dengan pandangan lurus ke depan membuatnya mengurungkan niatnya. Nenek menarik nafas sejenak. Yah, mungkin inilah saatnya dia tau.... Nenek lalu ikut-ikutan memandang lurus ke depan meski ia tidak tahu apa yang sedang dilihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Troublemaker (nona si pembuat onar)
Novela Juvenil"Verinda itu anak badung. Pokoknya mama nggak mau kamu deket-deket dia, Chel." Doktrin itu udah terlanjur melekat di kepala Edenin, kakak Verinda. Mamanya aja udah tobat ngadepin perilaku anak bungsunya. Edenin yang manja dan anak mama, jelas aja la...