42

4.4K 253 24
                                        

Kita semua sudah bersiap di meja makan untuk makan malam, gue hanya membantu Nabila untuk membuatkan minum untuk mereka semua, susu coklat dingin dan air putih yang harus diminum habis, sedangkan Nabila memasak sayur capcay(deh) ditambah bakso dan sosis bakar.

"Makanan sudah siapp" ucap Nabila sambil membawakan makanan yang sudah dia siapkan.

Jojo, Raihan, dan Aji berebut centong nasi karna takut kehabisan, padahal kan yang kita makan nasinya kenapa yang direbutin centongnya ya? Gue bingung sebenernya, tapi yaudahlah.

"Gue duluan!" Teriak Jojo dengan lantang sambil menatap horor Raihan dan Aji.

"Gue!" Sambung Aji dengan gaya sok cool, gak ada hubungannya centong nasi sama ketampanan.

Cogan mah bebas.

"Gue lah. Kalo gue kelaperan trus gue makin kurus nanti Una ga ngrasa anget lagi kalo gue peluk" ucap Raihan membuat gue dan Nabila ngakak melihat tingkah mereka semua.

Jojo dan Aji menatap tajam Raihan yang gayanya sok santai, Raihan hanya cengengesan ga jelas dan langsung mengambil nasi secukupnya.

Setelah makan malam selesai dan dua malaikat pencabut hati gur pergi, Raihan dan Aji. Gue sama Nabila langsung ke kamar meninggalkan Jojo yang udah ketiduran dari tadi setelah nonton tv.

"Un, besok gue ada lomba lagi nih." Kata Nabila setelah kita sampai di kamar dan melemparka diri ke kasur.

"Mau gue anterin?" Tanya gue sok baik.

"Gausah gausah takut ngrepotin"

"Jijay gue denger lo gitu"

"Hehe. Gue pengennya lo temenin. Yaahhhhh mau yahhh, gue sendirian nih. Acaranya ga lama kok, cuma dari pulang sekolah sampe sebelum maghrib gitu"

"Iyadeh. Tapi gue ajak Raihan" Nabila mengangguk semangat dan langsung berbalik badan memainkan hp-nya, gue pun sama berbalik badan juga tapi gue langsung tidur.

~~~

Hari ini kita semua berangkat lebih awal dengan Aji yang mulai berangkat lagi, katanya si dia bosen juga ngapain dikasih waktu lama banget.

"Unaaa. Buruann" teriak Nabila dari depan rumah yang sudah menunggu gue cukup lama hanya untuk memilih  memakai kerudung paris atau biasa.

"Iyaiya sabar" gue keluar rumah dan langsung mengunci pintunya rapat-rapat.

Brak. Pintu mobil tertutup rapat dan suaranya cukup membuat kaget.

"Un, lo sama Raihan nanti jadi kan?" Gue mengangguk.

"Kalian bawa motor kan" gue mengangguk sekali lagi.

"Lo kenapa si? Kan ada ka Atan"

"Gue cuma butuh temen saat nanti dia nyuekin gue" dia tersenyum getir, mata yang terpejam seperti sedang menahan tangis yang ingin pecah.

"Udahudah gausah sedih gitu. Nanti lo kurus"

"Paan si lo" dia sedikit tertawa dan menghembuskan napas terakhirnya, eh coyyy, maksud gue menghembuskan nafasnya pelan untuk membuat hati terasa tenang.

Segini dulu yaa. Maaf bangett, jangan bosen buat nunggu cerita ini update.

Lagi gada inspirasi dan ga semangat. Sekali lagi aku minta maaf.

Terus vote dan coment, follow aku, jangan tinggalkan saya para readers👌

Adik kelas VS Kakak KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang