82

2.1K 135 13
                                    

Abangku sayanggg, gak pulang pulangg..

"Brisik bego pagi-pagi bikin budeg kuping" triak seorang cowok yang teramat dekat dengan gue.

"Kenapa abang sayang" gue meledeknya dengan colekan didagu dia.

"Un jiji un ahhhh gue ternodai"

"Woy. Gue baru dateng kalian malah ribut sampe halaman rumah" suara khas Aji terdengar setelah bunyi pintu tertutup.

"Jo, kayak kenal gitu. Supir bukan?"

"Oh itu? Kang kebun, Un"

"Oh. Yaudah mas langsung aja cuci piringnya"

"Hari ini hari apa. Kok otak kalian konslet semuaaa"

"Ji, ladenin aja daripada ngambek" ucap Jojo yang seolah berbisik pada toa masjid, terlu keras untuk disebut bisikan.

"Libur tiga hari kan nih ya"

"Sapa bilang 3 jam"

"Diem!" Gue cemberut, sok lemah biar Aji merasa bersalah.

"Mukanya jangan dibikin kasihan gitu. Gemes gue elah" gue ngakak mendengar perkataan Aji.

Gue sangat rindu moment ini, moment dimana gue tertawa bebas tanpa ada rasa ganjal.

"Jalan-jalan mau?" Tawar Aji.

"Gue sama Nabila mau pergi dongg" pamer Jojo dengan hebohnya sambil menari-nari menuju dapur.

"Kita berdua aja ya?"

"Okee. Kemana?"

"Maunya kemana?" Aji mengelus puncak kepala gue dan berlalu duduk.

"Jalan-jalan"

"Ya kemana?"

"Curug yuk? Pengennn"

"Yaudah ayok mumpung masih pagi. Tadi juga gue liat keknya Dinda ke curug, mau barengin?"

"Serah" gue berlari menuju kamar untuk berganti pakaian, siapa tau ketemu ustad ganteng yang siap ngelamar gue.

Setelah beberapa menit berganti -Beberapa menit bagi gue, berjam-jam bagi Aji- akhirnya kita pergi juga ke tujuan tadi. Gue juga sudah menghubungi Dinda yang kata Aji lagi disana gatau sama siapa aja, paling juga Teta, Inas dan Jovan.

"Lo kalo diajak ke mall pakaian kek gembel. Ke hutan malah kek model jilbab gini" Dari raut wajah Aji, gue dapat menyimpulkan bahwa sebnenar-benarnya itu dia kesal karna menunggu lama tidak seperti biasanya kalo kita jalan-jalan ke mall.

"Maaf yaa. Ga sampe 2 jam juga" gue mengelus lengannya sok lembut berharap dia meleleh karena terpesona sama gue.

"Minggir! Galiat lagi nyetir?"

"Kenapa si" gue langsung melepas pegangan gue dan melipat kedua tangan gue di depan dada.

"Bukan gitu. Gue jadi grogi kalo lo kayak gitu, deg-degan berasa mau idup kedua" ucapnya dengan lembut. "Kok ngakak si?" Lanjutnya tengan bibir yang sedikit mengerucut.

"Lucu. Dah ah fokus jalan aja"

"Disana bakal ada Raihan sama Ara" ucapnya tiba-tiba.

"Trus?" Jawab gue sambil membenarkan jilbab gue.

"Lo gak apa-apa?"

"Gak. Kan ada lo"

"Okee kalo lo gapapa. Nanti jangan jauh-jauh dari gue"

"Bawel lu ah"

"Bandel amat si. Gue aduin Jojo nih kalo lo mau ketemu Raihan"

"Ih lu mah. Berarti gajadi pergi dong"

"Oiya juga ya. Lu paling bisa yaa dasar" Aji menepuk pelan puncak kepala gue.

Diperjalanan kita berdua hanya mengerti kebahagiaan, kita terus tertawa bersama.

-jangan pergi dari hidup gue Ji!


Maaf buat kalian semua yang udah setia baca, yang setia nunggu update-an cerita lain😅.

Yang kelas 9 pasti ngerti la ya gimana keadaannya. Mohon doanya aja buat kelulusan akuu.

Sekali lagi MAAF.

Yang rindu bisa mampir ig  : @bunga_hpn

Adik kelas VS Kakak KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang