65

3.6K 257 8
                                    

Mungkin dengan adanya hari ini dan kejadian tadi. Hubungan gue dengan Raihan sudah sedikit membaik. Sepertinya begitu?

Kita kembali menjadi sering duduk diatas batas jendela. Inget kan posisi kamar kita?

Terkadang dia memainkan gitarnya dan gue menyanyi, atau kita bermain game online di HP yang sebenernya gue belum sangat paham, tapi menuruti kemauan es di kompor itu.

"Yeyy menang" teriaknya.

Malam ini kita sedang bermain game dengan posisi berhadap-hadapan dengan duduk di jendela kamar masing-masing.

Sudah lebih dari 5× kita bermain. Dan dia sudah memenangkannya 3×.

"Eh lo curang ya?"

"Enak aja. Gue itu profesional"

"Heleh"

"Eh lo gak percaya?"

"Gue udah gak bisa percaya sepenuhnya gitu aja sama lo"

"Eh jangan gitu dong"

"Wlee" gue berlari ke dalam kamar dan meninggalkannya dengan bibir yang dibuat mirip kerucut.

"Unaaa, kamu tega ninggalin aku gitu aja. Woyy! Gue kayak orang ilang nih"

Gue mengabaikannya dan berjalan ke ruang tengah untuk berkumpul dengan Jojo.

Berdua itu masih pantas disebut berkumpul gak?
Iya dah ya.

"Eh, udah selese?"

"Ho oh."

"Aneh kalian itu"

"Udahlah diem aja"

"Iya deh. Eh tadi Nabila kesini, bawain nasi goreng."

"Kok udah gak ada?"

"Dia ada acara keluarga, tadi juga kakaknya mau disini aja tapi orang tua mereka nelfon"

"Ohh"

Gue berjalan ke dapur untuk menghampiri nasi goreng kiriman Nabila.

"Wawww" setelah gue melihat piring yang tertata rapi dimeja yang tadi ditutupi oleh tudung, gue tercengang bahagia.

Ada nasi goreng didalamnya

Oh senangnya

Aku makan enak malam ini.

"Jo, lo udah makan?"

"Sudah tuan putri"

"Baiklah jikalau begitu"

Gue membersihkan mulut gue dan mencuci piring kotor yang tadi gue pakai untuk makan setelah selesai makan. Puisi berjudul, Makan.

Krikk.

"Un. Sini deh"

"Apa"

"Tadinya gue mau nyatain perasaan gue ke Nabila"

"Trus?"

"Gajadi"

"Kenapa?"

"Kemaren dia sibuk sendiri sama HP-nya. Terus dia cerita kan kalo lagi deket lagi sama ka Abbiyu"

"Sabar, Jojo" gue memeluknya dari samping karena kita duduk sebelahan. Dia membalas pelukan gue dan meletakkan dagunya dikepala gue, sebagai penopang.

Dia pasti sedih banget, masa iya dia seneng terus bakal jingkrak-jingkrak di air.

Gue melepas pelukannya begitu juga dia. Dia tersenyum palsu ke arah gue.

Jo, jangan sok pura-pura lah ke yang lebih profesional buat senyum palsu. Hahaha.

Adik kelas VS Kakak KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang