DUAPULUH TUJUH

6.1K 325 4
                                    


Yang rindu Raihan sama Una berduaan mana nih?

"Unaa bangun woy dah siang ni" teriak Nabila membangunkan gua.

"Unaa buruan ih. Gua tinggal loh" Nabila terus menepuk-nepuk tubuh gua. Tenaga dia gede banget dah suer.

"Iyaiya gua bangun" gua mencoba mengumpulkan nyawa dan bangun.

SKIP

"Gua bikinin nasi goreng telor buat sarapan dan nasi gorang sosis buat bekal"

"Lah tumben bikin bekal" ucap gua sembari memakan nasgor buatan Nabila. Bosen? Engga kok, Nabila selalu membut nasi goreng dengan berbagai macam walau sama saja nasi goreng, ini menjadi makanan favorit kita.

"Gapapa lah. Hemat" Nabila menyiapkan bekal untuk kita beserta air putih nya. Kayaknya si Nabila udah makan sebelum gua bangun jadi dia tinggal nyiapin yang kurang aja.

~~~

Sudah waktunya jam istirahat tetapi guruku yang satu ini memang senang membuat warga kelasnya ingin teriak tak sabar keluar kelas dan menyudahi pelajaran.

"Baiklah sekian saja. Kita lanjut besok. Selamat siang" ucap guru yang ga peka itu.

"Terimakasih pak" ucap seluruh warga kelas yang keroncongan dan bersiap-siap lari keluar kelas.

Gua dan Nabila juga sama, tapi kita ga lari kita mah santai aja.

"Lama amat si" ucap seorang cowo yang tiba-tiba nongol membuat gua dan Nabila sedikit terkejut.

"Raihan lo apaan si ngagetin aja" protes gua.

"Lagian lo lama. Udah yuk ah ke kantin, gua baru minum air putih tadi" dia langsung menarik tangan gua dan tangan gua menggapai tangan Nabila. Ada unsur tarik menarik disini.

Di kantin gua dan Raihan beli semangkuk bakso sedangkan Nabila lebih memilih untuk makan mie ayam, kita bertiga sama-sama memesan segelas es jeruk, merasa bosan sama es teh.wkwkwk.

"Gua dah selese gua duluan yaa mau ada ulangan. Oya nanti pulangnya lo bareng gua aja yaa. Gapapa kan Bil?" Oceh Raihan yang bersiap-siap berdiri. Gua dan Nabila hanya menganggukan kepala karna masih fokus dengan makanan di depan kita. Tiba-tiba Nabila mulai berbicara, yang gua liat tatapan dia si serius tapi gua gamau ketipu lagi kaya kemaren-kemaren. Tatapan si iya serius, nyatanya cuma mau izin boker.

"Unn"

"Apaan?"

"Radit mulai deketin gua" gua terbatuk dan menghentikan acara membuat perut gua senang.

"Serius lo? Jangan ke ge-er an deh"

"Iih benerin"

"Beneran egeb. Kesel gua"

"Ehh iyaa" dia cuma mendecih kesal sedangkan dia cengengesan ga jelas.

"Beneran. Semalem dia chat gua mulu abis itu minta jalan bareng dan acaranya nanti sore"

"What? Ka Atan mau lo kemanain?" Gua menjitak Nabila sedikit keras.

"Tenang aja gua udah tolak si Radit. Gua cuma pengen cerita aja sama lo. Soalnya gua ga tenang"

"Oh gitu. Yaudah, kelar kan" gua melanjutkan makan yang tadi terhenti gara-gara curhatan Nabila yang sebenernya ga akan ada pengaruhnya buat dia.

"Eh Un. Lo sama Raihan itu gimana si?"

"Gimana apanya"

"Kalian deket, yang gua liat juga sama-sama suka. Kenapa ga jadian aja?"

"Ga ah gua lagi ga pengen pacaran dulu. Lagian itu kan yang lo liat, jadi belum tentu bener"

"Gua jujur aja deh yaa"

"Kenapa? Lo suka sama gua atau sama Raihan?" Gua jawab ngawur dan 2 jitakan mendarat di kepala gua yang tertutup dengan jilbab.

"Iih bukan. Jadi gini, lo inget ka Dika kan?" Gua mengangguk sambil otw menghabiskan minuman gua.

Tetttt.

"Yahh masuk. Nanti aja deh di rumah"

Gua hanya berde-hm dan jalan menuju ke kelas.

~~~

"Un. Lo sama Raihan kan?"

"Iyaa"

"Gua main bentar ya sama Atan" gua mengangguk dan mencoba mencari Raihan di ribuan pasir. Eh engga, cuma dari beberapa anak aja.

"Kuy pulang" ucap Raihan yang sudah berada di depan gua.

"Han. Jagain dedeq kecil guahhhh" jawab Nabila mulai lebay. Biasa lah, dia mau beduaan sama ka Atan ya gitu.

"Laga usah pake abab. Gua jagain terus sampe dia tinggi"

"Kurang ajar lo" gua menarik tangan Raihan untuk cepat pulang karna Ka Atan sudah menghampiri Nabila.

"Bil. Gua pulang. Byee" ucap gua setelah agak jauh.

"Un. Eskrim dulu kuy"

"Bayarin yaa"

"Iyaiyaa. Selalu gitu kan"

"Siip. Ayo buruann" gua menarik tangan Raihan lebih keras dan berjalan lebih cepat. Sesekali gua melihat ke belakang dan gua liat Raihan cuma senyum-senyum sendiri gitu bukannya marah~~

   Gua udah duduk santai di dalam cafe, Raihan sedang memesan eskrim tentunya buakn ketoprak.

"Nih" dia meletakan dua cup eskrim yang cuckup gede juga tempatnya.

"Makasih ehannn" gua menepuk-nepuk pelan lengan Raihan dia mengangguk dan tersenyum lalu melepas kacamatanya.

Ada ide jail di otak gua, gua pengen ambil foto dia pas dia ga siap gitu.

"Hann" panggil gua sok lembut.

"Apa?"

"Lo serius banget si makan eskrimnya. Gua di cuekin gitu"

"Iih engga gitu" dia meletakan sendok eskrimnya kembali dan tangannya di letakan di atas meja, kaya anak TK pas di suruh duduk rapi biar bisa pulang duluan, wkwkwk.

"Ga ah lo cuek ke gua. Daritadi mukanya jutek"

"Iyaa nih gua senyum" dia tersenyum lebar dan wajahnya menghadap ke gua.

Cekrek.

"Yes dapet" ucap gua lirih biar dia ga denger.

"Dapet apa?"

"Hah? Engga. Tadi gua lagi main game gitu trus dapet yang gua mau deh"

"Iyadeh"

"Yaudah yuk pulang"

"Yuk"

Makasih buat dukungan kalian. Jangan pernah lupa buat vote nya yaa, coment juga boleh banget.

Jangan pernah bosen yaa.

Adik kelas VS Kakak KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang