Sore ini saatnya gue buat nemenin si Nabila lomba lukis, sebentar si katanya, gue hanya jadi cadangan kalau-kalau ka Atan bakal nyakitin dia atau nyuekin dia lagi, untung aja gue sama Raihan jadi yaa ga bingung-bingung amat.
"Un, gue masuk dulu yaa. Doain gue" ucap Nabila dan langsung berlalu pergi sambil melambaiksn tangan.
"Sip" gue mengacungkan jempol dan langsung menghampiri Raihan yang sedang duduk dibawah pohon rindang, katanya cuma neduh dan pengen main hp.
Entah, akhir-akhir ini dia lagi sering main hp dibandingkan dengan dulu. Ga masalah si bagi gue, tapi masalahnya dia mulai sedikit tertutup lagi ke gue. Jujur, gue kecewa banget tapi yaudahlah itu privasi dia juga.
"Han, cari eskrim yuk" gue berdiri tepat didepannya, tapi ga sedetik pun dia noleh ke gue untuk bilang "yuk","yaudah yo kesana" atau yang lainnya, menggandeng tangan gue mungkin.
Dia hanya mengangguk dan langsung berdiri dengan tatapan yang terus ke layar hp dengan sedikit senyum terukir diwajahnya saat gue denger hp dia berbunyi pelan.
Kita berjalan, bersama, sebelahan, searah, tapi tidak bersama si topik(mengobrol) yang pastinya akan lebih seru dan tidak se-garing ini.
"Han, itu ada eskrim kesana yuk beli dulu abis itu kita duduk di taman dekat sini" sekali lagi dia mengangguk dengan tangan yang menggenggam hp dengan kuat dan tatapan ke depan dengan sesekali melirik hp-nya, barangkali ada pesan masuk yang tidak dia dengar.
"Un, aku kesana bentar ya"
"Mau ngapain?"
"Bentar aja" dia langsung pergi begitu saja meninggalkan gue dengan ingus yang mau meler karna hati gue terasa terrusuk 10 jarum yang baru dibeli dan sangat runcing.
Raihan kenapa ya? Sebenernya dia lagi chat sama siapa dan dia mau ngapain kesana. Batin gue penasaran setengah kepo, jadinya kepo maximal.
Gue memutuskan untuk mencari Raihan sekaligus mengajaknya ke taman dan memakan eskrim dengan bercanda bersama.
Gue menengok ke kanan dan kiri, barang kali dia nyangkut di sela-sela rumput atau butiran debu.
"Raihan mana si. Lagian kenapa juga harus ninggalin gue, knapa gue ga diajak, lama banget lagi" gumam gue kesal kuadrat.
Gue mencarinya lagi. Dan...
"Ray.." gue menghentikan niat gue untuk memanggil Raihan saat gue lihat dia sedang bersama seorang cewe.
Oh Innas. Batin gue.
Gue melangkahkan kaki lagi, berniat untuk menghampiri mereka yang terlihat sedang asik mengobrol.
Stop.
Lagi-lagi gue mengurungkan niat gue, tidak hanya Innas, ada Ara yang sedikit berlari kearah mereka dengan wajah yang sangat ceria dengan tangan yang membawa 3 buah eskrim.
Bruk.
Gue menjatuhkan 2 eskrim di tangan gue begitu saja, jujur itu mahal dan uang gue bakal abis kalo gini terus.
"Una?" Raihan melihat gue, matanya menemukan suara tadi, suara benda yang gue jatuhkan, tepatnya makanan berupa eskrim.
Gue berbalik badan dan berjalan dengan cepat dengan air mata yang mulai tumpah. Karna tidak hanya itu, tadi sebelum gue menjatuhkan eskrim gue, mereka terlihat akan berpelukan tetapi tergagalkan oleh suara pengganggu.
"Unaa"
"Unaa tungguin aku, bentarr dong janga gitu dulu" dia berlari menghampiri gue.
Tangannya menggenggam erat pergelangan tangan gue, gue terus berusaha melepasnys tapi gagal.
"Un, maaf. Tapi aku ga bermaksud buat-.."
"Diem deh lo. Lo asik aja sama mereka, gue kira mulut sama hati lo itu sama, tapi ternyata lo sama aja kayak cowo-cowo lain yang cuma bisa janji di mulut bukan di hati." Gue menepis kasar tangan Raihan, gue berlari kecil menghampiri pohon yang Raihan duduki tadi, gue gatau sekarang gimana tapi yang pasti, gue benci banget sama dia.
"Un-..." gue langsung memeluk seseorang yang mengeluarkan sumber suara tadi, gue menangis sejadi-jadinya di pelukan dia, membasahi sedikit pundaknya.
"Un, lo kenapa? Duduk dulu deh sini" dia menyuruh gue duduk, gue pun menurut dengan berusaha menghapus air mata gue yang udah bercucuran dimana ditambah ingus yang terus keluar membuat muka gue makin ancur.
"Un lo kenapa? Cerita sama gue."
"Bil, lo tau kan? Dari kmarin Raihan sibuk sama hp-nya"
"Iya terus apa hubungannya"
"Sekarang gue tau dia chat sama siapa" gue terdiam sejenak, mengatur napas dan suara yang sedikit serak karna menangis
"Dia chat sama Innas, gue ga masalah dia chat sama Innas sekarang, tapi dia juga chat sama Ara, Bil" tangis gue makin pecah, gue memeluknya lagi dengan sangat erat lalu melepasnya.
"Tapi lo biasanya ga selenah ini hanya gara-gara Raihan chat sama dua cewe itu kan Un"
"Tapi tadi mereka bertiga ketemuan, Raihan ninggalin gue pas gue lagi beli eskrim, pas gue cari dia ternyata dia lagi sama dua cewe itu dan saat mereka hampir pelukan gue menjatuhkan eskrim gue dan bikin Raihan nengok ke arah gue. Gue bener-bener kecewa sama dia, Bilaaaa"
"Udah dong. Lo jangan gini, malu bego."
"Lo tau ga si, apa yang bikin gue makin sedih?" Dia hanya mengangkat alisnya dan mencoba bersabar menghadapi anak kecil di depannya ini.
"Eskrim nya gue jatuhin duanya dan itu mahalllllll. Gue ga rela, gue benci sama Raihan. Uang gue abis dong kalo tiap hari gini. Esskimmmmm." Rengek gue mengadu ke Nabila.
"Bego. Gue kira apaan, kurang ajar banget si lo" dia mulai ngomel-ngomel ga jelas, gue hanya berusahs menghentikan tangis gue dan menghapus kotoran-kotoran diwajah gue sejenis ingus dan air mata.
Lanjutannya? Secepatnya kok.
Biar penasaran aja,,
Vote terus!
Follow deh pasti lebih seru👌
KAMU SEDANG MEMBACA
Adik kelas VS Kakak Kelas
HumorNO COPAS COPAS YAA #10 in Humor / 16 Oktober 2017 #7 in Humor / 3 November 2017 #6 in Humor / 6 December 2017 SLOW UP Pertemuan dua makhluk aneh yang bernama Cewek berakhir menjadi persahabatan. Hidup yang dimasuki monster c...